skip to main content

PELESTARIAN RUMAH DINAS PT KAI AMBARAWA

*Kukuh Dwi Prasetyo  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Atik Suprapti  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Erni Setyowati  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakter bangunan Rumah Dinas PT KAI Ambarawa yang meliputi karakter spasial, visual, dan struktural bangunan, menganalisis dan menentukan strategi arahan pelestarian bangunan Rumah Dinas PT KAI Ambarawa. Metode analisis data yang digunakan pada studi ini, yaitu metode deskriptif analisis, evaluatif, dan development. Hasil dari  analisis tentang karakter visual  bangunan  rumah  dinas PT KAI Ambarawa  ini,  di dominasi bentukan geometri. Ciri visual pada bangunan rumah memiliki beberapa bentuk geometri, antara lain persegi panjang, segitiga dan jajaran genjang. Terdapat tiga tingkatan ruang pada bangunan rumah dinas, yaitu ruang utama sebagai pusat aktivitas, ruang selasar sebagai akses menuju keruang service yang menjadi ruang ketiga. Penggunaan  elemen- elemen bangunan dengan ukuran besar dan ornament-ornamen menggambarkan bangunan rumah dinas ini merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Ciri spasial bangunan, terjadi perubahan, yaitu penambahan beberapa ruang dengan alasan memenuhi  kebutuhan ruang pihak rumah sakit. Ciri struktural terlihat pada bangunan asli peninggalan kolonial yang sampai saat ini menggunakan dinding dengan ketebalan satu bata dan penggunaan modul struktur serta konstruksi atap pada bangunan rumah dinas dibagi menjadi tiga macam, antara lain konstruksi atap limasan, pelana dan atap sandar / datar.. Arahan pelestarian bangunan untuk rumah dinas PT KAI Ambarawa ini diklasifikasikan berdasarkan tiga kelas, yaitu elemen bangunan potensial rendah, sedang, dan tinggi. Setelah ditentukan berdasarkan tingkat elemen bangunan potensial,  maka  setelah  itu  ditentukan strategi arahan pelestarian bangunan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Fulltext View|Download
Keywords: Museum Kereta Api Ambarawa; Rumah Dinas; Pelestarian

Article Metrics:

  1. Antariksa. 2011. Metode Pelestarian Arsitektur
  2. Anthony J. dan Snyder, James C. (Editor). Perencanaan Kota: 413-438. Jakarta: Erlangga
  3. Attoe, W. 1989. Perlindungan Benda Bersejarah
  4. Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya (1870- 1940). Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen PETRA Surabaya
  5. Kerr, R.J. 1982. The Conservation Plan: A Guide to the Preparation of Conservation Plans for European Cultural Significant. New South Wales: The National Trust of Australia
  6. Nurmala. 2003. Panduan Pelestarian Bangunan Bersejarah di Kawasan Pecinan-Pasar Baru Bandung. Tesis. Tidak dipublikasikan. Bandung: ITB
  7. Suptandar, J.Pamudji. (2001). Arsitektur “Indis”Tinggal Kenangan. Harian Kompas.( http://arsitekturindis.wordpress.com/2001/10/1 4/arsitektur-indis-tinggal-kenangan/)
  8. Uno. 1998. Konsep Penerapan Insentif dan Disinsentif untuk Pelestarian Bangunan. Tesis.Tidak dipublikasikan. Bandung: ITB
  9. Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya
  10. PP No.10 tahun 1993 tentang pelaksanaan Undang-undang No 5 tahun 1992 dan Kepmendikbud No.062/U/1995, No.063/U/1995, dan No.064/U/1995
  11. Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 juga Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Rumah Negara
  12. Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 tahun 1994 Bab IX Pasal 26 ayat 2 dibaca Rumah Negara

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-04 19:12:12

No citation recorded.