skip to main content

Minority within a Minority: Eksistensi dan Narasi Identitas Penghayat non-paguyuban di Yogyakarta

*Ahmad Makmun Khodori  -  Program Studi Magister Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia., Indonesia, Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini menganalisis satu topik terkait eksistensi dan identitas Penghayat non-paguyuban yang merupakan bagian dari Agama Leluhur di Yogyakarta. Dua pertanyaan berusaha untuk dijawab dalam penelitian ini yakni bagaimana kondisi Agama Leluhur di Yogyakarta? Mengapa terdapat penghayat yang tidak tergabung dalam paguyuban seperti lainnya dan memilih menjadi penghayat tanpa paguyuban? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Penghayat non-Paguyuban dalam menjaga eksistensi dan identitas yang milikinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa identitas yang menempel pada Penghayat non-paguyuban berdampak pada perjuangan dalam mempertahankan eksistensinya. Identitas Penghayat non-paguyuban mengarah pada mereka yang merupakan Penghayat namun tidak tergabung dalam paguyuban tertentu, sehingga mereka tidak sepenuhnya diakui karena tidak adanya pengakuan secara resmi dari MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia) jika mereka merupakan bagian dari Penghayat Kepercayaan di Yogyakarta. Dalam situasi semacam ini, ada risiko bahwa eksistensi Penghayat non-paguyuban dapat menghilang seiring berjalannya waktu.
Fulltext View|Download
Keywords: Agama Leluhur; Penghayat non-paguyuban; Identitas; Eksistensi; Yogyakarta

Article Metrics:

  1. Ahnaf, Iqbal & Salim. Hairus. 2017. Krisis Keistimewaan: Kekerasan terhadap Minoritas di Yogyakarta. Yogyakarta: CRCS UGM
  2. Aimee Dawis. 2010. Orang Indonesia Tionghoa: Mencari Identitas, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  3. Arroisi, J., Badi, S., Perdana, M. P., & Mafaza, A. T. 2022. Problematika Aliran Kepercayaan dan Kebatinan sebagai Agama Asli Indonesia. Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 6(2), 138–155
  4. Baskoro, A. 2020. Mewujudkan Social Inclusion: Kontribusi Satunama terhadap Penghayat Kepercayaan di Yogyakarta. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 3(2), p. 181–196. https://doi.org/10.14421/panangkaran.2019.0302-03
  5. Darmansyah, Darmansyah. 2018. “Identitas Agama Lokal (Studi Kasus Aliran Kebatinan).” Jurnal Al- Aqidah 10, no. 2. p. 12–23
  6. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. 2022. Buku Saku Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tahun 2022. Jakarta
  7. Hall, Stuart & du Gay, Paul (ed). 1996. Questions of Cultural Identity. London. Thousand Oaks. Delhi: Sage Publication
  8. Herdika, M. R. 2021. Pengaturan Agama Leluhur Pasca Putusan MK No. 97/PUU-XIV/2016 Ditinjau dari Perlindungan HAM. Res Publica: Jurnal Hukum Kebijakan Publik, Vol, 5 No 3. p 326-339
  9. Hogg, M. A., Abrams, D., Otten, S., & Hinkle, S. 2004. The Social Identity Perspective: Intergroup Relations, Self-Conception, and Small Groups. Small Group Research, 35(3), 246-276. https://doi.org/10.1177/1046496404263424
  10. Illiyy, N. N. 2015. Dinamika Kehidupan Kelompok Minoritas di Indonesia (Studi Kasus Pengalaman Bermasyarakat dan Bernegara Warga Kerokhanian Sapta Darma). Tesis, Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada
  11. Jati, W. 2013. Kearifan Lokal Sebagai Resolusi Konflik Keagamaan. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 21(2), p. 393-416. doi: https://doi.org/10.21580/ws.21.2.251
  12. Khoirnafiya, Siti. 2020. Marginal Community and Their White Kebaya: Penghayat Sapta Darma and the Purity Discourse in Jakarta. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, [S.l.], v. 22, n. 2, p. 178-186
  13. Kristianto, Imran, Ewandari. 2013. Makna uborampe upacara kematian pada masyarakat jawa. Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, Vol 1. No 5. p 1-12
  14. Lubis, N. 2023. Intersection of Traditional Religious Authority and New Authority in the Digital Space of Indonesia. FIKRAH, 11(1), 135-150. DOI: http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v11i1.19678
  15. Ma’arif, Samsul. 2017. Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia. Yogyakarta: CRCS UGM
  16. Mubarak, Husni & Kumala, Intan. 2020, Diskriminasi Terhadap Agama Minoritas: Studi Kasus di Banda Aceh, Seurune: Jurnal Psikologi Unsyiah. Vol 3 No 2. p 42-60
  17. Mulder, Niels. 2001. Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Yogyakarta: LkiS
  18. Pelly, U. 2014. Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional di Era Reformasi. Antropologi Indonesia, 0(58). Retrieved July 21, 2023, from http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/view/3363
  19. Putnam, R. D. (2007). E pluribus unum: Diversity and community in the twenty‐first century the 2006 Johan Skytte Prize Lecture. Scandinavian political studies, 30(2), 137-174
  20. Rohmawati, Hanung sita. 2020. Kerokhanian Sapta Darma dan Permasalahan Hak-Hak Sipil Penghayat di Indonesia. Yaqzhan: Jurnal Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan , Vol 6 No 1. p 67-81
  21. Rumagit, Steve Koresy. (2013). Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama di Indonesia. Unstrat. Vol 1, No 2
  22. Soemardjan. Selo. 1991. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University press
  23. Spradley, J. P. 2016. The Ethnographic Interview. Waveland Press, Inc
  24. Sukirno, S. 2018. Diskriminasi Pemenuhan Hak Sipil Bagi Penganut Agama Lokal. Administrative Law and Governance Journal, 1(3), 231-239
  25. Syam, Nur. 2005. Bukan Dunia Berbeda: Sosiologi Komunitas Islam. Surabaya: Pustaka Eureka
  26. Yusuf, Muhammad. 2013. When culture meets religion: the Muludan tradition in the Kanoman Sultanate, Cirebon, West Java. AL ALBAB: Borneo Journal of Religious Studies (BJRS) 2 (1). doi: https://doi.org/10.24260/alalbab.v2i1.20
  27. Website:
  28. Deta. K.U. 2021. Peluang dan Tantangan Kewargan Indegenious di Indonesia. Retrieved from https://crcs.ugm.ac.id/peluang-dan-tantangan-kewargaan-ingenious-di-indonesia/
  29. Immanuel. J.M. 2009. Masa Depan Agama Lokal di Indonesia: Sebuah Refleksi Laangan terhadap Marapu. Retrieved from https://crcs.ugm.ac.id/masa-depan-agama-lokal-di-indonesia-sebuah-refleksi-lapangan-terhadap-marapu/
  30. Kresna Mawa. 2019. Yogyakarta Istimewa: Menyangkal Kekerasan dan Diskriminasi di DIY. Retrieved from https://tirto.id/yogya-istimewa-menyangkal-kekerasan-dan-diskriminasi-di-diy-dlW2
  31. PUSAD Paramadina. 2020. Kotak-Kotak Agama Menyebabkan Diskriminasi, Pengalaman Penghayat Non-Paguyuban. Retrieved from https://www.paramadina-pusad.or.id/kotak-kotak-agama-menyebabkan-diskriminasi-pengalaman-penghayat-non-paguyuban/
  32. Tarmizi Abbas. 2021. Centang Perenag “Indigenous” dalam Studi Agama. Retrieved from https://crcs.ugm.ac.id/centang-perenang-indigenous-dalam-studi-agama/

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-12 18:14:26

No citation recorded.