skip to main content

PEMANFAATAN TENAGA ANGIN DAN SURYA SEBAGAI ALAT PEMBANGKIT LISTRIK PADA BAGAN PERAHU

*Ari Wibawa Budi Santosa  -  Program Studi Teknik Perkapalan,, Indonesia
Imam Pujo Mulyatno  -  Program Studi Teknik Perkapalan,, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Tenaga matahari dapat dikonversi langsung menjadi energi listrik dengan menggunakan solar cell atau photovoltaik. Begitu pula energi gerak angin yang dapat dimanfaatkan dengan cara menerapkan angin tersebut ke penampang baling-baling supaya berputar. Putaran inilah yang akan membangkitkan listrik sedemikian rupa sehingga energi listrik tersebut dapat disimpan dalam batere. Pengujian alat pembangkit listrik tenaga angin dan surya pada bagan perahu di laksanakan di perairan utara Demak. Hasilnya  Solar cell lebih responsif mengisi batere/accu dibandingkan Wind turbine karena keberadaan cahaya matahari relatif lebih kontinyu dan stabil dibandingkan angin. Persentase keberhasilan pengisian Wind turbine dalam ± 12 jam @ 69%, hal ini dapat terjadi karena keberadaan angin yang tidak terus menerus dan kecepatan angin yang tidak konstan. Batere/accu setelah pengisian oleh solar cell selama 12 jam efektif mampu menghasilkan listrik sebesar 650 Watt-jam. Batere/accu setelah pengisian oleh Wind turbine selama 8,65 jam efektif mampu menghasilkan listrik sebesar 44,82 Watt-jam.  Jika dilihat segi sosial ekonomi dengan energi alternatif, masyarakat sudah tidak lagi tergantung oleh BBM untuk penerangan di bagan apung mereka.

Fulltext View|Download
Keywords: Solar cell, Wind turbine; Energi Alternatif; Zero pollution

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-03-28 20:07:58

  1. Solar powered portable electric stove for disaster impacted areas

    Habibullah. International Journal of Scientific and Technology Research, 8 (11), 2019.
  2. A Design of Building Prototype of Micro Hidro Hybrid Electricity and Solar Cell as A Learning Media for Electrical Engineering Practicum

    Sugeng. Journal of Physics: Conference Series, 127 (1), 2019. doi: 10.1088/1742-6596/1364/1/012051