skip to main content

MATERIALITAS/KOMUNITAS SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN Perspektif Teori Jaringan-Aktor untuk Desain Arsitektur Terakota di Alun-alun Desa Jatisura, Jatiwangi, Majalengka

MATERIALITAS/KOMUNITAS SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN Perspektif Teori Jaringan-Aktor untuk Desain Arsitektur Terakota di Alun-alun Desa Jatisura, Jatiwangi, Majalengka

*Agus S. Ekomadyo orcid  -  Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Gagas F. Silmi  -  Suatudio - Studio Arsitektur, Indonesia
Dini Agumsari  -  Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Isu materialitas/ komunitas muncul karena eksplorasi seni ketukangan dalam desain arsitektur ternyata melibatkan pelaku pelaku manusia. Sebagai sebuah entitas sosial, komunitas sesungguhnya merupakan suatu realitas yang kompleks, karena relasi antar pelaku manusia merupakan sesuatu yang rumit dan tidak pasti. Artikel ini ditulis sebagai refleksi terhadap materialitas/ komunitas sebagai pendekatan desain, dengan Teori-Jaringan Aktor sebagai kerangka untuk membaca relasi-relasi antara manusia dan objek-objek teknis dalam pemikiran desain yang dilakukan. Kasus yang dipilih adalah desain Arsitektur Terakota di alun-alun Desa Jatisura, Jatiwangi, Majalengka, sebagai bagian dari program Pengabdian Masyarakat. Refleksi dilakukan dengan melihat desain sebagai dialog antara permasalahan dan alternatif solusi (Lawson, 2005), dan untuk kasus ini pemikiran desain dipetakan ke dalam dialog dengan material, dialog dengan bentuk, dialog dengan pengguna, dan dialog dengan konstruksi, masing-masing diidentifikasi keterlibatan pelaku dalam dialog tersebut. Ditemukan relasi materialitas dan komunitas dalam dialog tersebut, yaitu: 1) solusi desain dihasilkan melalui proses iteratif (bolak-balik) dengan mengkalkulasi banyak pertimbangan, 2) pendekatan materialitas/ komunitas menjadikan desain mempertimbangkan pelaku-pelaku manusia sebagai representasi komunitas, 3) dialog material/ komunitas menunjukkan bahwa desain arsitektur bukan saja proses sosial (Dorst, 2003), namun juga proses sosioteknikal (Ekomadyo & Riyadi, 2003), 4) perspektif Teori Jaringan-Aktor melihat peran tertinggi dari objek-objek teknis yang dihasilkan desain arsitektur adalah delegasi dari kehendak manusia, 5) sebagai proses sosial atau proses sosio teknikal, desain akan berada dalam dunia sosial yang rumit, dan 6) Teori Jaringan-Aktor membantu dalam mengurai dan memetakan kerumitan sosial dan memposisikan objek-objek teknis sebagai hasil desain. Ketika desain mempunyai misi sebagai rajutan hasrat untuk masa depan yang lebih baik (Dovey, 2010), Teori Jaringan-Aktor bisa memandu desain dalam mengkomposisi bukan sekadar objek-objek teknis selayaknya desain secara konvensional, namun juga relasinya dengan pelaku-pelaku manusia yang terlibat. Di sini kerumitan sosial dalam pendekatan materialitas/ komunitas dalam desain arsitektur bisa terurai dan terpetakan dengan baik.

 

Fulltext View|Download
Keywords: materialitas; komunitas; pemikiran desain; Teori Jaringan-Aktor/ Actor-Network Theory; Arsitektur Terakota
Funding: Institut Teknologi Bandung

Article Metrics:

  1. Ali, Z.F. (2013). Kantana Film & Animation Institute. 2013 On Site Review Report. The Aga Khan Award for Architecture
  2. Antoniades, A.C. (1992). Poetics of Architecture: Theory of Design. Wiley
  3. Callon, M. (1998). An Essay on Framing and Overflowing: Economic Externalities Revisited by Sociology. The Sociological Review, 46 (1) 244-269, https://doi.org/10.1111/j.1467-954X.1998.tb03477.x
  4. Dorst, K. (2003). Understanding Design: 175 Reflection Being Designer. Bis Publishing
  5. Dorst, K. (2011). The core of ‘design thinking’ and its application. Design Studies, 32(6), 521-532 https://doi.org/10.1016/j.destud.2011.07.006
  6. Dovey, K. (2010). Becoming Places: Urbanism / Architecture / Identity / Power. Routledge
  7. Ekomadyo, A.S. (2019). Teori Desain Arsitektur. ITB Press, Bandung
  8. Ekomadyo, A.S., Santri, T., Riyadi, A (2017). Reassembling Traditionality and Creativity? A Study of Creative Community Movement in Cihapit Market Bandung. International Conference of Architectural Education in Asia (Eduarchsia), https://doi.org/10.1051/shsconf/20184107006
  9. Ekomadyo, A.S., and Riyadi, A. (2020). Design in Socio-technical Perspective: An Actor-Network Theory Reflection on Community Project ‘Kampung Kreatif’ in Bandung, Archives of Design Research, 33 (2), 19–37, doi: https://doi.org/10.15187/adr.2020.05.33.2.19,
  10. Ekomadyo, A.S., Wijaya, N., Hernadi, Augusta, D.N. (2021). Pendekatan Situasi Pro-Inovasi untuk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada Pasar Desa di Kabupaten Majalengka. Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, 19 (2) 249-262, DOI: https://doi.org/10.20961/arst.v19i2.50683,
  11. Frampton, K. (1995). Studies in Tectonic Culture: The Poetics of Construction in Nineteenth and Twentieth Century Architecture. MIT Press
  12. Heidegger, M. (1962). Being and Time. Translated by John Macquarrie & Edward Robinson. SCM Press, London
  13. Heringer, A. (2018). Anna Heringer Architecture. In S. Hofmeister (Ed.), My Bauhaus–Mein Bauhaus (pp. 26–27). DETAIL. https://doi.org/10.11129/9783955534523-008
  14. Heringer, A., Howe, L.B., & Rauch, M. (2020). Upscaling Earth: Material, Process, Catalyst. Gta publishers
  15. James-Chakraborty, K. (2014). Reinforced Concrete in Louis Kahn’s National Assembly, Dhaka: Modernity and Modernism in Bangladeshi Architecture. Frontiers of Architectural Research, 3, 81–88
  16. Kere, F. (2012). School in Gando, Burkina Faso. Architectural Design, 82(6), DOI: 10.1002/ad.1496
  17. Kulakov, A.I. & Ri, A.U. (2020). Ceramics in Architecture. Baikal Forum 2020. Conf. Series: Earth and Environmental Science, doi: 10.1088/1755-1315/751/1/0120521
  18. Lainez, J.M.C., Jimenez, J.R., Macias, B.S.M, & Calero, J.I.P. (2009). The Key-role of Eladio Dieste, Spain and the Americas in the Evolution from Brickwork to Architectural Form. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 8 (2), 355-362, DOI: 10.3130/jaabe.8.355
  19. Latour, B. (1999). Pandora Hope: Essays on the Reality of Science Studies. Harvard University Press
  20. Latour, B. (2005). Reassembling the Social: an Introduction to Actor-Network Theory. Oxford University Press
  21. Lawson, B. (2005). How Designers Think: The Design Process Demystified. Architectural Press
  22. Lina, H.M, Kurniawati, I., Jahroh, A., Widiarto, M.F., Ekomadyo, A.S. (2018). Eko Prawoto: Mengasuh Budaya dan Mencipta Puitisasi Arsitektur. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, https://doi.org/10.32315/ti.7.c093
  23. Mangunwijaya, Y.B. (1986). Ragawidya: Religiositas Hal-hal Sehari-hari. Penerbit Kanisius Jakarta
  24. Mangunwijaya, Y.B. (1988). Wastu Citra : Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur. Gramedia, Jakarta
  25. Pangestu, R.D., Adelia, N.K., Az-Zahra, S.S., Ekomadyo, A.S. (2019). Andy Rahman: Menggali Esensi Arsitektur Nusantara dan Ketukangan dalam Berkarya. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, https://doi.org/10.32315/ti.8.b106
  26. Peters, T. (2015). Sustaining the Local: An Alternative Approach to Sustainable Design, Architectural Design 85(2), DOI: 10.1002/ad.1889
  27. Rowe, P. G. (1986). Design Thinking. The MIT Press
  28. Schon, D. (1984). The Reflective Practitioner: How Professionals Think In Action. Basic Books
  29. Schwartz, C. (2017). Introducing Architectural Tectonics: Exploring the Intersection of Design and Construction. Routledge
  30. Shih, C.M. & Johanson, R. (2010). The Tectonic Integration of Louis I. Kahn. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 9 (1), 31-37, DOI: 10.3130/jaabe.9.31
  31. Siagian, B., Muntaha, I., Mansyur, T. & Ichsan, N. (2019). Terracotta City. Yayasan Daun Salambar
  32. Silmi, G.F. (2020). Tentang Terakota: Mengetalasekan Terakota. Zine. Suatudio, Bandung
  33. Swallow, P.G. (1993). Our Architectural Ceramic Heritage. Structural Survey, 12 (2) 20-23, © MCB University Press, 0263-080X
  34. Teriba, A. (2018). Buildings Instead of Discourse: Empathy and Modern Architecture in West Africa. Regionalism, Nationalism & Modern Architecture Conference Proceedings. Porto, October 25-27, 2018
  35. Veit, R. (1999). Moving Beyond the Factory Gates: The Industrial Archaeology of New Jersey’s Terra Cotta Industry. The Journal of the Society for Industrial Archeology, 25(2), 5–28. http://www.jstor.org/stable/40968875
  36. Yaneva, A. (2016). Mapping Controversies in Architecture. Routledge, London, Doi: https://doi.org/10.4324/9781315593807
  37. Yuliar, S. (2011). Transformasi Riset ke dalam Inovasi. Dewan Riset Nasional, Jakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-26 18:03:32

No citation recorded.