skip to main content

PENGARUH IKLIM TROPIS LEMBAB TERHADAP KERUSAKAN FASADE BANGUNAN KOLONIAL DI KOTA LAMA SEMARANG

*Gagoek Hardiman  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Sukawi Sukawi  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Satriya Wahyu Firmandhani  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kota Lama Semarang sebagai kawasan bangunan Kolonial Belanda, merupakan kawasan Cagar Budaya yang wajib dilestarikan dan dilindungi keberadaanya. Upaya pelestarian yang dilakukan dari berbagai pihak telah menunjukkan hasil dengan aktif dan terawatnya beberapa bangunan kolonial disana. Namun masih terdapat pula sejumlah bangunan yang berkondisi buruk. Kondisi bangunan yang rawan roboh, fasade bangunan yang rusak dengan cat yang mengelupas dan ditumbuhi tanaman liar. Hal itu merupakan bentuk pengaruh alami dari iklim di Indonesia. Menyikapi fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklim tropis lembab terhadap kerusakan fasade bangunan kolonial tersebut dengan metoda deskriptif kualitatif. Lokus penelitian difokuskan pada bangunan di koridor jl. Letjen Suprapto.

Sebagian besar bangunan kolonial di Kota Lama Semarang telah direnovasi dan difungsikan kembali. Namun ada pula sejumlah bangunan yang tidak difungsikan, tidak terawat hingga rawan roboh dan bahkan sudah roboh. Begitu pula kondisi bangunan yang ada di Jl. Letjen Suprapto. Sebagian bangunan yang direnovasi masih mempertahankan bentuk awalnya (khas bangunan kolonial) dan difungsikan sebagai bangunan komersial. Kondisi fasade bangunan juga diperbaharui sehingga memperindah citra kawasan. Namun terdapat pula fasade bangunan yang tidak diperbaharui walaupun bangunan difungsikan kembali. Fasade bangunan tersebut berkondisi buruk dengan cat yang usang, mengelupas dan ditumbuhi tanaman liar. Sama halnya dengan bangunan yang tidak direnovasi dan tidak difungsikan. Kondisinya rawan roboh dan fasade bangunan usang tak terawat.

Dalam pengamatan dari luar bangunan, dapat disimpulkan bahwa rusaknya fasade bangunan-bangunan kolonial di koridor jl. Letjen. Suprapto disebabkan kurangnya upaya perawatan sehingga elemen yang rusak karena lapuk disebabkan kondisi yang lembab, atau terkena air hujan selama bertahun tahun, tidak segera diatasi dengan perawatan yang memadai atau dengan penggantian elemen yang rusak dengan meterial yang sama tampilan arsitekturnya.

Fulltext View|Download
Keywords: Pelestarian, Bangunan Kolonial, Tropis

Article Metrics:

Last update:

  1. Material And Form Resilience in Dutch Architectural Style Buildings in Ternate (case study: Ternate nobleman’s house)

    Endah Harisun. Journal of Physics: Conference Series, 1569 (4), 2020. doi: 10.1088/1742-6596/1569/4/042039

Last update: 2024-03-28 07:10:10

  1. Material and Form Resilience in Dutch Architectural Style Buildings in Ternate (case study: Ternate nobleman's house)

    Harisun E.. Journal of Physics: Conference Series, 127 (4), 2020. doi: 10.1088/1742-6596/1569/4/042039