Universitas Gadjah Mada, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL36628, author = {Dela Ainia and Jirzanah Jirzanah}, title = {Analisis Deep Ecology Arne Naess terhadap Aktivitas Penambangan Pasir (Studi Kasus: Penambangan Pasir Merapi di Sekitar Sungai Gendol Cangkringan Sleman Yogyakarta)}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {19}, number = {1}, year = {2021}, keywords = {Gunung Merapi, Sungai Gendol, Arne Naess, Deep ecologi, Kerusakan lingkungan}, abstract = {Gunung Merapi merupakan gunung teraktif di Indonesia, sehingga setiap erupsi mengeluarkan material vulkanik berupa pasir dan batuan. Pada tahun 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi dengan mengeluarkan material vulkanik sebanyak 140 juta m3 akibatnya sekitar 23 % material yang dikeluarkan memenuhi aliran Sungai Gendol. Pemerintah Kabupaten Sleman melalui kebijakannya mengeluarkan aturan untuk dilakukan normalilsasi aliran Sungai Gendol, selain bertujuan untuk menormalisasi aliran sungai potensi tersebut juga dimanfaatkan sebagai lahan mata pencaharian yaitu dengan mengambil pasir dan batu. Akibat dari adanya penambangan pasir dan batu lingkungan sekitar mengalami kerusakan, diantaranya vegetasi tumbuhan tidak dapat tumbuh, kerusakan jalan, debu yang beterbangan akibat truk pengangkut pasir dan batu. Dalam hal ini terkait dengan permasalahan yang terjadi disekitar penambangan pasir akan dikaji menggunakan platform deep ecology Arne Naess. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis secara kritis mengenai aktivitas penambangan pasir Merapi yang ada di sekitar Sungai Gendol selain itu juga merumuskan solusi terkait permasalahan yang terjadi. Data dikumpulkan dengan cara studi pustaka, wawancara mendalam dengan pejabat kecamatan, dinas lingkungan hidup, penambang pasir, maupun dengan pengamatan lapangan. Teori Deep Ecology memiliki kelebihan di antaranya bertitik tolak dari ideologi keberlanjutan sistem ekologi membawa perubahan fundamental pada tatanan kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Deep Ecology memandang bahwa makhluk hidup biotik maupun abiotik saling terkait sehingga harus dihormati dan dihargai. Kurangnya kesadaran masyarakat penambang pasir menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sumberdaya pasir atau batu bukan untuk dikuasai dan direduksi secara berlebih, namun dapat digunakan sebagai sarana memenuhi kebutuhan kehidupan vital manusia. Perubahan pandangan dan sikap yang arif dalam memperlakukan alam harus selalu dimiliki oleh seluruh masyarakat maupun pemerintah terkait.}, pages = {98--106} doi = {10.14710/jil.19.1.98-106}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/36628} }
Refworks Citation Data :
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Environmental rescue by local initiatives in Bangka Belitung
Evaluation of Sabo Infrastructure Using UAV/Drone Technology for Monitoring and Inspection Data (Case Study: Sabo Dam Bakalan, Cangkringan District, Sleman)
Last update: 2024-11-08 03:25:49
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.