skip to main content

Current Structure and Spatial Variation of Indonesian Throughflow in Makassar Strait Under Ewin 2013 (Struktur Arus dan Variasi Spasial Arlindo di Selat Makassar dari Ewin 2013)

1Departemen Ilmu dan Teknolologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Indonesia

2Departemen Ilmu dan Teknolologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

3Departemen Ilmu dan Teknolologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogo

4 Pusat penelitian oseanografi-LIPI

View all affiliations
Published: 3 Jun 2015.

Citation Format:
Abstract

Selat Makassar (SM) merupakan pintu masuk utama Arus Lintas Indonesia (Arlindo) membawa transport Arlindo sekitar 75% dari total 15 Sv.  Pengukuran mooring arus di Kanal Labani telah dilakukan sejak tahun 1996, namun pengukuran hidrografi yang mencakup seluruh kawasan SM jarang dilakukan. Kontur selat yang berupa kanal dengan keragaman batimetri sangat mempengaruhi karakteristik massa air yang bergerak di dalamnya sehingga diperlukan penelitian mencakup seluruh kawasan SM. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji variasi spasial dan struktur arus dan massa air Arlindo di kawasan SM dari hasil ekspedisi EWIN Juni 2013. Data hidrografi yang digunakan terdiri dari 29 casts CTD yang tersebar di kawasan SM dan data arus di kedalaman 0-125 m dari shipboard ADCP sepanjang lintasan survei. Hasil penelitian menunjukkan Arlindo Makassar dicirikan arus jet kuat intensif di kedalaman termoklin (75-125 m), dimana pola alirannya mengarah ke selatan sampai barat daya di pintu masuk utara SM. Arus ini berlanjut sampai mendekati lintang 2°LS, yang selanjutnya arah alirannya berubah ke tenggara menyusuri lereng dangkalan Kalimantan yang mengarah ke Kanal Labani.  Arus jet berubah ke arah selatan sampai tenggara di kanal ini dan menjadi lebih kuat. Sirkulasi di sisi tepi barat laut SM terbentuk pusaran arus searah jarum jam. Stratifikasi massa air Arlindo Makassar didominasi massa air Pasifik Utara, yaitu North Pacific Subtropical Water (NPSW) di kedalaman termoklin dan North Pacific Intermediate Water (NPIW) di bawah termoklin. Terdapat variasi spasial massa air NPSW dan NPIW, dimana semakin kearah selatan nilai salinitas maksimum (minimum) NPSW (NPIW) semakin berkurang sekitar 0.03 psu. Ketebalan lapisan termoklin sisi timur selat lebih besar sehingga distribusi vertikal massa air Pasifik Utara tersebut cenderung lebih kuat di sisi timur sehingga ditemukan intensifikasi Arlindo ke arah barat Selat Makassar.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

  1. Integrated 3D numerical modeling during La Niña and El Niño events using Regional Ocean Modeling System (ROMS) in Makassar Strait: preliminary study

    S Mubarrok, M Riza, A A Nur, I Mandang. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 162 , 2018. doi: 10.1088/1755-1315/162/1/012005
  2. The formation of an open atoll in strike slip-fault setting: new insight from Maratua Island, Kalimantan-Indonesia

    Eko Haryono, Sutanto Tri Juni Putro, Didit Hadi Barianto, Muhammad Haviz Damar Sasongko, Juswono Budi Setiawan. Environmental Earth Sciences, 81 (13), 2022. doi: 10.1007/s12665-022-10469-8
  3. Phytoplankton Community Structure of the Makassar Strait, Indonesia

    A Rachman, A Purwandana, N Fitriya. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 789 (1), 2021. doi: 10.1088/1755-1315/789/1/012006
  4. Seasonal variation of mixed layer depth and thermocline thickness from the ctd argo float data in the Southern Makassar Strait

    D R Putra, N M N Natih, A Purwandana. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1137 (1), 2023. doi: 10.1088/1755-1315/1137/1/012010

Last update: 2024-11-19 11:55:14

  1. Integrated 3D numerical modeling during La Niña and El Niño events using Regional Ocean Modeling System (ROMS) in Makassar Strait: preliminary study

    S Mubarrok, M Riza, A A Nur, I Mandang. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 162 , 2018. doi: 10.1088/1755-1315/162/1/012005