1Magister Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyrakat, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
2Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
3Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI69189, author = {Silvia Rosyiana Majid and Martini Martini and Dwi Sutiningsih and Ayun Sriatmi and Mohammad Zen Rahfiludin}, title = {Evaluasi Program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Puskesmas Berdasarkan Tingkat Capaian di Kota Tegal (Studi di Puskesmas Tegal Selatan dan Puskesmas Tegal Timur)}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {24}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {Imunisasi; Evaluasi; CIPP}, abstract = { Latar belakang: Program Imunisasi Dasar Lengkap merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan, kecatatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Akan tetapi pada tahun 2023 terjadi KLB campak, difteri dan pertusis di berbagai kota di Indonesia. Di Kota Tegal terdapat Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi Tinggi dan Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi rendah. Oleh karena itu diperlukan analisis perbedaan program Imunisasi Dasar Lengkap untuk mengetahui secara komprehensif perbedaan aspek konteks, input, proses dan produk pada kedua puskesmas tersebut sehingga diketahui strategi dalam pelaksanaan program selanjutnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan 4 informan utama dan 10 informan triangulasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan informan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data dianalisis secara univariat menggunakan qualitative content analysis. Hasil: hasil penelitian menunjukkan pada aspek konteks, informan sudah mengetahui target dan tujuan dari program imunisasi secara tepat. Pada aspek Input jumlah SDM di puskesmas dengan cakupan imunisasi tinggi memiliki jumlah yang lebih banyak karena puskesmas memfasilitasi tambahan satu tenaga bidan yang khusus menangani pencatatan dan pelaporan. Pada kedua puskesmas pelatihan terkait pelaksanaan imunisasi hanya diberikan kepada koordinator imunisasi saja. Dana yang digunakan kedua puskesmas merupakan dana BOK. Aspek proses meliputi pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara manual dan digital menggunakan ASIK, umpan balik dilakukan setiap bulan setelah melakukan pelaporan, serta hambatan berupa adanya mitos terkait keyakinan di wilayah Puskesmas Tegal Selatan dan ketakutan orang tua untuk mengimunisasikan anaknya karena KIPI di Puskesmas Tegal Timur.. Simpulan: Puskesmas yang memiliki angka cakupan tinggi memiliki jumlah SDM yang lebih banyak, koordinator imunisasi melakukan transfer of knowledge, serta melakukan input data diluar target puskesmas yang berpotensi menyebabkan adanya penyalahgunaan data. Kata kunci: Imunisasi; Evaluasi; CIPP ABSTRACT Title: Evaluation of Complete Basic Immunization Program (IDL) in Health Centers Based on Coverage Level in Tegal City (Study in Tegal Selatan Health Center and Tegal Timur Health Center) Background: The Complete Basic Immunization Program is a government effort to reduce morbidity, disability and death due to Immunization-Preventable Diseases (PD3I). However, in 2023 there was an outbreak of measles, diphtheria and pertussis in various cities in Indonesia. In Tegal City there are Health Centers that have high immunization coverage and Health Centers that have low immunization coverage. Therefore, an analysis of the differences in the Complete Basic Immunization program is needed to comprehensively determine the differences in aspects of context, input, process and product in the two health centers so that strategies for implementing the next program are known.. Method : This study is a descriptive study using a qualitative approach involving 4 main informants and 12 triangulation informants. The sampling technique used is purposive sampling technique. Data collection was carried out qualitatively with in-depth interviews and observations. Then the data were analyzed univariately using qualitative content analysis. Result: the results of the study showed that in aspect of context, informants already knew the targets and objectives of the immunization program accurately. In the Input aspect, the number of human resources in health centers with high immunization coverage is greater because the health center facilitates an additional midwife who specifically handles recording and reporting. In both health centers, training related to the implementation of immunization was only given to the immunization coordinator. The budget used by both health centers is BOK funds. The process aspect includes recording and reporting which is done manually and digitally using ASIK, feedback is given every month after reporting, and obstacles in the form of myths related to beliefs in the Tegal Selatan Health Center area and parents' fear of immunizing their children because of KIPI at the Tegal Timur Health Center. Conclusion : Health centers that have high coverage rates have more human resources, immunization coordinators carry out transfer of knowledge, and input data outside the health center's targets which has the potential to cause data misuse. Keywords: Immunization; Evaluation; CIPP }, issn = {2775-5614}, pages = {191--200} doi = {10.14710/mkmi.24.2.191-200}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/69189} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Program Imunisasi Dasar Lengkap merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan, kecatatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Akan tetapi pada tahun 2023 terjadi KLB campak, difteri dan pertusis di berbagai kota di Indonesia. Di Kota Tegal terdapat Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi Tinggi dan Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi rendah. Oleh karena itu diperlukan analisis perbedaan program Imunisasi Dasar Lengkap untuk mengetahui secara komprehensif perbedaan aspek konteks, input, proses dan produk pada kedua puskesmas tersebut sehingga diketahui strategi dalam pelaksanaan program selanjutnya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan 4 informan utama dan 10 informan triangulasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan informan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data dianalisis secara univariat menggunakan qualitative content analysis. Hasil: hasil penelitian menunjukkan pada aspek konteks, informan sudah mengetahui target dan tujuan dari program imunisasi secara tepat. Pada aspek Input jumlah SDM di puskesmas dengan cakupan imunisasi tinggi memiliki jumlah yang lebih banyak karena puskesmas memfasilitasi tambahan satu tenaga bidan yang khusus menangani pencatatan dan pelaporan. Pada kedua puskesmas pelatihan terkait pelaksanaan imunisasi hanya diberikan kepada koordinator imunisasi saja. Dana yang digunakan kedua puskesmas merupakan dana BOK. Aspek proses meliputi pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara manual dan digital menggunakan ASIK, umpan balik dilakukan setiap bulan setelah melakukan pelaporan, serta hambatan berupa adanya mitos terkait keyakinan di wilayah Puskesmas Tegal Selatan dan ketakutan orang tua untuk mengimunisasikan anaknya karena KIPI di Puskesmas Tegal Timur..Simpulan: Puskesmas yang memiliki angka cakupan tinggi memiliki jumlah SDM yang lebih banyak, koordinator imunisasi melakukan transfer of knowledge, serta melakukan input data diluar target puskesmas yang berpotensi menyebabkan adanya penyalahgunaan data.
Kata kunci: Imunisasi; Evaluasi; CIPP
ABSTRACT Title: Evaluation of Complete Basic Immunization Program (IDL) in Health Centers Based on Coverage Level in Tegal City (Study in Tegal Selatan Health Center and Tegal Timur Health Center)
Background: The Complete Basic Immunization Program is a government effort to reduce morbidity, disability and death due to Immunization-Preventable Diseases (PD3I). However, in 2023 there was an outbreak of measles, diphtheria and pertussis in various cities in Indonesia. In Tegal City there are Health Centers that have high immunization coverage and Health Centers that have low immunization coverage. Therefore, an analysis of the differences in the Complete Basic Immunization program is needed to comprehensively determine the differences in aspects of context, input, process and product in the two health centers so that strategies for implementing the next program are known..Method: This study is a descriptive study using a qualitative approach involving 4 main informants and 12 triangulation informants. The sampling technique used is purposive sampling technique. Data collection was carried out qualitatively with in-depth interviews and observations. Then the data were analyzed univariately using qualitative content analysis.Result: the results of the study showed that in aspect of context, informants already knew the targets and objectives of the immunization program accurately. In the Input aspect, the number of human resources in health centers with high immunization coverage is greater because the health center facilitates an additional midwife who specifically handles recording and reporting. In both health centers, training related to the implementation of immunization was only given to the immunization coordinator. The budget used by both health centers is BOK funds. The process aspect includes recording and reporting which is done manually and digitally using ASIK, feedback is given every month after reporting, and obstacles in the form of myths related to beliefs in the Tegal Selatan Health Center area and parents' fear of immunizing their children because of KIPI at the Tegal Timur Health Center.Conclusion: Health centers that have high coverage rates have more human resources, immunization coordinators carry out transfer of knowledge, and input data outside the health center's targets which has the potential to cause data misuse.
Keywords: Immunization; Evaluation; CIPP
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-06-30 04:56:47