skip to main content

Studi Komparatif: Konsumsi Pornografi Online pada Remaja di Sekolah Umum dan Berbasis Agama, Semarang, Indonesia

Departement of Public Health, Universitas Dian Nuswantoro, Jl. Imam Bonjol No.207, Pendrikan Kidul, Kec.Semarang Tengah, Semarang, Indonesia 50131, Indonesia

Received: 21 Aug 2024; Revised: 2 Nov 2024; Accepted: 7 Nov 2024; Published: 1 Dec 2024.
Open Access Copyright (c) 2024 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang : Paparan pornografi menyebabkan sikap buruk dan perspektif diri pada remaja. Ini bisa bermanifestasi dalam terjadinya kecanduan pornografi, dan lebih dari perilaku seksual beresiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan pornografi pada remaja disekolah umum dan berbasis agama. Apakah terdapat perbedaan pada kelima variabel antara kedua kelompok tersebut.
Metode : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan sikap, persepsi kontrol perilaku, niat, norma subyektif, dan perilaku konsumsi pornografi antara sekolah umum dan sekolah berbasis agama di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan purposive sampling sebanyak 1.844 sampel yang terdiri dari SMP-SMA (termasuk SMK), dan Mahasiswa. Data sekunder diperoleh dari situs web sehariku.dinus.ac.id. Analisis bivariat menggunakan Uji Nonparametrik Mann-Whitney untuk membandingkan variabel-variabel antara dua kelompok.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagian besar adalah perempuan (55,4%) pada awal masa remaja (50,6%) dan tinggal bersama orang tua mereka (74,2%). Sekolah umum memiliki kontrol perilaku yang dirasakan lebih baik (peringkat rata-rata 930,23), niat yang lebih baik (peringkat rata-rata 928,53), dan perilaku yang lebih baik (peringkat rata-rata 923,21) daripada sekolah berbasis agama. Pada saat yang sama, sekolah berbasis agama memiliki norma subyektif yang lebih baik (peringkat rata-rata 937,04) dan sikap yang lebih baik (peringkat rata-rata 947,71) daripada sekolah umum. Baik pada sekolah negeri maupun sekolah berbasis agama, tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap (p-value 0,231), norma subyektif (p-value 0,488), persepsi kontrol perilaku (p-value 0,285), niat (p-value 0,405), dan perilaku konsumsi pornografi (p-value 0,914).
Kesimpulan : Dapat di simpulkan bahwa kedua jenis sekolah perlu meningkatkan program efektif mereka untuk mengatasi pengendalian diri yang buruk, rendahnya kualitas pendidikan yang diterima, dan pengawasan orang tua.
Kata kunci: Pornografi, Remaja, Norma Subyektif, Presepsi Kontrol Perilaku, Sikap


ABSTRACT
Tittle : The Comparative Study: Pornography Use between Adolescents in Public and Religion-Based Schools, Semarang, Indonesia

Background : Pornography exposure causes bad attitudes and self-perspectives in adolescents. This could manifest in the occurrence of porn addiction, and more over-risky sexual behavior. This research was conducted to find out the problem of pornography in adolescents in public and religion-based schools. Is there a difference in the five variables between the two groups.
Method : The study aimed to analyze the differences in attitude, perceived behavior control, intentions, subjective norms, and pornography consumption behaviors between public and religion-based Semarang City schools. This study used a cross-sectional design with a purposive sampling of 1.844 samples including Junior-Senior High School (including vocational school), and University Students. The secondary data was obtained from sehariku.dinus.ac.id website. The bivariate analysis used the Mann-Whitney Nonparametric Test to compare these variables between two groups.
Result : The results of the study showed that the characteristics of the respondents were mostly female (55.4%) in early adolescence (50.6%) and living with their parents (74.2%). The public school has better perceived behavior control (mean rank 930.23), better intention (mean rank 928.53), and better behavior (mean rank 923.21) than religion-based schools. At the same time, religion-based schools have better subjective norms (mean rank 937.04) and better attitudes (mean rank 947.71) than public schools. In both public and religion-based schools, there was no significant difference between attitude (p-value 0.231), subjective norms (p-value 0.488), perceived behavior control (p-value 0.285), intention (p-value 0.405), and porn use behavior (p-value 0.914).
Conclusion: The two kinds of schools need to improve their effective programs to overcome poor self-control, low quality of education received, and parental supervision.

Keywords: porn, adolescents, subjective norm, perceived behavioral control, attitude

Fulltext
Keywords: Pornografi, Remaja, Norma Subyektif, Presepsi Kontrol Perilaku, Sikap

Article Metrics:

  1. Haidar G, Apsari NC. PORNOGRAFI PADA KALANGAN REMAJA. 2020;
  2. Pane S, Nurisman E. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL PADA WANITA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Wacana Paramarta Jurnal Ilmu Hukum [Internet]. 2022;21(1). Available from: https://www.uii.ac.id/perlindunagan-hukum-korban-kekerasan-dan-pelecehan-seksual-minim/
  3. kekerasan.kemenpppa.go.id. Data Kasus Kekerasan [Internet]. 2024 [cited 2024 Jul 11]. Available from: https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
  4. Ridho MR, Riza M, Hakim T, Khasanah U. DISKRIMINASI LAKI-LAKI SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER. 2022;16(1):21–42. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-58505749
  5. Sari E, Ningsih B, Hennyati S. KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KABUPATEN KARAWANG [Internet]. Jurnal Bidan 30LGZLIHH. 2018. Available from: www.jurnal.ibijabar.org56
  6. unicef.org. Hampir satu dari empat remaja perempuan mengalami kekerasan fisik [Internet]. 2014 [cited 2024 Jul 13]. Available from: https://www.unicef.org/mena/press-releases/nearly-one-in-four-adolescent-girls-experience-physical-violence
  7. Octaviani F, Nurwati N. ANALISIS FAKTOR DAN DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK. 2021
  8. Flambonita S, Novianti V, Febriansyah A. Bahaya Pornografi Melalui Media Elektronik bagi Remaja Berbasis Penyuluhan Hukum. Jurnal Abdidas. 2021 Jun 22;2(3):603–10
  9. Kominfo.go.id. Tangani Pornografi Anak, Pemerintah Akan Bentuk Satgas Kategori Berita Pemerintahan | adhi004 [Internet]. kominfo.go.id. 2024 [cited 2024 Jul 10]. Available from: https://www.kominfo.go.id/content/detail/55974/tangani-pornografi-anak-pemerintah-akan-bentuk-satgas/0/berita
  10. Rahayu NF, Indraswari R, Husodo BT. Hubungan Jenis Kelamin, Usia dan Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Berisiko Siswa SMP di Kota Semarang. MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA. 2020 Feb 1;19(1):62–7
  11. Suci Indah Melati A, Yuda Septiani A, Fitrisusanti L, Septia N, Anggraini Program Studi Kesehatan Masyarakat R, Kesehatan Masyarakat F. Literature review: peran orang tua dalam mencegah bahaya pornografi pada remaja Indonesia. Health Science Journal. 2023;14(2):183–92
  12. Mubarokah K, Aprianti, Anggraini FDP, Ardi W, Maharani NF, Hidayat MT. Prevalence and Associated Variables of Pornography Consumption Among Urban Students. In 2024. p. 51–62
  13. kemenkes rs sardjito. Dampak pornografi bagi kesehatan pada remaja, Apakah berbahaya? [Internet]. 2019 [cited 2024 Jul 11]. Available from: https://sardjito.co.id/2019/10/30/dampak-pornografi-bagi-kesehatan-pada-remaja-apakah-berbahaya/
  14. Prawitasari I. FAKTOR-FAKTOR NARKOLEMA (KECANDUAN PORNOGRAFI) DAN IMPLIKASINYA PADA REMAJA. Guru Indonesia [Internet]. Available from: https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi/index
  15. Afriliani C, Azzura NA, Regina J, Sembiring B. Faktor Penyebab dan Dampak dari Kecanduan Pornografi di Kalangan Anak Remaja Terhadap Kehidupan Sosialnya [Internet]. 2023. Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
  16. Saripah I, Nadhirah NA, Nuroniah P, Ramdhani RN, Roring LA. Kebutuhan_Pendidikan_Seksual_Pada_Remaja. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan. 2021;05
  17. Rahayu D. Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini Di Era Digital [Internet]. [cited 2024 Jul 14]. Available from: https://www.unja.ac.id/pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak-usia-dini-di-era-digital/
  18. Syahruddin N, Mulyati Utari D, Effendi L, Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Jl Ahmad Dahlan PK, Kec Ternate Selatan Kota Ternate S, Utara M, et al. Keterpaparan Pornografi Terhadap Perilaku Seks Remaja SMPN di Kota Tangerang Selatan Pornographic Exposure To The Sex Behavior Of Junior High Schook In Tangerang Selatan City. Vol. 9, Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2023
  19. Hasiholan AM, Manik J, Tanga M, Setyobekti AB. EDUKASI DINI TENTANG PORNOGRAFI BAGI USIA REMAJA AWAL BAGI SISWA/I SMA PRESTASI PRIMA JAKARTA [Internet]. 2023. Available from: https://jurnal.sttsetia.ac
  20. Radjagukguk DL, Sriwartini Y. Peran Orangtua menyikapi Pornografi Pada Remaja Melalui Komunikasi Efektif. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2020 Jun 30;4(2):346–53
  21. Kurniawati Y. PERBEDAAN DORONGAN SEKSUAL PADA REMAJA YANG SEKOLAH BERBASIS UMUM DAN BERBASIS AGAMA PADA SMA N 2 KARANGANYAR DAN MAN KARANGANYAR. 2018;

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-04-02 12:11:53

No citation recorded.