skip to main content

Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) Air Bengkulu dan Perubahan Penggunaan Lahannya dalam Kaitannya dengan Kejadian Banjir

1Graduate School, Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung 40132, Indonesia

2Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Indonesia

Received: 13 Feb 2024; Revised: 12 Jul 2024; Accepted: 3 Jul 2025; Available online: 25 Jul 2025; Published: 31 Jul 2025.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu areal tempat berlangsungnya proses-proses biofisik hidrologis; yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya pada sungai utama ke laut atau danau.  Salah satu DAS dengan kepadatan penduduknya paling tinggi di Provinsi Bengkulu adalah DAS Air Bengkulu.  Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengkajian terhadap karakteristik DAS Air Bengkulu, perubahan penggunaan lahan tahun 2013-2022 dan hubungannya dengan frekuensi kejadian banjir. Analisis sistem informasi geografis (SIG), analisis data curah hujan harian, dan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) digunakan dalam penelitian ini.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Air Bengkulu memiliki luas ± 50.035 ha, keliling DAS-nya 110,63 km, Panjang sungai utama 57,91 km, lebar DAS-nya 20,13 km, Panjang DAS-nya 37,93 km, ketinggian tempat 0-1.000 mdpl, dan jumlah sungai keseluruhan 14 buah. Bentuk DAS ini termasuk paralel, dengan pola aliran sungainya denditrik dan nilai kerapatan sungai 1,06. DAS Air Bengkulu ini termasuk kategori yang harus dipulihkan karena memiliki lahan kritis yang luas. Dalam kurun waktu 10 tahun (2012-2021) telah terjadi perubahan penggunaan lahan di DAS Air Bengkulu. Penggunaan lahan berupa hutan berkurang seluas 2.684 ha (5,4%), perkebunan sawit bertambah 1.966 ha (3,9%), pemukiman bertambah 2.800 ha (5,6%), lahan pertanian campur bertambah 1.973 ha (3,9%), dan areal pertambangan bertambah 1.637 ha (3,2%).  Fluktuasi kejadian banjir yang terjadi di DAS Air Bengkulu dipengaruhi oleh intensitas curah hujan dan penggunaan lahannya. Korelasi luasan lahan pertanian, pemukiman, sawah; perkebunan dan pertambangan bernilai positif artinya meningkatnya jumlah penggunaan ini akan meningkatkan nilai debitnya.  Korelasi luasan hutan dan semak belukar bernilai negatif artinya meningkatnya luas penggunaan lahan ini akan menurunkan debit sungainya. Kelas penggunaan lahan dan curah hujan memiliki hubungan yang kuat terhadap debit total, dengan nilai diterminasi 95%.

Fulltext View|Download
Keywords: Banjir; DAS Air Bengkulu; karakteristik DAS; perubahan penggunaan lahan
Funding: Universitas Padjadjaran

Article Metrics:

  1. Anonim, 2014a. Undang-Undang Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Jakarta
  2. Anonim, 2014b. Rencana Tindak Pengelolaan DAS Air Bengkulu. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun. Bengkulu
  3. Antoko, B.S. dan Sukmana, A. 2007. Karakteristik Fisik Sub DAS Aliran Sungai Batang Gadis, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam IV (5):485-497
  4. Apriliyana, D. 2015. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Sub DAS Rawapening terhadap Erosi dan Sedimentasi Danau Rawapening. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 11 (1):103-116
  5. Asdak, C. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta
  6. Awaliyah, N., Ariyaningsih, dan Ghozali, A. 2020. Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Banjir di DAS Ampal Klandasan Besar dan Kesesuaian Program dengan Faktor Penanganannya. Jurnal Penataan Ruang 15(2):57-70
  7. Bursamin, Utama, SP. Barchia, MF. 2018. Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan Daerah Aliran Sungai Air Bengkulu Berbasis Kemasyarakatan. Naturalis 7 (2):9-19
  8. Darwin, Syahrul, dan Basri, H., 2021. Analisis Karakteristik Hidrologi DAS Krueng Aceh Provinsi Aceh (Studi Kasus Sub DAS Krueng Jreu dan Krueng Krea). Jurnal Rona Teknik Pertanian 14 (1): 58-72
  9. Damayanti, A., Sahasrakirana, R.I., dan Septiani, A.V. 2020. Pengaruh Jumlah Produksi Sampah, Banyaknya Pemukiman di Bantaran Sungai, dan Banyaknya Lereng Terhadap Jumlah Desa yang Terkena Banjir. Statistika 20 (1):31-44
  10. Dasanto dan Risyanto, 2006. Evaluasi Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Volume Limpasan Studi Kasus : DAS Ciliwung Hulu, Jawa Barat. Jurnal Agromet Indonesia 20 (2):1-13
  11. Hindarto, K.S., Hidayat, M.F., Depari, E. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemodelan Spasial Desain Tata Guna Lahan DAS Lemau Berdasarkan Tingkat Kekritisan Daerah Resapan. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
  12. Imbiri, S. 2015. Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja di Kabupaten Manokwari. Jurnal Kehutanan Papuasia Vol. 1 No. 1. Hal. 36-52
  13. Kaban, H.M.S. 2008. Kerangka Kerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia : Amanah Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009. Jakarta
  14. Kodoatie, R.J., Sjarief, R. 2006. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andi Ofset. Yogyakarta
  15. Kurniawan, W.D.W. 2020. Tingkat Bahaya Erosi di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal ENMAP 1(1):27-36
  16. La Baco, Sinukaban N, Purwanto YJ, Sanim B, Tarigam SD. 2011. Analisis Alternatif Penggunaan Lahan Untuk Menjamin Ketersediaan Air di Das Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara. Sains Tanah. Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 8(2):73-88
  17. Nilda, Adnyana, I.W.S., Merit, I.N., 2015. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Dampaknya Terhadap Hasil Air Di DAS Cisadane Hulu. Ecotrophic 9 (1):35-45
  18. Nurhawaidah, A., Tjoneng, A., Hasan, I., (2019). Arahan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berdasarkan Indeks Bahaya Erosi (IBE) Sub Das Pitu Riase Kabupaten Sidrap. Jurnal Agrotek 3 (1):24-39
  19. Primanggara, D. dan Suprapto. 2014. Study Morfometri dan Morfologi DAS Way Mesuji. TekTan 6 (1):57-70
  20. Putra, D.A., Utama. S.P., dan Mersyah, R. 2019. Pengelolaan Sumberdaya Alam berbasis Masyarakat dalam Upaya Konservasi Daerah Aliran Sungai Lubuk Langkap Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal NATURALIS 8 (1) : 77-86
  21. Rahayu, H.P. (2009). Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Pusat Mitigasi Bencana (PMB-ITB). Bandung
  22. Ruspendi, D. Dadi, S. dan Rusdiana, O. 2013. Kajian Perubahan Penutupan Lahan pada DAS Ciliwung Hulu dengan Pendekatan Spasial Dinamik. Jurnal Landskap Indonesia 5(2):1-5
  23. Satmaidi, E., Muthia, A.Z. dan Wulandari, 2018. Konsep Hukum Pengelolaan Tambang Batu Bara Berkelanjutan berdasarkan Pendekatan Daerah Aliran Sungai )DAS_ di Provinsi Bengkulu. Bina Hukum Lingkungan 2 (2):198-214
  24. Senoaji, G. 2009. Kontribusi Hutan Lindung terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Sekitarnya : Studi Kasus di Desa Air Lanang Bengkulu. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 16 (1):12-22
  25. Senoaji, G., Hidayat, M.F., dan Iskandar. 2019. Konflik Pemanfaatan Lahan dalam Kawasan Hutan Produksi Terbatas Bukit Basa di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Jurnal Ilmu Lingkungan 17 (1):61-69
  26. Senoaji, G., Hidayat, M.F., dan Iskandar. 2020. Karakteristik Petani Hutan dan Konflik Tenurial Di Hutan Lindung Rimbo Donok, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu Jurnal Agrisep 19 (2):241-254
  27. Setyowati, D.L., dan Suharini, E. 2011. DAS Garang Hulu : Tata Air, Erosi, dan Konservasi Komunitas. Widya Karya. Semarang
  28. Shofwan, M., Anggriani, W., dan Pungut. 2022. Karakteristik Sub Daerah Aliran Sungai Silo di Kecamatan Dompu. Jurnal Pendidikan Geografi 10 (2):179-185
  29. Sidiq, W.A.B.N., Hanafi, F., Priakusuma, D., Haruman. W., Sumarso, M.Y. Setyowati, N. 2022. Analisis Banjir Genangan di Kawasan Tembalang dan Sekitarnya. Jurnal RIPTEK 16 (2):137-144
  30. Utama, A.G., Wijaya, A.P., dan Sukmono, A. 2016. Kajian Kerapatan Sungai dan Indeks Penutupan Lahan Sungai Menggunakan Penginderaan Jauh (Studi Kasus DAS Juana). Jurnal Geodesi Undip 5 (1): 285-293
  31. Wibowo, A. Soeprobowati, T.R., Sudarno. 2015. Laju Erosi Dan Sedimentasi Daerah Aliran Sungai Rawa Jombor Dengan Model USLE dan SDR Untuk Pengelolaan Danau Berkelanjutan. Indonesian Journal of Conservation 4(1):16-27
  32. Wijaya, A., Susetyo, C., 2017. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan Tahun 2003, 2009, dan 2016. Jurnal Teknik ITS 6(2):417-420
  33. Wydiantara, I.G.A.L., Merit, I.N., dan Adnyana, I.W.S., 2015. Arahan Penggunaan Lahan dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air di DAS Yeh Empas, Tabanan, Bali. Jurnal ECHOTROPIC 9(1):54-62
  34. Yanti, N.R., Rusnam., dan Ekaputra, E.G. 2017. Analisis Debit pada DAS Air Dingin Menggunakan Model SWAT. Teknologi Pertanian Andalas. 21(2):1410-1420

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-08-12 06:29:45

No citation recorded.