skip to main content

Gambaran Cemaran Timbal pada Jajanan Gorengan di Salah Satu Kecamatan Kota Semarang

*Mutiara Afri Sagita  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Nikie Astorina Yunita Dewanti  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Sulistiyani Sulistiyani  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2020 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Makanan jajanan sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia, salah satunya adalah gorengan. Namun, gorengan merupakan jajanan berisiko terkontaminasi logam, yangmana memiliki efek toksik pada tubuh manusia. Hasil studi ini, ditemukan gorengan mengandung timbal dan melebihi batas seharusnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran cemaran timbal pada gorengan di salah satu kecamatan Kota Semarang.

Metode: Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan metode cross sectional. Penentuan sampel secara total sampling sebanyak 38 pedagang gorengan dan sampel bakwan.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal pada gorengan tidak memenuhi syarat sebesar (26,3%) dengan rata-rata sebesar 0,184 mg/kg dan kondisi sanitasi sarana penjaja masih buruk (28,9%). Jenis minyak yang banyak digunakan pedagang gorengan adalah minyak curah dengan kondisi minyak goreng awal berjualan adalah minyak campuran. Hasil perhitungan peneliti, rata-rata frekuensi menggoreng pedagang sebanyak ±24 kali dalam sesaat. Kadar timbal sebelum dan sesudah penggorengan pada minyak goreng curah yaitu 0,087 dan 0,152 mg/kg, sedangkan minyak goreng kemasan sebesar <0,010 dan 0,015 mg/kg.

Simpulan: Gorengan di Kecamatan X Kota Semarang positif mengandung timbal dengan hasil rata-rata sebesar 0,184 mg/kg dan 31,58% tidak memenuhi syarat serta 28,9% sanitasi sarana buruk.

Kata kunci: timbal, gorengan, sanitasi sarana penjaja


ABSTRACT

Title: Description of Lead Contamination in Fried Snacks in One District of Semarang City

 

 

Introduction: treet foods have become daily food of Indonesian, which one of is fried foods. But, fried food is a risk contaminated by metals, which has a toxic effect on the human body. In this study, the level of lead present on fried foods and not eligible. This study aims to determine lead contamination in fried foods in one of the sub-districts of Semarang City.

Method: This study is observational-descriptive with a cross-sectional design. There were 38 fried food sellers and bakwan by total sampling.

Result: The results showed (26.3%) the level of lead in fried food didn't eligible with an average of 0.184 mg/kg and (28.9%) the sanitation of the vendor was poor. The most oil used is bulk oil with a source from mixed oil. The average frequency of frying is ± 24 times in a moment. The level of lead on before and after frying in bulk oil is 0.087 mg/kg and 0.152 mg/kg, while the oil package is <0.010 and 0.015 mg/kg.

Conclusion: Fried foods in Sub-district X of Semarang City positively contained lead with an average of 0.184 mg/kg, 31.58% didn’t eligible and 28,9% sanitation of facility still poor.

 

Keywords: lead, fried foods, sanitation of vendor facilities

 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Ethical Clearance
Subject
Type Research Instrument
  View (557KB)    Indexing metadata
 Research Instrument
Gambar dan Tabel Artikel
Subject
Type Research Instrument
  Download (174KB)    Indexing metadata
Keywords: timbal; gorengan; sanitasi sarana penjaja

Article Metrics:

  1. Kementerian Pertanian. Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2018. Jakarta: . Kementerian Pertanian Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal.; 2018
  2. Wirjatmadi A. Peran Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group; 2012
  3. Badan Pusat Statistik. Survei Ekonomi Sosial Nasional (Susenas) tahun 2016. Badan Pusat Statistik; 2016
  4. Food and Agriculture Organization (FAO). The Place Of Urban And Peri-Urban Agriculture (UPA) In National Food Security Programmes. Rome: Technical Cooperation Dept; 2011
  5. Ardalina, Hasan W, Chahaya I. Analisa Kadar Timbal (Pb) Pada Gorengan Yang Disajikan Menggunakan Penutup Dan Tidak Menggunakan Penutup Pada Kawasan Traffic Light Kota Medan Tahun 2012. 2012;1–10
  6. Gemala M. Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal ( Pb ) Pada Makanan Gorengan. J Tek Ibnu Sina. 2018;3(1):37–42
  7. Siswanto W, Mulasari SA. Pengaruh Frekuensi Penggorengan Terhadap Peningkatan Peroksida Minyak Goreng Curah Dan Fortifikasi Vitamin A. KESMAS. 2015;9(1):1–10
  8. Sumardjo D. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. 2009: EGC; 2009
  9. Tjahja M, Darwin K. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor: IPB Press; 2012
  10. Hussain RT, Ebraheem MK, Mokar HM. Assessment Of Heavy Metals (Cd, Pb and Zn) Contents In Livers Of Chicken Available In The Local Markets Of Basrah City Iraq. Bas J Vet Res. 2012;11(1):43–52
  11. Ansari R, Gul T, Khan M, Balal M, Dowood M, Jalbani N, et al. Variation in accumulation of heavy metals in different verities of sunflower seed oil with the aid of multivariate technique. Food Chem [Internet]. 2009;115(1):318–23. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2008.11.051
  12. Macmahon S. Contaminants in Food Lipids [Internet]. Functional Dietary Lipids. Elsevier Ltd; 2016. 193-222 p. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-1-78242-247-1.00008-9
  13. Muchtadi TR Ayustaningwarno F. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bandung: Alfa Beta; 2010
  14. Ayu DF, Hamzah FH. Evaluasi Sifat Fisio-Kimia Minyak Goreng yang Digunakan oleh Pedagang Makanan Jajanan di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Sagu. 2010;9(1):4–14
  15. Winarno FG. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008
  16. Nainggolan B, Susanti N. Uji Kelayakan Minyak Goreng Curah dan Kemasan yang Digunakan Menggoreng Secara Berulang. J Pendidik Kim. 2016;8(1):45–57
  17. Suroso AS. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan Peroksida , Bilangan Asam dan Kadar Air. J Kefarmasian Indones. 2013;3(2):77–88
  18. Ayu R, Sartika D. Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng ( Deep Frying ) Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. MAKARA, SAINS. 2009;13(1):23–8
  19. Rahmadhani D, Sumarmi S. Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Di PT Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten. Amerta Nutr. 2017;
  20. Ojezele OJ, Ojezele MO, Adeosun M. Cooking Utensils as Probable Source of Heavy Metal Toxicity. Middle-East J Sci Res. 2016;24(7):2216–20
  21. Hampshire N. XRF Screening of Packaging Components : Inks And Colorants. Toxics Packag Clear. 2012;1–5

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-24 17:45:13

No citation recorded.