skip to main content

TRANSFORMASI FISIK DAN BUDAYA KAWASAN PULO BRAYAN, KOTA MEDAN

*Amelia Tri Widya orcid scopus  -  Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia
Muhammad Abdul Soleh  -  Ikatan Mahasiswa Perencanaan Indonesia, Indonesia
Widi Dwi Satria orcid scopus publons  -  Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Perkembangan kota di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan sosial, ekonomi, dan politik, tak terkecuali Medan sebagai salah satu kota terbesar. Awal perkembangan Kota Medan dipengaruhi oleh keputusan politik Belanda. Ekspansi terhadap lahan perkebunan oleh Belanda berpengaruh besar pada bentuk struktur kota dan perkampungan warga, salah satunya yaitu Pulo Brayan. Penelitian empiris ini bertujuan untuk mengungkap transformasi fisik dan budaya pada kawasan bersejarah Pulo Brayan, Kota Medan. Penelitian yang dilakukan fokus pada transformasi major arteries (jalan utama), roads (jalan), dan buildings elements (elemen bangunan). Analisis dilakukan secara kualitatif berbasis pada kajian literatur, survei lapangan, dan penelusuran melalui citra satelit. Peneliti menemukan bahwa transformasi jaringan jalan yang terdiri atas “major arteries” (jalan utama) dan “roads” (jalan) dilakukan untuk mengakomodasi pertumbuhan kawasan yang dinamis seperti kemacetan lalu lintas dan kebutuhan perumahan. Sementara itu, transformasi bangunan bergantung pada status kepemilikkan (milik atau perusahaan). Minimnya regulasi yang mengatur tentang perlindungan bangunan juga diyakini sebagai faktor keterawatan bangunan tersebut. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan pengembangan kawasan Pulo Brayan sebagai kawasan cagar budaya Kota Medan dengan memahami sejarah dan perkembangan kawasan dari masa ke masa.
Fulltext View|Download
Keywords: Medan; Pulo Brayan; Transformasi fisik; Transformasi Budaya

Article Metrics:

  1. Ariandi. (2014). Pemukiman Pinggir Rel. diakses dari http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/?id=99856 pada 10 September 2019
  2. Anderson, J. (1826). Mission to the East Coast of Sumatra, in 1823. William Blackwood
  3. De ingenieur; Orgaan van het Kon. Instituut van Ingenieurs- van de vereeniging van Delftsche Ingenieurs jrg 45. (1930). No 43. 24-10-1930 diakses dari https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?identifier=dts:2959044:mpeg21:0011&query=brayan&coll=dts&sortfield=datedesc&page=2 pada 8 September 2019
  4. Ginting, N. (2014). Identiti Tempat dan Pengaruhnya Terhadap Pelancongan Warisan, Kajian Kes Bandar Medan Indonesia. Universiti Sains Malaysia (unpublished dissertation)
  5. Habraken, N. J. (1998). The structure of the ordinary: form and control in the built environment. MIT press
  6. Hutauruk, A. F., & Adelina, D. R. (2016). Kota Maksum: dalam Lintas Sejarah 1905-1946. Jurnal Criksetra, 5(10), 130–138
  7. Indera & Suprayitno. (1998). Diversifikasi usaha Deli Spoorweg Maatschappij dalam pengembangan prasarana transportasi di Sumatera Timur, 1883-1940: laporan penelitian. Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara
  8. Loderichs, M. A., Buiskool, D. A., & van Diessen, J. R. (1997). Medan: beeld van een stad. Asia Maior
  9. Nasution, A. H., & Satria, B. (2017). Labuhan Deli sebagai Pusat Pemerintahan Kesultanan Deli Abad XVIII. Historis| FKIP UMMat, 2(2), 7–14
  10. Nasution, J. (2018). Transformasi Modernitas di Kota Medan : Dari Kampung Medan Putri Hingga Gemeente Medan. Jurnal Sejarah, 1(2), 65–83
  11. North Sumatra Foundation Documentation 2010-2016. Poeloe Brayan. diakses dari http://www.snsd.nl/poeloe-brayan/ pada 8 September 2019
  12. Sachari, A., & Yan, S. (2001). Wacana Transformasi Budaya. ITB. Bandung
  13. Sesotyaningtyas, M., Pratiwi, W. D., & Setyono, J. S. (2015). Transformasi hunian dengan perspektif spasial dan tatanan budaya: komparasi permukiman kumuh Bang Bua, Thailand dan Kampung Naga, Indonesia. Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning, 2(2), 116–123. https://doi.org/10.14710/geoplanning.2.2.116-123
  14. Van Diessen, J. R., & Voskuil, R. P. G. A. (1998). Stedenatlas Nederlands-Indie. Asia Maior
  15. Wahid, J., Karsono, B., & Alamsyah, B. (2009). Morfologi Kota Medan, Awal Terbentuk Hingga Akhir Masa Kolonial. In 4th International Symposium of Nusantara Urban Research Institute (NURI) (pp. 510–511)

Last update:

  1. Changeability, adaptability, and resiliency of Indonesian historic area: a case of Kesawan, Medan

    S W Ginting, Isnen Fitri. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1404 (1), 2024. doi: 10.1088/1755-1315/1404/1/012047
  2. Housing spatial transformation as a translation of community resilience in Kampung Cungkeng, Bandar Lampung City

    Amelia T Widya, Antusias N, Melati R Aziza, Adinda S Tanjung, Guruh K Kurniawan, Embun A A Basica, Ramadhania S, Zidan A R R Pratama. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1361 (1), 2024. doi: 10.1088/1755-1315/1361/1/012020

Last update: 2024-11-14 20:21:52

No citation recorded.