skip to main content

Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Industri Batik Rumahan di Kota Pekalongan

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Received: 26 Sep 2019; Revised: 25 Apr 2020; Accepted: 11 May 2020; Published: 1 Jun 2020.
Open Access Copyright (c) 2020 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Latar Belakang : Jumlah industri batik di Pekalongan sebanyak 315 unit dengan sekitar 15.782 pekerja dimana sejumlah pekerja tersebut berisiko terkena Penyakit Akibat Kerja. Penyebab utama Penyakit Akibat Kerja pada pekerja batik yaitu berupa bahan utama atau pendukung proses pembuatan batik yang dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan pekerjanya. Polutan yang dihasilkan oleh proses pengelolaan bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batik dapat mengganggu kesehatan para pekerjanya, serta lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja industri batik rumahan di Kota Pekalongan.

Metode : Jenis penelitian analitik observasional dengan studi cross sectional. Jumlah sampel yaitu 49 orang yang merupakan pekerja batik di bagian proses pelekatan lilin, pewarnaan dan penghilangan lilin yang berada di Kampung Batik Pesindon dan Kauman Kota Pekalongan. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square.

Hasil : Hasil pada penelitian menunjukkan 28 responden (57,1%) mengalami gangguan fungsi paru, dengan 24 responden (49%) restriktif dan 4 responden (8,1%) obstruktif. Variabel yang berhubungan dengan kapasitas vital paru dan menjadi faktor risiko adalah masa kerja (p=0,047; RP=1,9; 95%CI=1,008-3,58); dan lama kerja (p=0,025; RP=2,4; 95%CI=1,018-5,67).

Kesimpulan : Faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja industri batik rumahan di Kota Pekalongan adalah masa kerja dan lama kerja.

Kata Kunci : kapasitas vital paru, pekerja batik, paparan.

 

ABSTRACT

Title: Factors Related with Lung Vital Capacity on Batik Home Industry Workers in Pekalongan City

 

Background : The number of batik industries in Pekalongan is 315 units with around 15.782 workers in which a number of these workers are at risk of occupational diseases. The main cause of occupational diseases on batik workers is the main ingredients or additional ingredients in the process of making batik which can have a negative impact on the health of workers. Pollutants that produced by the process of managing the raw materials that used in the process of making batik can have an impact for the health of workers and the environment. Based on these problems, this study aims to determine the factors related with lung vital capacity on batik  industry workers in PekaIongan City.

Method : This research was an observational analytic study with a cross sectional design. The number of samples is 49 people who are batik workers in the part of the process of sticking wax, coloring and removing wax that is in the Batik Pesindon and Kauman Village of Pekalongan City. Data analyzed using Chi-Square Test.

Result : The result of this research represent that there is 28 respondents (57,1%) had the abnormal lung vital capacity with the number of 24 respondents (49%) restrictive and 4 respondents (8,1%) obstructive. Variables that related with lung vital capacity and become a risk factor is working periode (p=0,047; 1,9; 95%CI=1,008-3,58); and duration of work (p=0,025; PR=2,4; 95%CI=1,018-5,67).

Conclusion : Factors that related with lung vital capacity in batik  industry workers in Pekalongan City is working periode and duration of work.

 

Keywords : lung vital capacity, batik workers, exposure

Fulltext View|Download
Keywords: kapasitas vital paru; pekerja batik; paparan

Article Metrics:

  1. Latif RVN, Ristiawati, Nor I. Profil Potensi Penyakit Akibat Kerja Tahapan Pembatikan. Unnes Journal Of Public Health. 2016;5(4):348-54
  2. Fauzia, LP, Hardian, Tanjung AS. Hubungan Antara Paparan Asap Pembakaran Lilin Batik dengan Fungsi Paru Pengrajin Batik Tulis. Jurnal Fakultas Kedokteran UNDIP. 2015 Oktober;4(4):1119-31
  3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Gangguan Faal Paru. Jakarta. PDPI. 2013
  4. Hafidzah F. Pengaruh Paparan Polutan Udara Terhadap VO2 Max pada Pekerja Batik di Lingkungan Pabrik Batik. Jurnal Kedokteran Indonesia. 2009;1:167-71
  5. Altalag A, Road J, Wilcox P. Pulmonary Function Tests in Clinical Practice: Springer; 2009
  6. Anes NI, Kawatu PAT, Umboh JML. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja di PT. Tonase Line Kota Bitung. JIKMU. 2015;5(3):600-7
  7. Riyanto, Pamungkas AW, Jafar MA, editors. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik;1997:1-79
  8. Susanto S. Teknik Membuat Batik: Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian;1980:5-95
  9. Rahmatullah, P. Penyakit Paru Lingkungan-Kerja. Bagian Penyakit dalam FK UNDIP. 2006
  10. Agustin CPM. Masa Kerja, Sikap Kerja dan Kejadian Sindrom Karpal pada Pembatik. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012;7(2):170-76
  11. Ilhaq AJ, Kawatu PA, Lampus BS. Hubungan Antara Umur, Masa Kerja dan Status Gizi dengan Kapasitas Vital Paru pada Penambang Emas di Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu Kecamatan Dimembe. 2015:1–8
  12. Laeila A, Budiyono, Onny S. Hubungan Paparan Debu Terhirup dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Pertambangan Pasir dan Batu Perusahaan X Rowosari Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018;6(4):463–76
  13. Pinugroho BS, Kusumawati Y. Hubungan Usia, Lama Paparan Debu, Penggunaan APD, Kebiasaan Merokok dengan Gangguan Fungsi Paru Tenaga Kerja Mebel di Kec. Kalijambe Sragen. Jurnal Kesehatan. 2017;10(2):37–44
  14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
  15. Helmy R Hubungan Paparan Debu dan Karakteristik Individu dengan Status Faal Paru Pedagang di Sekitar Kawasan Industri Gresik. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2019;11(2). https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.150-57

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-10-06 04:47:18

No citation recorded.