skip to main content

STRUKTUR FORMAL FASADE BANGUNAN UTAMA BERSEJARAH (Kawasan Kota Lama Semarang)

*Deni Wahyu Setiawan  -  Realine Design Laboratory, Indonesia
Agung Budi Sardjono  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Raden Siti Rukayah  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Bangun IR Harsritanto  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Struktur suatu kawasan berkembang dan dikembangkan  melalui suatu aturan yang terkadang berubah-ubah tetapi dapat menghasilkan keselarasan. Kota Lama Semarang terbentuk sejak zaman VOC berdiri di Nusantara. Proses perkembangan bangunan dan infrastrukturnya tidak terjadi hanya pada satu kurun waktu. Beragam fungsi bangunan yang mengisi Kawasan benteng kota lama Semarang membuat kehidupan di dalamnya dapat bertahan.  Pada era kiwari, fungsi bangunan dan tambah-kurang bangunan terjadi di Kawasan ini. Perubahan tersebut kurang dapat dirasakan jika kita melewati Kawasan bersejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur formal fasade bangunan utama di dalam Kawasan Benteng Kota Lama Semarang. Hasil observasi lapangan yang dibahas menggunakan literatur tentang struktur formal, fasade, dan kajian historiografi untuk menghasilkan dugaan struktur formal pada fasade bangunan utama di Kawasan ini

Fulltext View|Download
Keywords: struktur formal; fasade; bangunan bersejarah, kota lama semarang

Article Metrics:

  1. Brommer, B, et.al., (1995) Beeld van Een Stadt, Asia Major, Nederland
  2. Budiman, A. (1979) Semarang Juwita. Penerbitan Satyawacana, Semarang
  3. Cantya, D. (2020) Mengulas Sejarah Gedung Jiwasraya Semarang. Solopos.com diakses tanggal 25 april 2020
  4. Ching, F.D. (2007) Form, Space, & Order (Vol. 3). new jersey: John wiley & sons
  5. Gamble, J (2014) Alvar Aalto: Formal structure and a methodical development of an inclusive architecture. PhD Dissertation, UNSW
  6. Harsritanto, B.I.R. et al. (2018) Study of Outdoor Thermal Comfort in Old City Openspace, Case Study Semarang Old City. Advanced Science Letters, Vol. 24, 9548–9551
  7. Indraswara, M.S. (2011) Kajian Konservasi Gedung Marba. Modul, vol 11 no 1: 49-54
  8. Jefferis & Madsen (1986) Architectural drafting and design. USA: Thomson Delmar Learning
  9. Krier, R. (1996). Komposisi Arsitektur, Jakarta : Erlangga
  10. Lihawa, H. R., Suwarno, N., & Nuryanti, W. (2006). Tipologi Asitektur Rumah Tinggal Studi Kasus Masyarakat Jawa Tondano (Jaton) Di Desa Reksonegoro Kabupaten Gorontalo. Jutap UGM: 1–15
  11. Moneo. R. (1994) On Typology: Ordering Space Type in Architectureil Design. Van Nostrand Reinhold, NewYork
  12. Pazooki, S. (2011) The Application of Formal Aesthetics by Architects and Interior Architects According To Their Own Ranking Performances. Master Thesis. Eastern Mediterranean University
  13. Purwanto, L.M.F. (2005) Kota Kolonial Lama Semarang (Tinjauan Umum Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota). dimensi teknik arsitektur, Vol 33, No. 1: 27 – 33
  14. Rahman, I.F. (2009) Arsitektur Kota Lama Semarang sebagai objek dalam kartu pos. skripsi S1. Unnes
  15. Rahmi, A, Roychansyah, M.S. (2017) Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial diKawasan Kota Lama Semarang. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6, I 033-038. ( https://doi.org/10.32315/ti.6.i033)
  16. Salyan, G., & Thapa, S. (2000) Architectural and Construction data Quezen city. JMC Press
  17. Sari, S.R., Harani, A.R., Werdiningsih, H. (2017) Pelestarian Dan Pengembangan Kawasan Kota Lama Sebagai Landasan Budaya Kota Semarang. Modul, vol 17, no 1: 49-55
  18. Scruton. R. (1979) the aesthetic of architecture. london: mathuen & co LTD
  19. Setioko, B., Harsritanto, B.I.R (2017) Transformasi Bentuk Dan Pola Ruang Komunal di Kota Lama Semarang. Modul, vol 17 no 1: 11-16

Last update:

  1. NARASI GERBANG RUMAH PERANAKAN DI PECINAN, LASEM, JAWA TENGAH: PENDEKATAN FENOMENOLOGI

    Tessa Eka Darmayanti, Azizi Bahauddin. MODUL, 20 (2), 2020. doi: 10.14710/mdl.20.2.2020.126-133

Last update: 2024-12-26 21:53:33

No citation recorded.