BibTex Citation Data :
@article{J@TI5068, author = {Dewi Kurniasih and Renanda Rachmadita}, title = {PENGUKURAN BUDAYA K3 PADA TINGKAT NON MANAJERIAL DENGAN MENGGUNAKAN COOPER’S RECIPROCAL SAFETY CULTURE MODEL DI PT. X}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {8}, number = {2}, year = {2013}, keywords = {}, abstract = { Keselamatan kerja (safety) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menjamin kesejahteraan pekerja. Penyelenggaraan program safety dalam kegiatan operasional maupun manajerial di suatu perusahaan memberikan dampak positif karena mampu mempertahankan reputasi dan memberi keuntungan bagi perusahaan. Budaya keselamatan kerja (safety culture) merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi dan nilai yang disepakati secara bersama yang berkenaan dengan Keselamatan Kerja. Dimana safety culture diterapkan untuk mencapai derajat performansi K3 yang dipahami dan dijadikan prioritas utama dalam suatu organisasi. Permasalahan yang terjadi adalah sulitnya membangun safety culture di lingkungan kerja sebagai bentuk perilaku pencegahan kecelakaan ketika bekerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan safety culture pada level non manajerial di perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan kuesioner yang disebar ke tingkat non manajerial PT. X., dimana kuesioner yang disusun berdasarkan Cooper's Reciprocal Safety Culture Model yaitu budaya yang dilihat dari dimensi orang, organisasi dan faktor pekerjaan, tetapi pada penelitian ini yang menjadi telaah adalah dimensi orang yang jika dijabarkan lagi yaitu menjadi 10 sub dimensi. Hasil dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil pengukuran skor penilaian safety culture seluruh responden melebih skor 3 yang artinya budaya keselamatan yang ada di PT. X melebihi rata-rata. Dari hasil tersebut factor yang masih lemah , berada pada sub dimensi keyakinan tentang penyebab kecelakaan, pengaruh tekanan kerja dan efektifitas prosedur darurat, dengan skor < 4. Kata Kunci : budaya keselamatan kerja, cooper’s reciprocal safety culture model , keselamatan kerja, non manajerial Abstract Safety is one of the important factors to be considered by the company to ensure the welfare of workers. Implementation of safety programs within operational and managerial activities have a positive effect for the company because it is able to maintain its reputation and benefit for the company. Safety culture is the attitudes, beliefs, perceptions and values that employees share in relation to safety which is applied to achieve the degree of safety performance that is understood and used as a priority in organization. The problem is the difficulties of establishing safety culture in the workplace as a form of accident prevention behaviors during work. Therefore , this study aimed to determine the extent of the application of the safety culture at the non-managerial level in the company. This study was conducted with the help of questionnaires distributed to a non-managerial level PT. X, where questionnaires were developed based on Cooper's Reciprocal Safety Culture Model, which are 3 dimension, they are people dimension, organization and job factors. In this study, the focus is a people dimension and if we explain come to 10 sub dimension. The results from this study is the value of safety culture of all respondents is more than 3. This means that the safety culture in PT. X more than the average. From these results, the sub dimensions of beliefs about the causes of the accident, the effect of work pressure and effectiveness of emergency procedures each has score less than 4. Thus, these sub dimensions are still weak. Keywords : cooper’s reciprocal safety culture model, non managerial, safety, safety culture }, issn = {2502-1516}, pages = {83--88} doi = {10.12777/jati.8.2.83-88}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/5068} }
Refworks Citation Data :
Keselamatan kerja (safety) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menjamin kesejahteraan pekerja. Penyelenggaraan program safety dalam kegiatan operasional maupun manajerial di suatu perusahaan memberikan dampak positif karena mampu mempertahankan reputasi dan memberi keuntungan bagi perusahaan. Budaya keselamatan kerja (safety culture) merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi dan nilai yang disepakati secara bersama yang berkenaan dengan Keselamatan Kerja. Dimana safety culture diterapkan untuk mencapai derajat performansi K3 yang dipahami dan dijadikan prioritas utama dalam suatu organisasi. Permasalahan yang terjadi adalah sulitnya membangun safety culture di lingkungan kerja sebagai bentuk perilaku pencegahan kecelakaan ketika bekerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan safety culture pada level non manajerial di perusahaan.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan kuesioner yang disebar ke tingkat non manajerial PT. X., dimana kuesioner yang disusun berdasarkan Cooper's Reciprocal Safety Culture Model yaitu budaya yang dilihat dari dimensi orang, organisasi dan faktor pekerjaan, tetapi pada penelitian ini yang menjadi telaah adalah dimensi orang yang jika dijabarkan lagi yaitu menjadi 10 sub dimensi.
Hasil dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil pengukuran skor penilaian safety culture seluruh responden melebih skor 3 yang artinya budaya keselamatan yang ada di PT. X melebihi rata-rata. Dari hasil tersebut factor yang masih lemah , berada pada sub dimensi keyakinan tentang penyebab kecelakaan, pengaruh tekanan kerja dan efektifitas prosedur darurat, dengan skor < 4.
Kata Kunci : budaya keselamatan kerja, cooper’s reciprocal safety culture model, keselamatan kerja, non manajerial
Abstract
Safety is one of the important factors to be considered by the company to ensure the welfare of workers. Implementation of safety programs within operational and managerial activities have a positive effect for the company because it is able to maintain its reputation and benefit for the company. Safety culture is the attitudes, beliefs, perceptions and values that employees share in relation to safety which is applied to achieve the degree of safety performance that is understood and used as a priority in organization. The problem is the difficulties of establishing safety culture in the workplace as a form of accident prevention behaviors during work. Therefore, this study aimed to determine the extent of the application of the safety culture at the non-managerial level in the company.
This study was conducted with the help of questionnaires distributed to a non-managerial level PT. X, where questionnaires were developed based on Cooper's Reciprocal Safety Culture Model, which are 3 dimension, they are people dimension, organization and job factors. In this study, the focus is a people dimension and if we explain come to 10 sub dimension.
The results from this study is the value of safety culture of all respondents is more than 3. This means that the safety culture in PT. X more than the average. From these results, the sub dimensions of beliefs about the causes of the accident, the effect of work pressure and effectiveness of emergency procedures each has score less than 4. Thus, these sub dimensions are still weak.
Keywords : cooper’s reciprocal safety culture model, non managerial, safety, safety culture
Article Metrics:
Last update:
ANALISIS ASPEK PEMBENTUK BUDAYA K3 DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA PRODUKSI RESIN DI SIDOARJO
Correlation of Work Motivation, Reward, and Punishment with Compliance Behavior in Using Personal Protective Equipment
Last update: 2024-11-24 09:59:07
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License