Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL54083, author = {Esya Ningrum and Guruh Samodra}, title = {Identifikasi Longsor dan Pemodelan Probabilitas Jarak Luncur Longsor di Lereng Waduk Bener, Purworejo, Jawa Tengah}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {22}, number = {5}, year = {2024}, keywords = {FlowR; Kerawanan; Longsor; Probabilitas}, abstract = { Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo merupakan bendungan tertinggi di Indonesia. Lereng-lereng di Waduk Bener berpotensi mengalami longsor dan degradasi lahan. Tahap awal pengurangan risiko untuk mengurangi dampak longsor dan degradasi lahan di Waduk Bener dapat dilakukan melalui pemetaan kerawanan longsor. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) menginventarisasi area longsor di lereng Waduk Bener, (2) mengidentifikasi sumber longsor di lereng Waduk Bener, dan (3) menilai kerawanan longsor di lereng Waduk Bener. Metode yang digunakan adalah interpretasi foto udara, pemodelan FlowR berbasis raster GIS, dan observasi lapangan. Interpretasi longsor secara visual menggunakan foto udara dapat mengidentifikasi 72 area dan sumber longsor yang berpotensi untuk menjadi aliran. Sumber longsor dapat dibagi menjadi unit longsor zona deplesi dan zona akumulasi. Kedua zona digunakan sebagai sumber longsor ( predefined source ) dalam pemodelan jarak luncur menggunakan perangkat lunak FlowR . Sebaran aliran longsor terdistribusi pada morfologi lereng atas, lereng tengah, bawah, dan lembah. Lereng atas, tengah, bawah dan lembah memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi-sedang. Lereng bawah dan lembah memiliki kerawanan longsor rendah. Area yang memiliki kerawanan tinggi merupakan area yang diprioritaskan untuk dilakukan konservasi lahan untuk mengurangi risiko longsor. }, pages = {1242--1254} doi = {10.14710/jil.22.5.1242-1254}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/54083} }
Refworks Citation Data :
Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo merupakan bendungan tertinggi di Indonesia. Lereng-lereng di Waduk Bener berpotensi mengalami longsor dan degradasi lahan. Tahap awal pengurangan risiko untuk mengurangi dampak longsor dan degradasi lahan di Waduk Bener dapat dilakukan melalui pemetaan kerawanan longsor. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) menginventarisasi area longsor di lereng Waduk Bener, (2) mengidentifikasi sumber longsor di lereng Waduk Bener, dan (3) menilai kerawanan longsor di lereng Waduk Bener. Metode yang digunakan adalah interpretasi foto udara, pemodelan FlowR berbasis raster GIS, dan observasi lapangan. Interpretasi longsor secara visual menggunakan foto udara dapat mengidentifikasi 72 area dan sumber longsor yang berpotensi untuk menjadi aliran. Sumber longsor dapat dibagi menjadi unit longsor zona deplesi dan zona akumulasi. Kedua zona digunakan sebagai sumber longsor (predefined source) dalam pemodelan jarak luncur menggunakan perangkat lunak FlowR. Sebaran aliran longsor terdistribusi pada morfologi lereng atas, lereng tengah, bawah, dan lembah. Lereng atas, tengah, bawah dan lembah memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi-sedang. Lereng bawah dan lembah memiliki kerawanan longsor rendah. Area yang memiliki kerawanan tinggi merupakan area yang diprioritaskan untuk dilakukan konservasi lahan untuk mengurangi risiko longsor.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-02 17:25:49
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.