skip to main content

Kelayakan Ekologis Pengembangan Taman Wisata Alam Seblat sebagai Objek Daya Tarik Wisata di Provinsi Bengkulu Indonesia

1Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Indonesia

2Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, Indonesia

Received: 13 Feb 2023; Revised: 30 Aug 2023; Accepted: 8 Nov 2023; Available online: 4 Feb 2024; Published: 15 Feb 2024.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Taman Wisata Alam (TWA) Seblat merupakan salah satu hutan konservasi di Provinsi Bengkulu Indonesia yang luas arealnya 7.732.80 ha. Penetapan kawasan hutan ini tujuan utamanya adalah pelestarian keanekaragaman hayati melalui pengembangan kegiatan wisata alam dan rekreasi. Objek dan daya tarik wisata TWA Seblat adalah keanekaragaman flora fauna di ekosistem hutan tropis dan pusat pelatihan gajah (PLG) Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik wisatawan yang berkunjung ke TWA Seblat dan menentukan kelayakan ekologis TWA Seblat sebagai objek dan daya tarik wisata. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan lapangan (field observation) dan wawancara mendalam (dept interview) dengan para wisatawan yang terpilih menjadi responden sebanyak 71 orang. Kelayakan ekologis TWA Seblat sebagai Objek daya tarik wisata dianalisis menggunakan Analisis Daerah Operasi dan Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Hasil penelitian menujukan bahwa pengunjung yang berasal dari luar Provinsi Bengkulu hanya 12,7% dengan tingkat pendidikan sebagian besar (69,0%) SLTA. Frekuensi kunjungannya ke lokasi TWA Seblat, sebanyak 52,1% baru pertama kali, 31,0% pernah 2-4 kali kunjungan dan 16,9% telah lebih dari 4 kali melakukan kunjungan. Secara ekologis, TWA Seblat layak dikembangkan sebagai objek daya tarik wisata dengan nilai rata-rata 75,2%. Ini berarti kawasannya layak dikembangkan sebagai objek daya tarik wisata. Beberapa kriteria yang bernilai rendah untuk pengembangan sebagai Objek daerah wisata adalah kondisi ketersediaan akomodasi, kondisi iklim, aksesibilitas, dan daya tarik wisata.

Fulltext View|Download
Keywords: Kelayakan ekologis; objek daya tarik wisata; pengunjung; TWA Seblat

Article Metrics:

  1. Anonim, 2004. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2004 tentang Perenncanaan Hutan. Jakarta
  2. Anonim, 2005. Rencana Pengelolaan HFKh Pusat Latihan Gajah Seblat 2005-2030. Balai Konservasi Sumberdaya Alam Bengkulu
  3. Anonim, 2010. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Anonim, 2011. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Jakarta
  4. Anonim, 2011. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Jakarta
  5. Basiya, R. dan Rozak H.A. 2012. Kualitas Daya Tarik Wisata, Kepuasan dan Niat Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah. Dinamika Kepariwisataan 11 (2): 1-12
  6. Cohen, E. 1972. Who is a Tourist? A Conceptual Clarification. Socio-logical Review 22, 527-555
  7. Damanik, J dan H.F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Diterbitkan atas Kerjasama Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Universitas Gadjah Mada dan Penerbit Andi. Yogyakarta
  8. Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (Persero) Perhutani dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
  9. Flamin, A. dan Asnaryati, 2013. Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembangan Tahura Nipa-Nipa Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacee 2 (2) : 154-168
  10. Ginting, I.A., Patana, P., Rahmawaty. 2013. Penilaian dan Pengembangan Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit. Peronema Forestry Science Journal 2(1): 74-81
  11. Imbiri, S. 2015. Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja di Kabupaten Manokwari. Jurnal Kehutanan Papuasia 1 (1):36-52
  12. Karsudi, R., Soekmadi, dan Kartodiharjo, H. 2010. Strategi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XVI (3): 148-154
  13. Khalik, I., Kusmana, C., dan Basuni, S. 2011. Analisis Kelembagaan Pengelolaan Daerah Penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat : Studi Kasus di Eks HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber Kabupaten Bengkulu Utara. Provinsi Bengkulu. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1(1):1-9
  14. Ksamawan, K.W., Maskie, G. dan Kaluge, D. 2019. Pariwisata Pegaruhnya terhadap Ekonomi : Analisis Kajian Asal Kunjungan Wisatawan Mancanegara. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan (JIET) 4(1):1-25
  15. Lary, G. 1998. Privilangingthe Male Gaze: Gendered Tourism Landscapes. Annals of Tourism Research 27 (4): 884-905
  16. Lesmana, Y., Senoaji.G., Anwar, G. 2020. Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Madapi Taman Nasional Kerinci Seblat di Rejang Lebong. Naturalis, Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 9 (1): 91-101
  17. Marcelina, D.M., Febryano.I.G., Setiawan, A., dan Yuwono, S.B. 2018. Persepsi Wisatawan terhadap Fasilitas Wisata di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. Jurnal Belantara 1 (2):45-53
  18. MacKinnon, J., K. MacKinnon, G. Child dan J. Thorsell. 1986. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
  19. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Cetakan ke-7. Ghalia Indonesia. Bogor
  20. Nuralam, H.D. Walangitan, dan M.A. Langi, 2015. Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Taman Wisata Alam Batuputih dan Dampaknya terhadap Pendapatan Masyarakat. Jurnal EMBA 3 (3):660-671
  21. Ranupandoyo, H. dan Husman. 1993. Manajemen Personalia. BPFE. Yogyakarta
  22. Ridwansyah, M. 2007. Evaluasi Ekonomi Penggunaan Lahan Eks. Areal Hutan Konsesi di Sekitar Daerah Penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
  23. Sitepu, S.A., Subiyanto, S., dan Bashit, N. 2018. Analisis Perkembangan Wisata di Kota Semarang berdasarkan Nilai Frekuensi Kunjungan dari tahun 2015-2017 dengan Pedekatan Travel Cost Method dan Contingent Valuation Method menggunakan SIG (Studi Kasus : Lawang Sewu dan Goa Kreo). Jurnal Geodesi Undip 7(4):223-232
  24. Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. PT Ghalia Indonesia. Jakarta
  25. Suwarto, dan Titania. 2011. Pengaruh Iklim dan Perubahannya derhadap Destinasi Pangandaran. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 22 (1):17-32
  26. Suwena, I.K dan Widyatmaja, I.G. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Cetakan Pertama. Udayana University Press
  27. Wibowo, P.I., Herwanti, S., Febryano, I.G., dan Winarno, G.D. 2019. Nilai Ekonomi Pusat Latihan Gajah di Taman Nasional Pusat Latihan Gajah Way Kambas. Jurnal Hutan Tropis 7 (1): 18-24

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-21 22:17:38

No citation recorded.