1Program Studi Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
2Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL67218, author = {Talitha Fadhila and Jumari Jumari and Lilih Khotimperwati}, title = {Populasi dan Etnobotani Rumbia (Metroxylon sagu Rottb.) di Desa Pemakuan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {23}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {Etnobotani; Metroxylon sagu Rottb.; Kerapatan Populasi; Variasi Morfologi; Pengetahuan Masyarakat}, abstract = { Masyarakat di Desa Pemakuan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memanfaatkan tumbuhan rumbia, salah satunya sebagai bahan utama pengolahan sagu, bahan pembuat atap, dan bahan pangan. Data mengenai kerapatan rumbia, variasi morfologi dan varietas rumbia yang ditemukan di Desa Pemakuan, serta pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan populasi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumbia, variasi morfologi rumbia, pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia, dan kualitas sagu yang dihasilkan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2023 di Desa Pemakuan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Metode penelitian menggunakan observasi lapangan, dan sampling plot kuadrat untuk kerapatan populasi, faktor lingkungan, dan variasi morfologi rumbia, wawancara untuk pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kerapatan rumbia lebih tinggi di pinggiran sungai dibandingkan wilayah perumahan karena kondisi lingkungan yang lebih mendukung dan intensitas pemanenan yang berbeda. Kerapatan rumbia di daerah penelitian menunjukkan strata semai > pancang > tiang > pohon menunjukkan regenerasi yang baik. Terdapat tiga varietas rumbia dengan perbedaan morfologi yaitu varietas rumbia Madang, Mahang, dan Buntal. Masyarakat Desa Pemakuan memanfaatkan seluruh bagian tanaman untuk berbagai keperluan. Masyarakat telah mengadopsi teknologi sederhana dalam industri pengolahan pati rumbia, meskipun pengelolaan masih bersifat tradisional dan menghadapi tantangan seperti kurangnya minat generasi muda dan alih fungsi lahan. Kualitas pati rumbia di Desa Pemakuan bagus, dikarenakan sesuai dengan SNI. Kadar air pati sagu jauh melebihi standar SNI, dikarenakan pati sagu yang dihasilkan adalah sagu basah. }, pages = {792--800} doi = {10.14710/jil.23.3.792-800}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/67218} }
Refworks Citation Data :
Masyarakat di Desa Pemakuan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memanfaatkan tumbuhan rumbia, salah satunya sebagai bahan utama pengolahan sagu, bahan pembuat atap, dan bahan pangan. Data mengenai kerapatan rumbia, variasi morfologi dan varietas rumbia yang ditemukan di Desa Pemakuan, serta pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan populasi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumbia, variasi morfologi rumbia, pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia, dan kualitas sagu yang dihasilkan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2023 di Desa Pemakuan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Metode penelitian menggunakan observasi lapangan, dan sampling plot kuadrat untuk kerapatan populasi, faktor lingkungan, dan variasi morfologi rumbia, wawancara untuk pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan rumbia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kerapatan rumbia lebih tinggi di pinggiran sungai dibandingkan wilayah perumahan karena kondisi lingkungan yang lebih mendukung dan intensitas pemanenan yang berbeda. Kerapatan rumbia di daerah penelitian menunjukkan strata semai > pancang > tiang > pohon menunjukkan regenerasi yang baik. Terdapat tiga varietas rumbia dengan perbedaan morfologi yaitu varietas rumbia Madang, Mahang, dan Buntal. Masyarakat Desa Pemakuan memanfaatkan seluruh bagian tanaman untuk berbagai keperluan. Masyarakat telah mengadopsi teknologi sederhana dalam industri pengolahan pati rumbia, meskipun pengelolaan masih bersifat tradisional dan menghadapi tantangan seperti kurangnya minat generasi muda dan alih fungsi lahan. Kualitas pati rumbia di Desa Pemakuan bagus, dikarenakan sesuai dengan SNI. Kadar air pati sagu jauh melebihi standar SNI, dikarenakan pati sagu yang dihasilkan adalah sagu basah.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-06-03 03:26:42
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.