skip to main content

Diksi Bung Karno dalam Memoar Sarinah: Sebuah Analisis Wacana Kritis Feminis Model Sara Mills

*Suyanto Suyanto  -  Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

This study aims to explain the use of words or phrase categories: general form; mark and not mark; naming and androcentrism; and semantic derogation in Sarinah's memoir. The material object of this research is Sarinah's memoir, written by Bung Karno and formal object is words and phrases used in Sarinah's memoir. Obtaining the data of this study uses the refer method. Data analysis was used the matching (padan) method. This study uses a tool analysis of the theory of critical analysis of feminist stylistics in Sara Mills's model. The results of the data analysis show that naming and androcentrism, such as the soft or weak, the stupid, the short-minded, the nerimo, the beauty, and the "sex-appeal are the most used in Sarinah's memoir. The intensive use of naming and androcentrism because our lives are based on patriarchal culture. The impact of the practice of the patriarchal system is the intensive use of words and phrases that have mark or not mark, such as the movement of women, liberate women, International Women's Day, women weaving workers, Women's Day and International Women's Day. The use of general form words or phrases in Sarinah's memoirs is used at least and even semantic derogation words or phrases are not used in Sarinah's memoirs.

Intisari

Penelitian ini bertujuan menjelaskan pemakaian kata-kata atau frasa kategori: betuk umum;  bermarkah dan tidak bermarkah; penamaan dan androsentrisme; dan derogasi semantik dalam memoar Sarinah. Objek material penelitian ini adalah memoar Sarinah, karya Bung Karno dan objek formalnya adalah pemilihan kata dan frasa yang digunakan dalam memoar Sarinah. Pemerolehan data studi ini mempergunakan metode simak. Analisis data dilakukan dengan metode padan. Studi ini menggunakan pisau analisis teori analisis wacana kritis stilistika feminis model Sara Mills. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penamaan dan androsentrisme, seperti kaum lemah, kaum bodo, kaum singkat pikiran, kaum nerimo, kecantikannya, kejelitaannya, dan “sex-appeal paling banyaak digunakan dalam memoar Sarinah.  Intensifnya penggunaan kata atau frasa penamaan dan androsentrisme karena kehidupan kita berbasis budaya patriarkhi. Dampak dari praktik sistem patriarkhi adalah intensifnya penggunaan kata dan frasa bermarkah atau tidak bermarkah,seperti pergerakan wanita, merdekalah wanita, Hari Wanita Internasional, kaum buruh tenun wanita, Hari Wanita dan Hari Internasional kaum buruh wanita. Pemakaian kata-kata atau frasa bentuk umum dalam memoar Sarinah paling sedikit dipergunakan dan bahkan kata-kata atau frasa derogasi semantik tidak digunakan dalam memoar Sarinah.

Fulltext View|Download
Keywords: Sarinah; Bung Karno; general form; naming and androcentrism; marking and not marking.

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-24 12:20:29

No citation recorded.