BibTex Citation Data :
@article{J@TI68273, author = {Zahwa Gumilang and Muhammad Mahfudz}, title = {PENGUKURAN READINESS LEVEL MENGGUNAKAN INDI 4.0: STUDI KASUS UMKM DI BANDUNG}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {20}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {transformasi digital; UMKM; INDI 4.0; COVID-19; Industri 4.0}, abstract = { Pandemi COVID-19 mendorong banyak UMKM yang terdampak penurunan omzet untuk segera beradaptasi melalui adopsi teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan UMKM di wilayah Bandung, dalam menghadapi transformasi digital, serta mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi selama proses tersebut. Metode yang digunakan adalah survei dengan instrumen kuesioner berbasis INDI 4.0 (Industri 4.0 Readiness Index), yang terdiri atas 5 pilar dan 17 bidang dengan total 32 pertanyaan. Sampel terdiri dari 16 UMKM yang bergerak di sektor fesyen, makanan dan minuman, serta furniture. Metode analisis deskriptif antara lain mean, persentase dan grafik radar digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh UMKM berada pada level 1 atau tahap awal dalam kesiapan menuju Industri 4.0. Tantangan utama yang dihadapi meliputi keterbatasan akses terhadap pendanaan serta kurangnya tenaga kerja yang kompeten dalam proses digitalisasi. Oleh karena itu, dukungan finansial seperti skema pinjaman P2P lending berbasis syariah dapat menjadi solusi alternatif. Selain itu, peran aktif pemilik UMKM dalam menyelenggarakan workshop atau pelatihan mengenai Industri 4.0 dinilai penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan karyawan dalam menghadapi era digital. Penelitian ini berkontribusi dalam penggunaan INDI 4.0 untuk mengukur kesiapan digital UMKM non-manufaktur serta mengidentifikasi tantangan dalam transformasi digital. Abstract [Assessment of Digital Readiness Using INDI 4.0: A Case Study of MSMEs in Bandung] The COVID-19 pandemic has compelled many MSMEs facing declining revenues to adopt digital technologies rapidly. This study aims to assess the digital readiness of MSMEs in Bandung and identify key challenges in their digital transformation journey. A survey was conducted using a questionnaire based on the Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), comprising 5 pillars and 17 dimensions across 32 items. The sample includes 16 MSMEs from the fashion, food and beverage, and furniture sectors. Descriptive analyses, including means, percentages, and radar charts, were employed. Findings indicate that all MSMEs are at level 1—initial readiness—for Industry 4.0. Major challenges include limited access to funding and a lack of digitally skilled labor. Sharia-compliant P2P lending and owner-driven training initiatives are suggested as potential enablers. This study contributes to the application of INDI 4.0 in the non-manufacturing MSME context and offers insights into the barriers to digital transformation in emerging economies. Keywords : digital transformation;MSMEs; INDI 4.0; COVID-19; Industry 4.0 }, issn = {2502-1516}, pages = {111--124} doi = {10.14710/jati.20.2.111-124}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/68273} }
Refworks Citation Data :
Pandemi COVID-19 mendorong banyak UMKM yang terdampak penurunan omzet untuk segera beradaptasi melalui adopsi teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan UMKM di wilayah Bandung, dalam menghadapi transformasi digital, serta mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi selama proses tersebut. Metode yang digunakan adalah survei dengan instrumen kuesioner berbasis INDI 4.0 (Industri 4.0 Readiness Index), yang terdiri atas 5 pilar dan 17 bidang dengan total 32 pertanyaan. Sampel terdiri dari 16 UMKM yang bergerak di sektor fesyen, makanan dan minuman, serta furniture. Metode analisis deskriptif antara lain mean, persentase dan grafik radar digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh UMKM berada pada level 1 atau tahap awal dalam kesiapan menuju Industri 4.0. Tantangan utama yang dihadapi meliputi keterbatasan akses terhadap pendanaan serta kurangnya tenaga kerja yang kompeten dalam proses digitalisasi. Oleh karena itu, dukungan finansial seperti skema pinjaman P2P lending berbasis syariah dapat menjadi solusi alternatif. Selain itu, peran aktif pemilik UMKM dalam menyelenggarakan workshop atau pelatihan mengenai Industri 4.0 dinilai penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan karyawan dalam menghadapi era digital. Penelitian ini berkontribusi dalam penggunaan INDI 4.0 untuk mengukur kesiapan digital UMKM non-manufaktur serta mengidentifikasi tantangan dalam transformasi digital.
Abstract
[Assessment of Digital Readiness Using INDI 4.0: A Case Study of MSMEs in Bandung] The COVID-19 pandemic has compelled many MSMEs facing declining revenues to adopt digital technologies rapidly. This study aims to assess the digital readiness of MSMEs in Bandung and identify key challenges in their digital transformation journey. A survey was conducted using a questionnaire based on the Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), comprising 5 pillars and 17 dimensions across 32 items. The sample includes 16 MSMEs from the fashion, food and beverage, and furniture sectors. Descriptive analyses, including means, percentages, and radar charts, were employed. Findings indicate that all MSMEs are at level 1—initial readiness—for Industry 4.0. Major challenges include limited access to funding and a lack of digitally skilled labor. Sharia-compliant P2P lending and owner-driven training initiatives are suggested as potential enablers. This study contributes to the application of INDI 4.0 in the non-manufacturing MSME context and offers insights into the barriers to digital transformation in emerging economies.
Keywords: digital transformation;MSMEs; INDI 4.0; COVID-19; Industry 4.0
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-06-06 17:10:58
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License