skip to main content

Konsep Pengelolaan Kebun Campuran dalam Rangka Penyediaan Bahan Baku Alat Musik Tradisional Jawa Barat, Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Penyimpanan Karbon

1Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40132, Indonesia

2Program Studi Ilmu Keberlanjutan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40132, Indonesia

3Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia 45361, Indonesia

4 Pusat Unggulan Lingkungan dan Ilmu Keberlanjutan, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40134, Indonesia

View all affiliations
Received: 3 Jul 2023; Revised: 23 Jan 2024; Accepted: 21 Feb 2024; Available online: 28 May 2024; Published: 7 Jun 2024.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Alat musik tradisional di Jawa Barat sebagai pengiring pada upacara tradisional mempertegas hubungan harmonis antara manusia, lingkungan alam dan pencipta. Namun terdapat penurunan penggunaan alat musik tradisional salah satunya disebabakan berkurangnya ketersediaan bahan baku. Pengelolaan lahan dengan kebun campuran bisa menjadi alternatif dalam upaya pelestarian bahan baku alat musik dengan menanam jenis kayu-kayuan (pohon) dan bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun konsep pengelolaan kebun campuran untuk mendukung upaya pelestarian alat musik tradisional Jawa Barat, dimana kebun campuran dapat direvitalisasi dan ditingkatkan kuantitasnya dalam rangka mensuplai kebutuhan bahan baku tersebut, sekaligus mengkonservasi keanekaragaman hayati dan meningkatkan simpanan karbon pada tanaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara semiterstruktur dengan purposive sampling, studi pustaka dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan Jawa Barat memiliki 31 alat musik tradisional dengan 5 tipe alat musik tradisional. Terdapat 23 spesies dan 5 spesies bambu digunakan sebagai bahan baku dengan kriteria tertentu. Upaya pelestarian terus dilakukan sampai saat ini meliputi pendidikan, pertunjukkan, pengarsipan, pelatihan, kolaborasi dan menciptakan trend. Ketersediaan alat musik dalam pelestarian diperlukan untuk dikenalkan ke generasi berikutnya. Proses pengelolaan kebun campuran untuk sampai ke konsumen diperlukan modern management. Pengelolaan pun menghadapi hambatan berupa perubahan iklim yang tidak menentu.

Fulltext View|Download
Keywords: Konsep Pengelolaan; Kebun Campuran; Alat Musik Tradisional Jawa Barat; Keanekaragaman Hayati; Penyimpanan Karbon

Article Metrics:

  1. Abdoellah, Oekan. S. (2021). Agroforestri Dan Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan Di Indonesia: Aspek dan Prospeknya. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
  2. Adil, Z., Sidabutar, H., Susilo, C., & Justisia, A. (2014). Studi Permintaan Pasar Untuk Produk-Produk Bambu Dan Penilaian Tentang Teknologi-Teknologi Memproses Bambu. Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK)
  3. Alam, G. N., Sudirman, A., & Nurhasan Affandi, R. (2019). Strategi Budaya Sunda Menghadapi Globalisasi Budaya Populer: Studi Tentang Kesenian Daerah Jawa Barat Menurut Perspektif Keamanan Kultural. Indonesian Journal of International Relations, 3(1), 102–118. ISSN 2548-4109
  4. Bakar, M. N. Z. (2008). Mengenal Seni Musik Nusantara. PT Widya Duta Grafika
  5. Feliciano, D., Ledo, A., Hillier, J., & Nayak, D. R. (2018). Which Agroforestry Options Give The Greatest Soil And Above Ground Carbon Benefits In Different World Regions? Agriculture, Ecosystems and Environment, 254, 117–129. https://doi.org/10.1016/j.agee.2017.11.032
  6. Iskandar, J. (2017). Ekologi Manusia Dan Pembangunan Berkelanjutan: Edisi Revisi. Bandung. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan
  7. Kurnia, G., & Nalan, Arthur. S. (2003). Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat & Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD
  8. Marone, D., Poirier, V., Coyea, M., Olivier, A., & Munson, A. D. (2017). Carbon Storage In Agroforestry Systems In The Semi-Arid Zone Of Niayes, Senegal. Agroforestry Systems, 91(5), 941–954. https://doi.org/10.1007/s10457-016-9969-0
  9. Michon, G., Bompard, J., Hecketsweiler, P., & Ducatillion, C. (1983). Tropical Forest Architectural Analysis As Applied To Agroforests In The Humid Tropics: The Example Of Traditional Village-Agroforests In West Java*. Agroforestry Systems, 1, 117–129
  10. Nalan, A. S. (2020). Everything About West Java: Recognizing The Dynamics Of West Java Cultural Heritage. Prosiding ISBI Bandung, 1(1), 1–10
  11. Nunez, C. (2019). Causes And Effects Of Climate Change. https://www.nationalgeographic.com/environment/article/global-warming-overview
  12. Parikesit, Takeuchi, K., Tsunekawa, A., & Abdoellah, O. S. (2004). Kebon Tatangkalan: A Disappearing Agroforest In The Upper Citarum Watershed, West Java, Indonesia. Agroforestry Systems, 63, 171–182
  13. Parikesit, Withaningsih, S., & Rozi, F. (2021). Socio-Ecological Dimensions Of Agroforestry Called Kebun Campuran In Tropical Karst Ecosystem Of West Java, Indonesia. Biodiversitas, 22(1), 122–131. https://doi.org/10.13057/biodiv/d220117
  14. Rakotovao, N. H., Rasoarinaivo, A. R., Razafimbelo, T., Blanchart, E., & Albrecht, A. (2022). Organic Inputs In Agroforestry Systems Improve Soil Organic Carbon Storage In Itasy, Madagascar. Regional Environmental Change, 22(6), 1–13. https://doi.org/10.1007/s10113-021-01863-2
  15. Shivanna, K. R. (2020). The Sixth Mass Extinction Crisis and its Impact on Biodiversity and Human Welfare. Resonance, 25(1), 93–109. https://doi.org/10.1007/s12045-019-0924-z
  16. Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif (8th ed.). Bandung: CV Alfabeta
  17. Sukanda, E. (1996). Kacapi Sunda. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  18. Widjaja, E. A. (1980). The Angklung And Other West Javanese Bamboo Musical Instrument. In G. Lessard & A. Chouinard (Eds.), Bamboo research in Asia : proceedings of a workshop held in Singapore, 28-30 May 1980 (pp. 201–204). International Development Research Centre an the International Union of Forestry Research Organizations
  19. Wiersum, K. F. (1982). Tree Gardening And Taungya On Java: Examples Of Agroforestry Techniques In The Humid Tropics
  20. Aprianti, M., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2022). Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi Terhadap Identitas Nasional Indonesia. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 996–998. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2294
  21. Atmanto, W. D., Suryanto, P., Adriana, A., Triyogo, A., Faridah, E., Prehaten, D., & Budiadi, B. (2023). Optimalisasi Penggunaan Lahan dengan Sistem Agroforestri di Desa Ngancar, Ngawi. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(2), 195–204. https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.v8i2.3938
  22. Hudaepah. (2021). Kearifan Lokal Masyarakat dalam Melestarikan kesenian Angklung Gubrag di Cipining Cigudeg Bogor. Jurnal Awilaras, VIII(212), 66–77
  23. Kuyah, S., Whitney, C. W., Jonsson, M., Sileshi, G. W., Öborn, I., Muthuri, C. W., & Luedeling, E. (2019). Agroforestry delivers a win-win solution for ecosystem services in sub-Saharan Africa. A meta-analysis. Agronomy for Sustainable Development, 39(5). https://doi.org/10.1007/s13593-019-0589-8
  24. Mail, M. A. (2020). Historical Narrative in Sundanese Traditional Ceremonies: Ethnographic Study of Ngalaksa traditional Ceremony at Rancakalong, Sumedang. Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 22(2), 259–266. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v22i2.21887
  25. Purwanto, Y., & Cosiaux, A. (2013). Studi Sistem Pertanian Tradisional Masyarakat Negeri Saleman. Colupsia Project Report, 1–65
  26. Rendra, P. P. R., Sulaksana, N., & Alam, Y. C. S. S. S. (2016). Optimalisasi pemanfaatan sistem agroforestri sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi tanah longsor. Bulletin of Scientific Contribution, 14(2), 117–126
  27. Risasmoko, A., Sundawati, L., Hutan, D. M., & Ipb, F. K. (2016). Kajian Subsistem Produksi Dan Pemasaran Dalam Pengembangan Hutan Rakyat. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(1), 45–52
  28. Rostiyati, A., Tresnasih, R. I., Pristiwanto, Sukari, Merlina, N., Lasmiyati, Ariwibowo, G. A., & Arief Dwinanto. (2023). Echoing Karinding Tones: The Global Journey of the Sundanese Traditional Musical Instrument. Migration Letters, 20(7), 127–134. https://doi.org/10.47059/ml.v20i7.4264
  29. Silalahi, M. (2015). Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat Lokal Di Indonesia Dan Usaha Konservasinya. Jurnal Pro-Life, 2(3), 55–62
  30. Sumarlan, Sumardjo, Prabowo Tjitropranoto, D. S. G. (2012). PENINGKATAN KINERJA PETANI SEKITAR HUTAN DALAM PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRI DI PEGUNUNGAN KENDENG PATI Improving Forest Farmers Performance through Agroforestry System Application in Critical Land of Kendeng Mountains in Pati, Central Java. Agro Ekonomi, 30 No. 1(Mei), 25–39
  31. Talakua, S. M. (2018). The Effect Of Land Use Factors On Soil Degradation At Mixed Plantation In The District Of Kairatu West Seram Regency Maluk. 7(April), 9–16
  32. Utama, T. (2021). Ensiklopedia Alat Musik Tradisional (Kuncoro (ed.)). CV. Angkasa
  33. Wattie, G. G. R. W., & Sukendah. (2023). Peran Penting Agroforestri Sebagai Sistem Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian Dan Perkebunan, 5(1), 30–38
  34. Yoeti, Oka. A. (1985). Melestarikan Seni Budaya Tradisional Yang Nyaris Punah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-20 11:57:53

No citation recorded.