skip to main content

SPASIAL RUANG PADA HUNIAN MASYARAKAT PELADANG-MUSLIM DESA JURUAN LAOK MADURA TIMUR

*Redi Sigit Febrianto  -  Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Indonesia
Lisa Dwi Wulandari  -  Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Indonesia
Herry Santosa  -  Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Jagung dan Islam adalah identitas kultur etnis Madura, sehingga dikenal sebagai masyarakat peladang-muslim.
Mereka juga dikenal sebagai masyarakat mandiri, subsistensi dan sangat bergantung pada lanskap agrarisnya.
Penelitian sebelumnya banyak membahas spasial hunian-kekerabatan dan spasial hunian-kesakralan terutama pada
hunian Madura perantauan. Penelitian ini berbeda karena berusaha memahami spasial lanskap-hunian pada
masyarakat peladang jagung di desa Juruan Laok Madura Timur, pada lingkup mikro. Rancangan penelitian bersifat
kualitatif dengan strategi etnografi. Pengumpulan data primer utama berupa wawancara mendalam dengan tak-tik
pertanyaan terbuka dan sampling bertujuan. Validasi internal menggunakan observasi, pengukuran dan dokumentasi
arsitektural, mengingat sifat subsistensinya dan kepala desa bukan narasumber utama. Diambil empat kasus hunian
terpilih berdasarkan civitas, aktivitas, pola hunian, pola lanskap pertanian dan eksistensi obyek penyimpanan panen

Fulltext View|Download
Keywords: identitas kultur; tata laku; fungsi primer; makna sakra; oposisi biner

Article Metrics:

  1. Amin, J. J. A., Rifai, M. A., Purnomohadi, N., & Faisal,
  2. B. (2016). Mengenal Arsitektur Lanskap
  3. Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Ardianti, I., Antariksa, & Wulandari, L. D. (2014)
  5. Teritorialitas Ruang Sosial Budaya Pada
  6. Permukiman Etnis Madura-Hindu Dusun
  7. Bongso Wetan Gresik. (Proseding). SEMINAR
  8. NASIONAL ARSITEKTUR PERTAHANAN
  9. (ARSHAN)
  10. Ari, I. R. D., & Antariksa. (2005). Studi Karakteristik
  11. Permukiman di Kecamatan Labang, Madura
  12. Jurnal Asosiasi Sekolah Perencanaan
  13. Indonesia (ASPI), Vol.4(No.2 (April 2005)),
  14. PP.78-93
  15. Asikin, D., Antariksa, & Wulandari, L. D. (2016, 8-10
  16. Novemeber 2016). The Madurese Cultural
  17. Values in Kotalama Settlements - Malang
  18. Paper presented at the Sriwijaya International
  19. Conference on Engineering, Science &
  20. Technology (SICEST) 2016, Bangka IslandIndonesia
  21. Boelaars, J. H. M. C. (1984). Kepribadian Indonesia
  22. Modern: Suatu Penelitian Antropologi
  23. Budaya. Jakarta: Gramedia
  24. BPS. (2016). Kecamatan Batuputih Dalam Angka
  25. Sumenep: Badan Pusat Statistik
  26. Kabupaten Sumenep
  27. Citrayati, N., Antariksa, & Titisari, E. Y. (2008)
  28. Permukiman Masyarakat Petani Garam Di
  29. Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep
  30. arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1,
  31. Maret 2008
  32. Cresswell, J. (2012). Eduactional Research: Planning,
  33. Conducting, and Evaluating Quantitative and
  34. Qualitative Research. Ney Jersey: Person
  35. Education, Inc
  36. De Jonge, H. (1989). Madura dalam Empat Zaman:
  37. Pedagang, Perkembangan Ekonomi dan Islam
  38. Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: PT
  39. Gramedia
  40. Fathony, B., Mulyadi, L., & Sukowiyono, G. (2012)
  41. Konsep Spasial Permukiman Suku Madura Di
  42. Gunung Buring Malang Studi Kasus Desa
  43. Ngingit. Paper presented at the TEMU
  44. ILMIAH IPLBI 2012
  45. Fauzia, L., Ari, I. R. D., & Hariyani, S. (2009)
  46. Karakteristik Permukiman Taneyan Lanjhang
  47. Di Kecamatan Labang, Madura (Studi Kasus
  48. Desa Jukong dan Desa Labang). arsitektur eJournal,
  49. Volume 2(Nomor 1, Maret 2009)
  50. Febrianto, R. S., Wulandari, L. D., & Santosa, H
  51. (2016). Ekspresi Lanskap-Agrikultur dan Pola
  52. Permukiman Masyarakat Peladang di Madura
  53. Timur. Jurnal Ruas, Vol. 14 No 1, Juni 2016,
  54. pp. 11-23
  55. Geertz, C. (1983). Involusi Pertanian: Proses
  56. Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta:
  57. Bhratara Karya Aksara
  58. Gobang, A. A. K. S. (2017). Fenomena Setting Spasial
  59. Permukiman Suku Bajo Di Pesisir Wuring
  60. Kota Maumere. (Tesis), Universitas
  61. Brawijaya, Malang
  62. Hefni, M. (2008). Local Knowledge Masyarakat
  63. Madura: Sebuah Strategi Pemanfaatan Ekologi
  64. Tegal Di Madura. Jurnal Karsa, Vol. XIV No
  65. Oktober 2008, Hal.131-141
  66. Indeswari, A., Wulandari, L. D., Antariksa, S., &
  67. Pangarsa, G. W. (2013). Pola Ruang Bersama
  68. pada Permukiman Madura Medalungan di
  69. Dusun Baran Randugading. Jurnal Ruas, Vol
  70. No 1 Hal 37-46
  71. Kuntowijoyo. (2002). Perubahan Sosial dalam
  72. Masyarakat Agraris Madura 1850-1940
  73. Yogyakarta: Mata Bangsa
  74. Kusdiwanggo, S. (2012). Peran dan Pengaruh Kultur
  75. Padi pada Pola Ruang-Tempat Hunian
  76. Masyarakat Ciptagelar. Paper presented at the
  77. Prosiding Seminar Nasional Riset Arsitektur
  78. dan Perencanaan: Sistem Spasial pada Seting
  79. Lingkungan Kehidupan
  80. Ma'arif, S. (2015). The History of Madura. Yogyakarta:
  81. Araska
  82. Maningtyas, R. T. (2013). Kajian Desain Lanskap
  83. Permukiman Tradisional Madura. (Thesis),
  84. Institut Pertanian Bogor, Bogor
  85. Nawiyanto. (2011). Konsepsi Sosio Kultural Etnis Jawa
  86. dan Madura di Eks-Karesidenan Besuki
  87. tentang Pangan. Jurnal Humaniora, Vol 23,
  88. No 2, Hal.125-139
  89. Poerwandari, K. (2007). Pendekatan Kualitatif untuk
  90. Penelitian Perilaku Manusia. Depok:
  91. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran
  92. dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas
  93. Psikologi Universitas Indonesia
  94. Robinson, J. W. (2001). Institutional Space, Domestic
  95. Space And Power Relation: Revisting
  96. Territoriality With Space Syntax. Paper
  97. presented at the 3rd International Space
  98. Syntax Symposium, Atlanta
  99. Rochana, T. (2012). Orang Madura: Suatu Tinjauan
  100. Antropologis. Humanus, Vol. XI No.1 Th. ,Hal.46-51
  101. Sasongko, W. (2005). Pengaruh Sistem Kekerabatan
  102. Terhadap Perubahan Tatanan Rumah Madura
  103. Perantauan Di Buring - Malang Retrieved
  104. from Universitas Brawijaya Malang
  105. Susanto, E. (2008). Ruh Islam Dalam “Wadag” Lokal
  106. Madura: Kasus “Tanean Lanjeng”. Jurnal
  107. Karsa, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008, Hal
  108. -147
  109. Syamsuddin, M. (2007). Agama, Migrasi Dan Orang
  110. Madura. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu
  111. Agama, Vol. VIII, No.2 Desember 2007, Hal
  112. -182
  113. Tjahjono, R., Sudikno, A., & Wulandari, L. D. (2011)
  114. Lokalitas Ruang Hunian Masyarakat Madura
  115. Di Pedalaman Malang. Paper presented at the
  116. Seminar Nasional Ruang & Tempat Dalam
  117. Latar Indonesia, Yogyakarta
  118. Tulistyantoro, L. (2005). Makna Ruang Pada Tanean
  119. Lanjang Di Madura. Jurnal Dimensi Interior,
  120. Vol. 3, No. 2, Desember Hal 137 - 152
  121. Wismantara, P. P. (2009). Politik Ruang Gender Pada
  122. Permukiman Taneyan Lanjhang Sumenep
  123. EGALITA, Jurnal Kesetaraan dan Keadilan
  124. Gender, Vol. IV, No 2, 2009, pp: 185 - 198
  125. doi: PusatStudiGender(PSG)Universitas
  126. Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
  127. Zamroni, I. (2007). Juragan, Kiai dan Politik di
  128. Madura. Jurnal Unisia, Vol 30, No 65,
  129. Hal.264-276
  130. Zubaidi, F., Santosa, H. R., & Faqih, M. (2013)
  131. Territoriality In The Traditional Settlement
  132. Context. Psychology and Behavioral Sciences,
  133. Vol. 2, No. 3, 2013, pp. 89-95. doi:doi:
  134. 11648/j.pbs.20130203.12

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-26 00:32:40

No citation recorded.