1Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Indonesia
2Departemen Ilmu Tanah dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL44459, author = {Raushanfikr Bushron and Latief Rachman and Dwi Baskoro and Soemarno Soemarno}, title = {Proyeksi Konservasi Tanah dan Air Mitigasi Penurunan Jasa Lingkungan Tata Hidrologi DAS Hulu Brantas}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {20}, number = {3}, year = {2022}, keywords = {Conservation; Ecosystem Service; Land Use}, abstract = { Jasa lingkungan pengaturan hidrologi DAS berupa Koefisien Rezim Aliran (KRA) dan Koefisien Aliran tahunan (KAT)mengalami penurunan kualitas akibat perubahan penggunaan lahan. Upaya konservasi tanah dan air memiliki peranan penting dalam memperbaiki jasa lingkungan DAS, sehingga untuk melakukan upaya mitigasi dampak perubahan penggunaan lahan di masa yang akan dating, perlu dilakukan proyeksi arahan teknik konservasi tanah dan air. Penelitian ini memiliki 3 skenario yaitu 1). Skenario A (eksisting tahun 2019), 2) Skenario B (Proyeksi Penggunaan lahan tahun 2029), 3) Skenario C (penerapan KTA Proyeksi Penggunaan lahan 2029). Analisis pada penelitian ini menggunakan 2 analisis yaitu; 1) CA-Markov untuk menentukan proyeksi penggunaan lahan 2) Soil and Water Assessment Tool untuk menentukan nilai KRA dan KAT. Hasil yang didapatkan dari analisis proyeksi CA-Makov didapatkan bahwa penggunaan lahan ditahun 2029 mengalami peningkatan terbesar pada penggunaan lahan permukiman yaitu sebesar 4100 Ha, sedangkan penggunaan lahan vegetatif berupa lahan pertanian dan hutan mengalami penurunan sebesar 4785 Ha. Nilai KRA skenario B diseluruh sub-DAS lebih tinggi dibandingkan pada skenario A, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan fungsi hidrologi DAS pada proyeksi tahun 2029 dibanding pada tahun 2019. Nilai KRA pada skenario C lebih rendah di seluruh sub-DAS dibandingkan dengan skenario B, bahkan di sebagian sub-DAS nilai KRA skenario C lebih rendah dari skenario A. hal tersebut menunjukkan arahan KTA dapat memperbaiki nilai KRA akibar penggunaan lahan proyeksi 2029, bahkan nilai KRA nya dapat lebih baik dari penggunaan lahan eksisting tahun 2029. Nilai KRA pada skenario C lebih rendah di seluruh sub-DAS dibandingkan dengan skenario B, bahkan di sebagian sub-DAS nilai KRA skenario C lebih rendah dari skenario A. hal tersebut menunjukkan arahan KTA dapat memperbaiki nilai KRA akibar penggunaan lahan proyeksi 2029, bahkan nilai KRA nya dapat lebih baik dari penggunaan lahan eksisting tahun 2029. ABSTRA CT Watershed hydrological regulation environmental services in the form of Flow Regime Coefficient (KRA) and Annual Flow Coefficient (KAT) have decreased in quality due to changes in land use. Soil and water conservation efforts have an important role in improving watershed environmental services, so that in order to mitigate the impacts of future land use changes, it is necessary to project directions for soil and water conservation techniques. This study has 3 scenarios, namely 1). Scenario A (existing in 2019), 2) Scenario B (Land Use Projection in 2029), 3) Scenario C (implementation of KTA Land Use Projection in 2029). The analysis in this study uses 2 analyzes, namely; 1) CA-Markov to determine land use projections 2). Soil and Water Assessment Tool to determine KRA and KAT values. The results obtained from the CA-Makov projection analysis showed that land use in 2029 experienced the largest increase in residential land use, which was 4100 Ha, while the use of vegetative land in the form of agricultural and forest land decreased by 4785 Ha. The KRA value in scenario B in all sub-watersheds is higher than in scenario A, this indicates that there is a decrease in the hydrological function of the watershed in the 2029 projection compared to 2019. The KRA value in scenario C is lower in all sub-watersheds compared to scenario B, even in some sub-watersheds the KRA value in scenario C is lower than scenario A. This shows that the KTA direction can improve the KRA value due to the projected land use in 2029, even the KRA value can be better than the existing land use in 2029. The KRA value in scenario C lower in all sub-watersheds compared to scenario B, even in some sub-watersheds the value of KRA in scenario C is lower than scenario A. This shows that the KTA direction can improve the KRA value due to the projected land use in 2029, even the KRA value can be better of existing land use in 2029. }, pages = {474--483} doi = {10.14710/jil.20.3.474-483}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/44459} }
Refworks Citation Data :
Jasa lingkungan pengaturan hidrologi DAS berupa Koefisien Rezim Aliran (KRA) dan Koefisien Aliran tahunan (KAT)mengalami penurunan kualitas akibat perubahan penggunaan lahan. Upaya konservasi tanah dan air memiliki peranan penting dalam memperbaiki jasa lingkungan DAS, sehingga untuk melakukan upaya mitigasi dampak perubahan penggunaan lahan di masa yang akan dating, perlu dilakukan proyeksi arahan teknik konservasi tanah dan air. Penelitian ini memiliki 3 skenario yaitu 1). Skenario A (eksisting tahun 2019), 2) Skenario B (Proyeksi Penggunaan lahan tahun 2029), 3) Skenario C (penerapan KTA Proyeksi Penggunaan lahan 2029). Analisis pada penelitian ini menggunakan 2 analisis yaitu; 1) CA-Markov untuk menentukan proyeksi penggunaan lahan 2) Soil and Water Assessment Tool untuk menentukan nilai KRA dan KAT. Hasil yang didapatkan dari analisis proyeksi CA-Makov didapatkan bahwa penggunaan lahan ditahun 2029 mengalami peningkatan terbesar pada penggunaan lahan permukiman yaitu sebesar 4100 Ha, sedangkan penggunaan lahan vegetatif berupa lahan pertanian dan hutan mengalami penurunan sebesar 4785 Ha. Nilai KRA skenario B diseluruh sub-DAS lebih tinggi dibandingkan pada skenario A, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan fungsi hidrologi DAS pada proyeksi tahun 2029 dibanding pada tahun 2019. Nilai KRA pada skenario C lebih rendah di seluruh sub-DAS dibandingkan dengan skenario B, bahkan di sebagian sub-DAS nilai KRA skenario C lebih rendah dari skenario A. hal tersebut menunjukkan arahan KTA dapat memperbaiki nilai KRA akibar penggunaan lahan proyeksi 2029, bahkan nilai KRA nya dapat lebih baik dari penggunaan lahan eksisting tahun 2029. Nilai KRA pada skenario C lebih rendah di seluruh sub-DAS dibandingkan dengan skenario B, bahkan di sebagian sub-DAS nilai KRA skenario C lebih rendah dari skenario A. hal tersebut menunjukkan arahan KTA dapat memperbaiki nilai KRA akibar penggunaan lahan proyeksi 2029, bahkan nilai KRA nya dapat lebih baik dari penggunaan lahan eksisting tahun 2029.
ABSTRACT
Watershed hydrological regulation environmental services in the form of Flow Regime Coefficient (KRA) and Annual Flow Coefficient (KAT) have decreased in quality due to changes in land use. Soil and water conservation efforts have an important role in improving watershed environmental services, so that in order to mitigate the impacts of future land use changes, it is necessary to project directions for soil and water conservation techniques. This study has 3 scenarios, namely 1). Scenario A (existing in 2019), 2) Scenario B (Land Use Projection in 2029), 3) Scenario C (implementation of KTA Land Use Projection in 2029). The analysis in this study uses 2 analyzes, namely; 1) CA-Markov to determine land use projections 2). Soil and Water Assessment Tool to determine KRA and KAT values. The results obtained from the CA-Makov projection analysis showed that land use in 2029 experienced the largest increase in residential land use, which was 4100 Ha, while the use of vegetative land in the form of agricultural and forest land decreased by 4785 Ha. The KRA value in scenario B in all sub-watersheds is higher than in scenario A, this indicates that there is a decrease in the hydrological function of the watershed in the 2029 projection compared to 2019. The KRA value in scenario C is lower in all sub-watersheds compared to scenario B, even in some sub-watersheds the KRA value in scenario C is lower than scenario A. This shows that the KTA direction can improve the KRA value due to the projected land use in 2029, even the KRA value can be better than the existing land use in 2029. The KRA value in scenario C lower in all sub-watersheds compared to scenario B, even in some sub-watersheds the value of KRA in scenario C is lower than scenario A. This shows that the KTA direction can improve the KRA value due to the projected land use in 2029, even the KRA value can be better of existing land use in 2029.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-10-07 17:09:51
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.