BibTex Citation Data :
@article{J@TI34835, author = {Zainal Rosyada and Heru Prastawa and Monita Hidayah and Enny Nurlaili}, title = {DESAIN POLA ISTIRAHAT PEKERJA SESING DENGAN PENDEKATAN FISIOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {16}, number = {1}, year = {2021}, keywords = {Beban Kerja Fisik; Denyut Nadi; Waktu Istirahat Pendek; Asupan Energi}, abstract = { Penelitian ini dilakukan di PT X yang memproduksi olahan kayu. Kelelahan dan kejenuhan pekerja terjadi pada bagian sesing. Karyawan bekerja selama 8 jam per shift. Tingkat kelelahan pekerja diperkirakan menjadi salah satu penyebab kelelahan dan kejenuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat beban kerja fisik dan konsumsi energi yang membutuhkan adanya waktu istirahat pendek tambahan. Waktu istirahat pendek ini untuk meringankan beban kerja dan menggantikan energi yang keluar selama bekerja, sehingga pekerja bisa bekerja secara optimal. Beban kerja fisik berdasarkan cardiovasculairload (%CVL) yang diukur melalui denyut nadi menggunakan smart band. Konsumsi energi dikonversikan kepada kebutuhan waktu istirahat menggunakan persamaan Murrel. Pengukuran dilakukan pada dua perlakuan, bekerja sebelum rekomendasi (kondisi awal) dan bekerja sesuai rekomendasi (kondisi intervensi). Rekomendasi pola istirahat kerja berupa penerapan istirahat pendek dan pemberian asupan energi yang diberikan pada pukul 09.30 selama 15 menit dan pada pukul 14.00 selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata denyut nadi kerja pada saat kondisi awal 107,35 denyut/ menit; saat kondisi intervensi 104,13 denyut/ menit. Terjadi penurunan sebesar 3%. Rata-rata %CVL pada kondisi awal 29,97%, sedangkan kondisi intervensi 26,99%. Terjadi penurunan sebesar 9.94%. Rata-rata konsumsi energi pada kondisi awal 3.19 kkal/ menit, sedangkan kondisi intervensi 2.87 kkal/ menit. Terjadi penurunan sebesar 10.03%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan rekomendasi dapat meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan beban kerja. Abstract [ Design of Rest Break o f Sesing Workers Using Physiological Approaches to Improve Productivity] This research was conducted at PT X which produced processed wood. Fatigue and workers' saturation occur in the sesang section. Employees work for 8 hours per shift. Workers' fatigue rates are estimated to be one of the causes of fatigue and saturation. This study aims to determine the level of physical workload and energy consumption that need additional short rest periods. The physical workload level and energy consumption are studied to determine the length of additional short breaks. This short break time is to ease the workload and replace the energy that comes out during work, so workers can work optimally. Physical workload based on cardiovasculaIirlload (% CVL) which is measured by pulse using a smart band. Energy consumption is converted to the need for rest time using the Murrel equation. Measurements are carried out on two treatments, work before recommendations (initial conditions) and work according to the recommendation (intervention conditions). Recommended work break patterns in the form of the application of short breaks and the provision of energy intake given at 09.30 for 15 minutes and at 2:00 p.m. for 10 minutes. The results showed the average pulse of work when kondisi awal 107.35 beats/ minute; When kondisi intervensi 104.13 beat/ minute. Decreased by 3%. The average% CVL on initial conditions is 29.97%, while intervention conditions 26.99%. Decreased by 9.94%. The average energy consumption on kondisi awal 3.19 kcal/ minute, while kondisi intervensi 2.87 kcal/ minute. A decrease of 10.03%. It can be concluded that the application of recommendations can increase work productivity and reduce workload. Keywords : Physical Workload; Heart Rate; Short Rest Time; Energy Intake }, issn = {2502-1516}, pages = {10--20} doi = {10.14710/jati.16.1.10-20}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/34835} }
Refworks Citation Data :
Penelitian ini dilakukan di PT X yang memproduksi olahan kayu. Kelelahan dan kejenuhan pekerja terjadi pada bagian sesing. Karyawan bekerja selama 8 jam per shift. Tingkat kelelahan pekerja diperkirakan menjadi salah satu penyebab kelelahan dan kejenuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat beban kerja fisik dan konsumsi energi yang membutuhkan adanya waktu istirahat pendek tambahan. Waktu istirahat pendek ini untuk meringankan beban kerja dan menggantikan energi yang keluar selama bekerja, sehingga pekerja bisa bekerja secara optimal. Beban kerja fisik berdasarkan cardiovasculairload (%CVL) yang diukur melalui denyut nadi menggunakan smart band. Konsumsi energi dikonversikan kepada kebutuhan waktu istirahat menggunakan persamaan Murrel. Pengukuran dilakukan pada dua perlakuan, bekerja sebelum rekomendasi (kondisi awal) dan bekerja sesuai rekomendasi (kondisi intervensi). Rekomendasi pola istirahat kerja berupa penerapan istirahat pendek dan pemberian asupan energi yang diberikan pada pukul 09.30 selama 15 menit dan pada pukul 14.00 selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata denyut nadi kerja pada saat kondisi awal 107,35 denyut/ menit; saat kondisi intervensi 104,13 denyut/ menit. Terjadi penurunan sebesar 3%. Rata-rata %CVL pada kondisi awal 29,97%, sedangkan kondisi intervensi 26,99%. Terjadi penurunan sebesar 9.94%. Rata-rata konsumsi energi pada kondisi awal 3.19 kkal/ menit, sedangkan kondisi intervensi 2.87 kkal/ menit. Terjadi penurunan sebesar 10.03%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan rekomendasi dapat meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan beban kerja.
Abstract
[Design of Rest Break of Sesing Workers Using Physiological Approaches to Improve Productivity]This research was conducted at PT X which produced processed wood. Fatigue and workers' saturation occur in the sesang section. Employees work for 8 hours per shift. Workers' fatigue rates are estimated to be one of the causes of fatigue and saturation. This study aims to determine the level of physical workload and energy consumption that need additional short rest periods. The physical workload level and energy consumption are studied to determine the length of additional short breaks. This short break time is to ease the workload and replace the energy that comes out during work, so workers can work optimally. Physical workload based on cardiovasculaIirlload (% CVL) which is measured by pulse using a smart band. Energy consumption is converted to the need for rest time using the Murrel equation. Measurements are carried out on two treatments, work before recommendations (initial conditions) and work according to the recommendation (intervention conditions). Recommended work break patterns in the form of the application of short breaks and the provision of energy intake given at 09.30 for 15 minutes and at 2:00 p.m. for 10 minutes. The results showed the average pulse of work when kondisi awal 107.35 beats/ minute; When kondisi intervensi 104.13 beat/ minute. Decreased by 3%. The average% CVL on initial conditions is 29.97%, while intervention conditions 26.99%. Decreased by 9.94%. The average energy consumption on kondisi awal 3.19 kcal/ minute, while kondisi intervensi 2.87 kcal/ minute. A decrease of 10.03%. It can be concluded that the application of recommendations can increase work productivity and reduce workload.
Keywords: Physical Workload; Heart Rate; Short Rest Time; Energy Intake
Article Metrics:
Last update:
Examining Physical Workload and Manual Material Handling: A NIOSH Lifting Equation Analysis for Packing Workers at PT X
Last update: 2024-11-12 17:08:02
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License