skip to main content

Kesesuaian Tinggi Bangunan di Kota Semarang Berdasarkan Kemampuan Lahan

*Bitta Pigawati orcid scopus  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Ketinggian bangunan mengandung pengertian identik dengan besarnya beban yang ditanggung oleh lahan. Keberadaan bangunan tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya dapat mengakibatkan kerusakan lahan dan bencana. Konsep pengaturan ketinggian bangunan merupakan salah satu pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan keruangan, sehingga dapat menjamin keberadaan ruang-ruang yang berfungsi memproteksi lingkungan alamiah. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian tinggi bangunan di Kota Semarang berdasarkan kemampuan lahan dan arahan pengembangan lahan. Tingkat kemampuan lahan diperoleh melalui analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) menggunakan variabel fisik-lingkungan. Metode penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan spasial. Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis dalam analisisnya dan menggunakan citra penginderaan jauh sebagai sumber data spasial utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Semarang pada tahun 2022 mempunyai kemampuan lahan rendah hingga sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan. Kelas kemampuan lahan sangat rendah dan rendah sesuai untuk kawasan yang tidak ada bangunannya, kemampuan lahan kelas sedang dan agak tinggi sesuai untuk bangunan dengan ketinggian maksimum empat lantai dan Kemampuan lahan kelas sangat tinggi sesuai untuk bangunan dengan ketinggian di atas empat lantai. Kesesuaian tinggi bangunan ditentukan berdasarkan kemampuan lahan dengan mepertimbangkan aspek fisik dan lingkungan. Terdapat bangunan di Kota Semarang yang ketinggiannya kurang sesuai. Prosentase paling besar diketahui terdapat di Kecamatan Candisari. Salah satu upaya untuk mengatisipasi kondisi ini perlu dilakukan pengendalian melalui peraturan pendirian bangunan.
Fulltext View|Download
Keywords: Rawan Bencana, Ketinggian Bangunan, Fisik-Lingkungan

Article Metrics:

  1. Asharyanto, H., Soeksmantono, B., & Wikantika, K. (2015). Three dimensional city building modelling with LiDAR data (case study: Ciwaruga, Bandung). ACRS 2015 - 36th Asian Conference on Remote Sensing: Fostering Resilient Growth in Asia, Proceedings, (September)
  2. Dai, F. C., Lee, C. F., & Zhang, X. H. (2001). GIS-based geo-environmental evaluation for urban land-use planning: a case study. Engineering Geology, 61(4), 257–271. article
  3. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Apek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
  4. Floyd.F Sabins, J. (1986). Remote Sensing. Principle and Interpretations (second edi). New York: W. H. Freeman and Company
  5. Fuchu, D., Yuhai, L., & Sijing, W. (1994). Urban geology: a case study of Tongchuan city, Shaanxi Province, China. Engineering Geology, 38(1–2), 165–175. article
  6. Goodchild, M. F. (1993). The state of GIS for environmental problem-solving. Environmental Modeling with GIS, 8. article
  7. Hajar, A., Wijaya, A. P., & Bashit, N. (2017). Pemanfaatan Lidar untuk Evaluasi Ketinggian Bangunan di Kawasan Jalan Pandanaran, Semarang. Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 361–370. article
  8. Kementrian Lingkungan Hidup. (2009). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah (article). Jakarta (ID): KLH
  9. Laiko, F. (2010). PENGEMBANGAN I KABUPATEN GORONTALO Oleh : PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA. Universitas Diponegoro
  10. Li, Z., Zhu, C., & Gold, C. (2004). Digital terrain modeling: principles and methodology. CRC press
  11. Lillesand, T. M., & Kiefer, F. W. (1993). Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. misc, Yogyakarta: UGM Press
  12. Malingreau, J.-P., & Christiani, R. (1981). A land cover/land use classification for Indonesia. Journal of Geography, Faculty of Geography, Gadjah Mada University, 11(41), 13–50. article
  13. N, C. D. T., & Pigawati, B. (2021). The Pattern of Settlement Distribution in Disaster Prone Areas of Semarang City, 23(2), 94–103
  14. Ningrum, L., & Widyastuty, A. A. S. A. (2021). EVALUASI KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI DI KABUPATEN LAMONGAN. SNHRP, 412–429. article
  15. Pemerintah Kota Semarang. (2011). RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031. Semarang. Retrieved from http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateDetail.jsp?id=142160&lokasi=lokal
  16. Pertiwi, N., Dewanti, A. N., & Kadri, M. K. (2021). Analisis Daya Dukung Lingkungan di Kelurahan Manggar Baru Balik Papan Provinsi Kalimantan Timur. Ruang, 7(1), 9–21
  17. Pigawati, B., Sugiri, A., Putra, I., & Suryani, T. A. (2020). Prediction and location suitability of settlement growth at The BWK II of Semarang City. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 500, p. 12023). inproceedings
  18. Saptiningsih, E., & Haryanti, S. (2015). The content of cellulose and lignin various sources of organic matter decomposition in the soil after the latosol. Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 23(2), 34–42. article
  19. Sejati, A. W., Rahayu, S., Pigawati, B., & Winarendri, J. (2018). The Ex-Ante Evaluation of Hotel Buildings Height in Airport Area: A Case of Hotel in Kaliwungu, Peri-Urban Area of Semarang. Journal of Architectural Design and Urbanism, 1(1), 31–39. article
  20. Setiawan, I. A., & Pigawati, B. (2018). Dampak Pembangunan Perumahan Graha Candi Golf di Kota Semarang. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 143–152. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/21418/20004
  21. Suartika, G. A. M. (2010). Pengaturan batas ketinggian bangunan dalam menjaga keberlanjutan bentang alam dan lingkungan terbangun. Jurnal Bumi Lestari, 10, 146–158. article
  22. Van Zuidam, R. A. (1985). Aereal photo-interpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. Netherlands. misc, Printed Smith Publishers
  23. Weng, Q. (2010). Remote Sensing and GIS Integration: Theories, Methods, and Applications. New York: McGraw-Hill Company
  24. Wicaksono, T., & Sugiyanto, F. X. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pemanfaatan Perumahan Untuk Tujuan Komersial Di Kawasan Tlogosari Kulon, Semarang (phdthesis). Universitas Diponegoro
  25. Wirawan, R. R., Kumurur, V. A., & Warouw, F. (2019). Daya dukung lingkungan berbasis kemampuan lahan di Kota Palu. SPASIAL, 6(1), 137–148. article

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-24 07:00:46

No citation recorded.