skip to main content

Konsentrasi Fe dan Batas Aman Konsumsi Kerang Hijau (Perna viridis) dari Perairan Tambak Lorok

Liningga Adiningtyas  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Endang Supriyantini  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Ita Widowati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Mimie Saputri  -  Doctorat Sciences et Technologie-Biologie de l’Environnement, des Populations et Ecologie, Université de La Rochelle, France
Open Access Copyright (c) 2023 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Di daerah Tambak Lorok terdapat banyak aktivitas manusia, baik di daratan maupun perairan yang dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi logam berat, salah satunya logam Fe. Salah satu organisme yang hidup di Perairan Tambak Lorok dan mampu mengakumulasi logam Fe adalah kerang hijau (Perna viridis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan konsentrasi logam berat Fe dalam air, sedimen, dan jaringan lunak daging kerang hijau (P. viridis) serta untuk mengetahui tingkat keamanan konsumsi kerang hijau (P. viridis) harian terhadap logam Fe dari Tambak Lorok, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret dan April 2021 dengan menggunakan metode eksploratif kuantitatif. Kadar logam Fe dianalisis dengan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil analisis kandungan logam Fe dalam air berkisar antara 0,16-1,69 mg/L; sedimen 4,39-88,07 mg/kg; dan jaringan lunak kerang hijau (P. viridis) 0,19-2,76 mg/kg. Kandungan logam Fe dalam air menunjukkan peningkatan, sedangkan kandungan Fe dalam sedimen dan jaringan lunak kerang hijau (P. viridis) mengalami penurunan pada bulan April. Nilai BCF (Bioconcentration Factor) < 100 yang menunjukkan akumulasi kerang hijau (P. viridis) terhadap logam Fe rendah. Untuk mengetahui batas aman konsumsi daging kerang hijau per minggu dilakukan penghitungan MTI (Maximum Tolerable Intake). Batas aman konsumsi kerang hijau untuk wanita dengan berat badan 45 kg adalah 657,96 kg/minggu dan 877,28 kg/minggu bagi laki-laki dengan berat badan 60 kg.

 

 

 

 

Many human activities seen in Tambak Lorok, both on land and in waters, may cause an increase in the concentration of heavy metals, such as Fe. One of the organisms that live in Tambak Lorok Waters and are able to accumulate Fe is the green mussels (Perna viridis). This study aims to determine the concentration of Fe in water, sediment, and soft tissue of green mussel (P. viridis) and to determine the safety level of daily consumption of green mussels (P. viridis) against Fe from Tambak Lorok, Semarang. This study was conducted on March and April 2021 using quantitative exploratory methods. The metal content of Fe was analyzed by AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Fe content in water ranged from 0.16 to 1.69 mg/L; sediment 4.39-88.07 mg/kg; and soft tissue of green mussels (P. viridis) 0.19-2.76 mg/kg. Fe content in water showed an increase, while the Fe content in sediment and soft tissue of green mussels (P. viridis) decreased in April. The BCF (Bio Concentration Factor) value is < 100, which indicates accumulation of green mussels (P. viridis) against Fe metal is low. To determine the safety limit of green mussel consumption per week, MTI (Maximum Tolerable Intake) was calculated. The safety limit for green mussel consumption for women weighing 45 kg is 657,96 kg/week and 877.28 kg/week for men weighing 60 kg.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Perna viridis; Besi; MTI; Tambak Lorok; Semarang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-27 01:31:00

No citation recorded.