skip to main content

Analisis Perubahan Penutupan Lahan dan Potensi Karbon di Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan, Aceh Indonesia

1Masters Program in Land Resources Conservation, Postgraduate Program of Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

2Department of Soil Science and Land Resource Conservation, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Received: 6 May 2021; Revised: 26 Jun 2021; Accepted: 9 Jul 2021; Available online: 18 Jul 2021; Published: 1 Aug 2021.
Editor(s): H Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Perubahan penutupan lahan merupakan sektor penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar, termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan lahan. Analisis tutupan lahan menjadi bagian penting dalam menentukan jumlah potensi karbon yang tersedia. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dari tahun 2003 hingga 2018 dan menghitung potensi karbon di Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan dengan luas objek penelitian 6.215 ha. Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan. Penelitian ini menggunakan metode stock difference, yaitu metode perhitungan luas tutupan lahan dan stok karbon pada dua titik waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan luas tertinggi tahun 2018 seluas 263 ha dan terendah tahun 2009 seluas 108 ha. Lahan terbuka meningkat seluas 100 ha, pemukiman 81 ha, semak belukar 65 ha, pertanian lahan kering campur semak 32 ha. Sementara hutan lahan kering sekunder menurun 79 ha, hutan tanaman 76 ha, savanna 21 ha dan pertanian lahan kering 103 ha. Selama kurun waktu 15 tahun berdasarkan kelas penutupan lahan, cadangan karbon tertinggi pada tahun 2003 sebesar 656.053 ton, terendah tahun 2012 sebesar 620.992 ton. Laju serapan karbon tertinggi pada periode tahun 2015-2018 sebesar 94.615 ton CO2 dan terendah pada periode tahun 2009-2012 sebesar 1.981 ton CO2. Laju emisi tertinggi pada periode tahun 2003-2006 sebesar 79.559 ton CO2 dan terendah periode tahun 2006-2009 sebesar 9.069 ton CO2. Peningkatan serapan karbon diakibatkan oleh meningkatnya luas tutupan lahan pada hutan lahan kering sekunder dan adanya pemanfaatan lahan untuk pertanian lahan kering campur semak.

ABSTRACT

Changes in land cover are the largest contributor to greenhouse gas emissions, including land use. Land cover analysis is an important part in determining the potential amount of carbon available. The study aims to analyze changes in land cover from 2003 to 2018 and calculating the carbon potential in the Pocut Meurah Intan Forest Park with a research object area of 6,215 ha. The research was conducted for 5 (five) months. This research uses the stock difference method, namely the method of calculating land cover area dan stok karbon pada dua titik waktu. The results showed that the highest area change in 2018 was 263 ha and the lowest was in 2009 at 108 ha. Open land increased by 100 ha, settlement 81 ha, scrub 65 ha, dry land agriculture mixed with shrubs 32 ha. Meanwhile, secondary dry land forest decreased by 79 ha, plantation forest 76 ha, savanna 21 ha and dry land agriculture 103 ha. Over a 15 year period based on land cover class, the highest carbon stock in 2003 was 656,053 tons, the lowest was in 2012 at 620,992 tons. The highest carbon absorption rate in the 2015-2018 period was 94,615 tons of CO2 and the lowest was in the 2009-2012 period of 1,981 tons of CO2. The highest emission rate in the 2003-2006 period was 79,559 tonnes of CO2 and the lowest for the 2006-2009 period was 9,069 tonnes of CO2. The increase in carbon sequestration is caused by the increase in land cover in secondary dryland forest and the use of land for mixed dry land agriculture.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Akbar M, Sugianto, Hairul B. 2018. Analisis Penggunaan Lahan Eksisting Berdasarkan Rencana Tata Ruang di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Volume 3, Nomor 2, Mei 2018. www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
  2. Arga S, Roland A, Daud M. 2018. Emisi Karbon Berbasis Penutupan Lahan dan Pola Ruang di Daerah Aliran Sungai Bonehau. Tesis. Universitas Hasanuddin
  3. BSN, 2010. Klasifikasi Penutup Lahan. Standar Nasional Indonesia. SNI 7645:2010. ICS 07.040. Badan Standardisasi Nasional
  4. BSN, 2014. Metode Penghitungan Perubahan Tutupan Hutan Berdasarkan Hasil Penafsiran Citra Penginderaan Jauh Optik Secara Visual. Standar Nasional Indonesia. SNI 8033:2014. ICS 65.020. Badan Standardisasi Nasional
  5. Brown, 1997. Estimating Biomass dan Biomass Change of Tropical Forest. A Primer. FAO Paper 134
  6. Djufri, 2003. Natural food monitoring of Sumatran elephant (Elephas maximus sumatraensis) in Taman Hutan Raya Cut Nya’ Dhien Seulawah, Aceh Besar.[disertasi]
  7. FAO, 2007a. Forest monitoring and assessment for climate change reporting: partnership, capacity building and delivery. Forest Resources Assessment. Working Papers. 142. Rome
  8. IPCC, 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories - Volume 4 - Agriculture, Forestry and other Land Use. Institute for Global Environmental Strategies, Japan
  9. Ismed, R. Hairul B, Fauzi H. 2013. Pendugaan Cadangan Karbon Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 3, Nomor 1, April 2014: hal. 390-395
  10. Jensen, J. R., 2007. Remote Sensing of the Environment. Second Edition Pearson Prentice Hall
  11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-I/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan Tetap dengan Fungsi Hutan Taman Hutan Raya Cut Nyak Dhien
  12. KLH, 2012. Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional: Buku II. Pedoman Umum, Volume 3, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi dan Penyerapan Gas Rumah Kaca, Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta. 163 hal
  13. Samsul Kamal, Elita Agustina, Azhari. Keanekaragaman Spesies Burung Pada Beberapa Tipe Habitat di Kawasan Taman Hutan Raya Pocut Meurah IntanProsiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni 2018
  14. Situmorang J.P, Sugianto, Darusman. 2016. Estimation of Carbon Stock Stands using EVI and NDVI vegetation index in production forest of lembah Seulawah sub-district, Aceh Indonesia. Aceh Int. J. Sci. Technol., 5(3), 126-139 December 2016 ISSN: 2088-9860 doi: 10.13170/aijst.5.3.5836
  15. Tahura Pocut Meurah Intan. 2016. Dokumen Rencana Pengelolaan Jangka Panjang UPTD KPH Tahura Pocut Meurah Intan Provinsi Aceh Periode 2016-2025. Banda Aceh
  16. Tosiani, A. 2015. Buku Kegiatan Serapan dan Emisi Karbon. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan. Jakarta. 55 hal

Last update:

  1. Land cover classification using Landsat 8 OLI in West Langsa Sub district, Langsa City

    A A Nasution, A M Muslih, U H Ar-Rasyid, A Anhar. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 951 (1), 2022. doi: 10.1088/1755-1315/951/1/012080
  2. Local Wisdom and Conservation of Protected Forest in Aceh, Indonesia: Myth as Surveillance of Action

    Nirzalin, Suadi Zainal, Rizki Yunanda, Fakhrurrazi, Iromi Ilham. Journal of Law and Sustainable Development, 11 (8), 2023. doi: 10.55908/sdgs.v11i8.588
  3. Estimation of Carbon Stock Due to Land Cover Change in Small Islands: A Case of Gili Matra Islands, Indonesia’s Marine Tourism Park

    Siska Ita Selvia, Lalu Arifin Aria Bakti, Sukartono, Suwardji, Bambang Hari Kusumo. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1310 (1), 2024. doi: 10.1088/1755-1315/1310/1/012002

Last update: 2024-03-28 04:48:22

No citation recorded.