BibTex Citation Data :
@article{JNH30231, author = {Ali Ahmad and Hertanto Subagio and Amalia Sukmadianti and Darmono SS and Etisa Murbawani}, title = {ADDUCTOR POLLICIS MUSCLE THICKNESS SEBAGAI PREDIKTOR SKELETAL MUSCLE MASS PADA PASIEN HEMODIALISIS}, journal = {JNH (Journal of Nutrition and Health)}, volume = {8}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Latar belakang: Kondisi GGK & tindakan hemodialisis dapat menurunkan skeletal muscle mass (SMM) dan mempengaruhi survival pasien. SMM tidak diukur secara rutin karena keterbatasan alat pemeriksaan. Adductor Pollicis Muscle Thickness (APMT) adalah pemeriksaan antropometri yang relatif mudah, murah, tidak invasif serta berasosiasi positif dengan SMM. APMT diharapkan dapat menjadi alternatif pengukuran SMM. Tujuan : Menganalisis APMT sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisis Metode penelitian : Penelitian korelasional melibatkan pasien GGK yang menjalani hemodialisis sebanyak 50 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Massa otot diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), APMT diukur menggunakan Kaliper Harpenden, dan performa fisik diukur berdasarkan international physical activity questionnaire (IPAQ). Uji hipotesis menggunakan korelasi dan analisis regresi linier bivariat & multivariat untuk nilai prediksi. Hasil : Terdapat korelasi positif antara APMT dengan SMM pada kelompok subyek pria (r=0.793 p< 0.001) & wanita (r=0.848; p < 0.001). Usia tidak berkorelasi dengan SMM pada kelompok subyek pria (r = 0.34); p = 0.864) dan berkorelasi negatif pada wanita (r= -0.600, p< 0,05), sementara aktivitas fisik berkorelasi positif dengan SMM pada kelompok subyek pria (r=0.655, p< 0.001) & wanita (r=0.470, p < 0.05). APMT dapat digunakan untuk memperkirakan nilai SMM pada kelompok subyek pria (R 2 = 0.546; p < 0.001) dan wanita (R 2 = 0.719; p < 0.001). Simpulan: APMT dapat digunakan sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisis menggunakan formula prediksi SMM = -5.708 + 1.5 x DAPMT (pria) & SMM = -2.86 + 1.32 x DAPMT (wanita). Kata kunci : GGK, Hemodialisis, SMM, APMT }, issn = {2622-8483}, pages = {57--65} doi = {10.14710/jnh.8.2.2020.57-65}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/30231} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Kondisi GGK & tindakan hemodialisis dapat menurunkan skeletal muscle mass (SMM) dan mempengaruhi survival pasien. SMM tidak diukur secara rutin karena keterbatasan alat pemeriksaan. Adductor Pollicis Muscle Thickness (APMT) adalah pemeriksaan antropometri yang relatif mudah, murah, tidak invasif serta berasosiasi positif dengan SMM. APMT diharapkan dapat menjadi alternatif pengukuran SMM.
Tujuan : Menganalisis APMT sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisis
Metode penelitian : Penelitian korelasional melibatkan pasien GGK yang menjalani hemodialisis sebanyak 50 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Massa otot diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), APMT diukur menggunakan Kaliper Harpenden, dan performa fisik diukur berdasarkan international physical activity questionnaire (IPAQ). Uji hipotesis menggunakan korelasi dan analisis regresi linier bivariat & multivariat untuk nilai prediksi.
Hasil : Terdapat korelasi positif antara APMT dengan SMM pada kelompok subyek pria (r=0.793 p< 0.001) & wanita (r=0.848; p < 0.001). Usia tidak berkorelasi dengan SMM pada kelompok subyek pria (r = 0.34); p = 0.864) dan berkorelasi negatif pada wanita (r= -0.600, p< 0,05), sementara aktivitas fisik berkorelasi positif dengan SMM pada kelompok subyek pria (r=0.655, p< 0.001) & wanita (r=0.470, p < 0.05). APMT dapat digunakan untuk memperkirakan nilai SMM pada kelompok subyek pria (R2 = 0.546; p < 0.001) dan wanita (R2 = 0.719; p < 0.001).
Simpulan: APMT dapat digunakan sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisis menggunakan formula prediksi SMM = -5.708 + 1.5 x DAPMT (pria) & SMM = -2.86 + 1.32 x DAPMT (wanita).
Kata kunci : GGK, Hemodialisis, SMM, APMT
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 19:12:01
View statistics