skip to main content

Pengukuran Layak Huni Kota Depok pada Tingkat Meso

Louisa Aninda Tungga Dewi  -  Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta Barat 11440, Indonesia, Indonesia
*Wisely Yahya orcid scopus  -  Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta Barat 11440, Indonesia, Indonesia
Rahel Situmorang orcid scopus  -  Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta Barat 11440, Indonesia, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kota Depok menempati peringkat terakhir dari 52 kota dalam Most Livable City Index (MLCI) 2022 versi Ikatan Ahli Perencana (IAP). Meskipun telah terdapat penelitian terdahulu yang mengukur tingkat layak huni kota melalui pendekatan kuantitatif dan data primer, kajian pada tingkat meso dengan menggunakan data sekunder dan metode analisis yang berbeda di Kota Depok masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat layak huni Kota Depok pada tingkat meso dengan batas administrasi kecamatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode min-max normalization dan memetakan tingkat layak huni setiap kecamatan. Enam dimensi kota layak huni meliputi dimensi pendidikan, kesehatan, sosial kependudukan, ekonomi, transportasi dan lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa dimensi pendidikan memiliki skor rata-rata tertinggi, sedangkan dimensi transportasi memiliki skor terendah. Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Pancoran Mas tergolong sangat layak huni, relatif terhadap kecamatan lain di Kota Depok meskipun tidak berdekatan dengan PPK.  Sementara Kecamatan Limo, Cipayung, Bojongsari, dan Cinere tergolong sangat tidak layak huni dibandingkan kecamatan lainnya karena ketersediaan berbagai fasilitas seperti kesehatan, pendidikan dan transportasi masih belum merata pada kecamatan-kecamatan tersebut. Secara umum, Kota Depok tergolong cukup layak huni (skor rata-rata 0,4773) dengan pemetaan layak huni yang cenderung sejalan dengan pemetaan pada dimensi transportasi. Penelitian ini menekankan pentingnya optimalisasi setiap dimensi kota layak huni secara kontekstual di tingkat kecamatan sebagai strategi dalam mewujudkan Kota Depok sebagai kota layak huni. Pemerintah Kota Depok perlu memprioritaskan intervensi strategis pada kecamatan-kecamatan dengan tingkat layak huni yang rendah guna meningkatkan layak huni Kota Depok secara keseluruhan. 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext |  Cover Letter
Cover letter_Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota
Subject
Type Cover Letter
  Download (80KB)    Indexing metadata
 Copyright Transfer Agreement
Formulir Perjanjian alih hak cipta penerbitan
Subject
Type Copyright Transfer Agreement
  Download (85KB)    Indexing metadata
Keywords: Pengukuran Kota Layak Huni; Tingkat Meso; Kota Depok; Min-Max Normalization

Article Metrics:

  1. Al-Thani, S. K., Amato, A., Koç, M., & Al-Ghamdi, S. G. (2019). Urban sustainability and livability: An analysis of Doha’s urban-form and possible mitigation strategies. Sustainability (Switzerland), 11(3), 786. DOI: https://doi.org/10.3390/su11030786
  2. Badan Pusat Statistik Kota Depok. (2024). Kota Depok dalam Angka 2024. Kota Depok: BPS Kota Depok
  3. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok & Departemen Statistika IPB. (2023). Analisis Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Kota Depok 2023. Diakses melalui https://ppid.depok.go.id/
  4. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok & Departemen Statistika IPB. (2024). Analisis Ketimpangan Ekonomi Kecamatan Kota Depok 2024. Retrieved from melalui https://satudata.depok.go.id/
  5. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok. (2024). Data Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2024
  6. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok. (2024). Data Luas Ruang Terbuka Hijau per Kecamatan di Kota Depok Tahun 2024
  7. Douglass, M., Le, T.Q., Lowry, C.K., Nguyen, H.T., Pham, A.N., Thai, N.D. & Yulinawati, H. (2004). The livability of mega-urban regions in Southeast Asia-Bangkok, Ho Chi Minh City, Jakarta and Manila compared. International Conference on the Growth Dynamics of Mega-Urban Region in East and Southeast Asia, 284–319
  8. EIU. (2023). The Global Liveability Index 2023. Diakses melalui https://www.eiu.com/n/campaigns/global-liveability-index-2024/
  9. Fu, B., Yu, D., & Zhang, Y. (2019). The livable urban landscape: GIS and remote sensing extracted land use assessment for urban livability in Changchun Proper, China. Land use policy, 87, 104048. DOI: https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2019.104048
  10. Giovani, F., Wartaman, A. S., & Taki, H. M. (2021). Fulfillment of the Concept a Livable City in Terms of Phsical Aspects in the City of South Tangerang. International Journal on Livable Space, 6(1), 13-20. DOI: https://doi.org/10.25105/livas.v6i1.10720
  11. Hoon Leh, O. L., Abdul Aziz, M. H., Mohd Mahbot, N., Marzukhi, M. A., & Nasrudin, N. (2020). A STUDY OF URBAN LIVEABILITY IN A CITY AND A SUBURBAN. CASE STUDY: KUALA LUMPUR AND PUNCAK ALAM, MALAYSIA. Journal of Surveying, Construction and Property, 11(2), 16–26. https://doi.org/10.22452/jscp.sp2020no1.2
  12. Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). (2022). Indonesia Most Livable City Index 2022. IAP Press. Ikatan Ahli Perencanaan
  13. Jun, S., & Jung, J. (2024). Urban Livability Assessment in South Korea: Incorporating Climate Change Vulnerability. Urban Science, 8(4), 181. DOI: https://doi.org/10.3390/urbansci8040181
  14. Kaseger, A., Sembel, A. S., & Lintong, S. (2022). Sistem Transportasi Publik di Kota Tomohon Berdasarkan Konsep Kota Layak Huni. Sabua: Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur, 11(1), 1-10. DOI: https://doi.org/10.35793/sabua.v11i1.41223
  15. Kashef, M. (2016). Urban livability across disciplinary and professional boundaries. Frontiers of Architectural Research, 5(2), 239–253. https://doi.org/10.1016/j.foar.2016.03.003
  16. Komak, F., Bakar, N., Aziz, F., & Ujang, N. (2023). Assessing The Impact of Public Infrastructure on Neighborhood Livability in Cyberjaya, Malaysia: A Global Technological Hub. Journal Of Urban and Regional Analysis, 15(2), 273–302. DOI: https://doi.org/10.37043/jura.2023.15.2.5
  17. Kose, E., Vural, D., & Canbulut, G. (2020). The most livable city selection in Turkey with the grey relational analysis. Grey Systems: Theory and Application, 10(4), 529-544. DOI: http://dx.doi.org/10.1108/GS-04-2020-0042
  18. Kozaryn, A.O., & Valente, R.R. (2019). Livability and Subjective Well-Being Across European Cities. Applied Research Quality Life, 14, 197–220. DOI: https://doi.org/10.1007/s11482-017-9587-7
  19. Larose, D. T., & Larose, C. D. (2014). Discovering knowledge in data: an introduction to data mining. John Wiley & Sons. DOI: https://doi.org/10.1002/9781118874059
  20. Luo, Q., Shu, H., Zhao, Z., Qi, R., & Huang, Y. (2022). Evaluation of Community Livability Using Gridded Basic Urban Geographical Data—A Case Study of Wuhan. ISPRS International Journal of Geo-Information, 11(1), 38. DOI: https://doi.org/10.3390/ijgi11010038
  21. Martino, N., Girling, C., & Lu, Y. (2021). Urban form and livability: socioeconomic and built environment indicators. Buildings and Cities, 2(1), 220–243. https://doi.org/10.5334/bc.82
  22. Narieswari, L., Sitorus, S. R. P., Hardjomidjojo, H., & Putri, E. I. K. (2019). Multi-dimensions urban resilience index for sustainable city. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 399(1), 012020. DOI: https://doi.org/10.1088/1755-1315/399/1/012020
  23. Nawangwulan, G., & Sutriadi, R. (2015). Kajian Ketercapaian Kota Layak Huni (Liveable City) Kota Balikpapan. Bandung: Institut Teknologi Bandung
  24. Nugroho, F. I., Setyono, D. A., & Kurniawan, E. B. (2022). Identifikasi Kriteria Layak Huni Permukiman Di Kota Malang. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 14(1), 1-8
  25. Onnom, W., Tripathi, N., Nitivattananon, V., & Ninsawat, S. (2018). Development of a liveable city index (LCI) using multi criteria geospatial modelling for medium class cities in developing countries. Sustainability, 10(2), 520. DOI: https://doi.org/10.3390/su10020520
  26. Paul, A. (2024). Assessment of metropolitan livability variations using objective-subjective approach. World Development Sustainability, 4(January), 100135. https://doi.org/10.1016/j.wds.2024.100135
  27. Pemerintah Kota Depok. (2022). Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 9 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok Tahun 2022-2042. Kota Depok: Pemerintah Kota Depok
  28. Pemerintah Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur. Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia
  29. Quan, Z., Huijuan, N., & Xiaoying, L. (2024). Evaluation of Urban Space Livability in the Urban Area of Hefei Based on Production-Living-Ecological Space. Journal of Resources and Ecology, 15(2), 338-350. DOI: https://doi.org/10.5814/j.issn.1674-764x.2024.02.009
  30. Ridhoni, M., Ridhani, M. Y., & Priyadharma, A. A. (2019). The Indonesian Green Technology Journal Penentuan Area-Area Paling Layak Huni di Kota Banjarmasin Berdasarkan Indikator-Indikator Spasial Determination of Most Livable Areas in Banjarmasin City Based on Spatial Indicators. 70582, 1–8. https://doi.org/10.21776/ub.igtj.2019.008.01.01
  31. Ruth, M., & Franklin, R. S. (2014). Livability for all? Conceptual limits and practical implications. Applied geography, 49, 18-23. DOI: https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2013.09.018
  32. Saeed, U., Ahmad, S. R., Mohey-ud-din, G., Butt, H. J., & Ashraf, U. (2022). An Integrated Approach for Developing an Urban Livability Composite Index—A Cities’ Ranking Road Map to Achieve Urban Sustainability. Sustainability (Switzerland), 14(14), 8755. DOI: https://doi.org/10.3390/su14148755
  33. Soraya, A. I. (2016). Peningkatan Ketercapaian Kota Layak Huni Di Surabaya Berdasarkan Persepsi Pemegang Kebijakan. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  34. Yudhistira, F., & Putri, M. B. (2024). Strategi Aspek Prioritas Kota Layak Huni (Livable City) Pada Kota Bandar Lampung. Jurnal Perencanaan Dan Pengembangan Kebijakan, 4(1), 62. https://doi.org/10.35472/jppk.v4i1.1400

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-10-05 13:41:48

No citation recorded.