BibTex Citation Data :
@article{Interaksi19476, author = {Ratih Dewi}, title = {ADAPTASI BUDAYA DALAM PERNIKAHAN ETNIS TIONGHOA-JAWA}, journal = {Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK Pernikahan beda etnis sudah menjadi fenomena yang banyak terjadi dalam masyarakat, apabila pasangan pernikahan yang beda etnis tidak saling beradaptasi maka akan timbul perpecahan diantara mereka. Penelitian ini bertujuan bagaimana adaptasi budaya pada pernikahan etnis Tionghoa-Jawa dalan membangun keharmonisan keluarga menggunakan teori Adaptasi (Judee Burgon) yang menjelaskan bahwa seseorang yang belum mengenal satu sama lain memiliki dua pola yaitu resiprokal serta kompensasi dan Teori Akomodasi (Mulac H. Giles) yang menjelaskan bahwa seseorang menggunakan strategi linguistik untuk menujukkan kemampuannya berinteraksi dengan orang yang memiliki perbedaan budaya dengannya. Tipe penelitian deskriptif kaulitatif dan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian ini adalah tiga pasang suami istri berbeda etnis antara Tionghoa-Jawa yang ada di perkampungan Semawis, Semarang. Hasil penelitian menujukkan bahwa ketiga pasangan penelitian yang berbeda etnis dengan adanya proses adaptasi dan akomodasi lambat laun mereka mampu memahami perbedaan sifat satu sama lain, meskipun awalnya masing-masing pasangan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan adaptasi dari awal perkenalan, waktu berpacaran sampai pasangan tersebut menikah. Masing-masing pasangan mampu memberikan pemahaman kepada orang tuanya kalau perbedaan etnis dan agama bukanlah sesuatu yang menjadi penghalang bagi rumah tangga. Keberhasilan proses adaptasi akan membawa pada keharmonisan hubungan dalam rumah tangga.Keberhasilan proses adaptasi juga mencerminkan keberhasilan pasangan dalam membangun komunikasi dengan pasangannya sehingga disini terbentuk sebagai keluarga yang harmonis. Ketiga pasangan dapat menjadi keluarga yang harmonis karena mereka saling menghargai antar anggota keluarga, memiliki komunikasi yang baik, selalu menyempatkan waktu bersama keluarga, saling menghormati satu sama lain, memilki ikatan yang erat antar anggota keluarga yang ditunjukkan dengan saling membantu, serta minimnya konflik dalam rumah tangga. Masing-masing pasangan menggunakan pola gabungan antara resiprokal dan kompensasi dalam teori adaptasi, kerena semua infroman awalnya memiliki persepsi negatif saat baru menjalin hubungan namun karena adanya diantara mereka memiliki keingan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam sehingga mereka memerlukan proses adaptasi untuk saling menyesuaikan diri satu sama lain. Kata Kunci : Adaptasi Budaya, Pernikahan Beda Etnis, Tionghoa-Jawa }, issn = {2548-4907}, pages = {32--37} doi = {10.14710/interaksi.6.2.32-37}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/19476} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAKPernikahan beda etnis sudah menjadi fenomena yang banyak terjadi dalam masyarakat, apabila pasangan pernikahan yang beda etnis tidak saling beradaptasi maka akan timbul perpecahan diantara mereka. Penelitian ini bertujuan bagaimana adaptasi budaya pada pernikahan etnis Tionghoa-Jawa dalan membangun keharmonisan keluarga menggunakan teori Adaptasi (Judee Burgon) yang menjelaskan bahwa seseorang yang belum mengenal satu sama lain memiliki dua pola yaitu resiprokal serta kompensasi dan Teori Akomodasi (Mulac H. Giles) yang menjelaskan bahwa seseorang menggunakan strategi linguistik untuk menujukkan kemampuannya berinteraksi dengan orang yang memiliki perbedaan budaya dengannya. Tipe penelitian deskriptif kaulitatif dan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian ini adalah tiga pasang suami istri berbeda etnis antara Tionghoa-Jawa yang ada di perkampungan Semawis, Semarang. Hasil penelitian menujukkan bahwa ketiga pasangan penelitian yang berbeda etnis dengan adanya proses adaptasi dan akomodasi lambat laun mereka mampu memahami perbedaan sifat satu sama lain, meskipun awalnya masing-masing pasangan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan adaptasi dari awal perkenalan, waktu berpacaran sampai pasangan tersebut menikah. Masing-masing pasangan mampu memberikan pemahaman kepada orang tuanya kalau perbedaan etnis dan agama bukanlah sesuatu yang menjadi penghalang bagi rumah tangga. Keberhasilan proses adaptasi akan membawa pada keharmonisan hubungan dalam rumah tangga.Keberhasilan proses adaptasi juga mencerminkan keberhasilan pasangan dalam membangun komunikasi dengan pasangannya sehingga disini terbentuk sebagai keluarga yang harmonis. Ketiga pasangan dapat menjadi keluarga yang harmonis karena mereka saling menghargai antar anggota keluarga, memiliki komunikasi yang baik, selalu menyempatkan waktu bersama keluarga, saling menghormati satu sama lain, memilki ikatan yang erat antar anggota keluarga yang ditunjukkan dengan saling membantu, serta minimnya konflik dalam rumah tangga. Masing-masing pasangan menggunakan pola gabungan antara resiprokal dan kompensasi dalam teori adaptasi, kerena semua infroman awalnya memiliki persepsi negatif saat baru menjalin hubungan namun karena adanya diantara mereka memiliki keingan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam sehingga mereka memerlukan proses adaptasi untuk saling menyesuaikan diri satu sama lain.Kata Kunci : Adaptasi Budaya, Pernikahan Beda Etnis, Tionghoa-Jawa
Article Metrics:
Last update:
PENGALAMAN KOMUNIKASI PENGANUT HARE KRISHNA SEBAGAI VEGETARIAN DI PROVINSI BALI
LINGKUNGAN BARU: ADAPTASI BUDAYA OLEH DOSEN CPNS
Last update: 2024-12-26 14:55:38