BibTex Citation Data :
@article{IP60445, author = {Muhammad Alfian}, title = {Gagasan dan Presepsi Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Rivalitas Amerika Serikat dengan China: Sebuah Resensi Kritis}, journal = {Indonesian Perspective}, volume = {8}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {Gagasan, Presepsi, Politik Luar Negeri Indonesia}, abstract = { “Mendajung antara dua karang” merupakan salah satu karya Bung Hatta untuk mengambarkan posisi Indonesia pada masa Perang Dingin. Secara garis besar karya ini merupakan bagian dari konsolidasi kebijakan luar negeri Indonesia dalam menghadapi perang ideologi besar antara dua negara berpengaruh Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Istilah Mendayung dalam dua karang ini merupakan istilah yang dapat mengambarkan politik luar negeri bebas aktif yang berusaha untuk terhindar dari tekanan eksternal dari negara hegemoni menyebar luaskan pengaruhnya terhadap Indonesia. Persaingan Amerika Serikat dan Uni Soviet mungkin sudah tidak relevan lagi dalam konteks kontemporer sejak runtuhnya Uni Soviet, akan tetapi Daniel Novotny membawa gagasan ‘mendajung antara dua karang” untuk menjelaskan politik luar negeri Indonesia terhadap Amerika Serikat dan China dalam bukunya yang berjudul “Torn between Amerika dan China; Elite Perceptions and Indonesian Foreign Policy”. Buku Novonty merupakan suatu kajian yang memberikan pemahaman pembuat kebijakan Indonesia pasca perang dingin dengan menitik beratkan upaya Indonesia dalam menemukan jalannya ditengah persaingan dua kekuatan besar antara Amerika Serikat dan China. Selain itu, Novonty juga menyoroti bagaimana persepsi terhadap permasalahan keamanan para elit politik “pejabat” yang diambil berdasarkan pemikiran dan pandangan presiden, menteri, diplomat senior dan perwira tinggi angkatan darat Indonesia terhadap dunia luar pasca perang dingin. Pemikiran dan padangan elit politik menjadi determinan dalam proses melihat ancaman, sehingga berpengaruh pada politik luar negeri Indonesia ditengah dua persaingan kekuatan besar yaitu AS dan China. }, issn = {2548-1436}, pages = {332--338} doi = {10.14710/ip.v8i2.60445}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ip/article/view/60445} }
Refworks Citation Data :
“Mendajung antara dua karang” merupakan salah satu karya Bung Hatta untuk mengambarkan posisi Indonesia pada masa Perang Dingin. Secara garis besar karya ini merupakan bagian dari konsolidasi kebijakan luar negeri Indonesia dalam menghadapi perang ideologi besar antara dua negara berpengaruh Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Istilah Mendayung dalam dua karang ini merupakan istilah yang dapat mengambarkan politik luar negeri bebas aktif yang berusaha untuk terhindar dari tekanan eksternal dari negara hegemoni menyebar luaskan pengaruhnya terhadap Indonesia. Persaingan Amerika Serikat dan Uni Soviet mungkin sudah tidak relevan lagi dalam konteks kontemporer sejak runtuhnya Uni Soviet, akan tetapi Daniel Novotny membawa gagasan ‘mendajung antara dua karang” untuk menjelaskan politik luar negeri Indonesia terhadap Amerika Serikat dan China dalam bukunya yang berjudul “Torn between Amerika dan China; Elite Perceptions and Indonesian Foreign Policy”. Buku Novonty merupakan suatu kajian yang memberikan pemahaman pembuat kebijakan Indonesia pasca perang dingin dengan menitik beratkan upaya Indonesia dalam menemukan jalannya ditengah persaingan dua kekuatan besar antara Amerika Serikat dan China. Selain itu, Novonty juga menyoroti bagaimana persepsi terhadap permasalahan keamanan para elit politik “pejabat” yang diambil berdasarkan pemikiran dan pandangan presiden, menteri, diplomat senior dan perwira tinggi angkatan darat Indonesia terhadap dunia luar pasca perang dingin. Pemikiran dan padangan elit politik menjadi determinan dalam proses melihat ancaman, sehingga berpengaruh pada politik luar negeri Indonesia ditengah dua persaingan kekuatan besar yaitu AS dan China.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-25 01:32:03
The author(s) whose article is published in the IP (Indonesian Perspective) attain the copyright for their article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. By submitting the manuscript to IP (Indonesian Perspective), the author(s) agree with this policy. No special document approval is required.
The author(s) guarantee that:
The author(s) retain all rights to the published work, such as (but not limited to) the following rights:
Suppose the article was prepared jointly by more than one author. Each author submitting the manuscript warrants that all co-authors have given their permission to agree to copyright and license notices (agreements) on their behalf and notify co-authors of the terms of this policy. IP (Indonesian Perspective) will not be held responsible for anything arising because of the writer's internal dispute. IP (Indonesian Perspective) will only communicate with correspondence authors.
Authors should also understand that their articles (and any additional files, including data sets and analysis/computation data) will become publicly available once published. The license of published articles (and additional data) will be governed by a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. IP (Indonesian Perspective) allows users to copy, distribute, display and perform work under license. Users need to attribute the author(s) and IP (Indonesian Perspective) to distribute works in journals and other publication media. Unless otherwise stated, the author(s) is a public entity as soon as the article is published.
View My Stats