skip to main content

Analisis Kandungan Organik dan Logam Berat pada Tanah di Sekitar Lubang Resapan Biopori

Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Received: 20 Oct 2024; Revised: 7 Oct 2025; Accepted: 12 Oct 2025; Available online: 30 Sep 2025; Published: 8 Oct 2025.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract
Salah satu solusi yang dikembangkan untuk mengelola sampah sisa makanan adalah melalui teknologi lubang resapan biopori (LRB) komposter. Proses kerja LRB komposter melibatkan dekomposisi sampah sisa makanan oleh mikroorganisme di dalamnya sehingga menghasilkan kompos. Selain kompos, proses ini juga menghasilkan air lindi yang terbentuk dari rembesan kadar air dalam sampah serta sumber eksternal seperti air hujan, yang melalui lubang biopori. Air lindi yang dihasilkan dari proses komposting tersebut meresap ke dalam tanah dan berpotensi bercampur dengan air tanah di sekitarnya. Kandungan air lindi termasuk logam berat, senyawa nitrogen, garam, dan bahan organik yang dapat mengancam lingkungan. Beberapa polutan utama yang sering ditemukan dalam air lindi meliputi COD, NH3-N, Fe, Cl, serta logam berat seperti As, Cd, Ni, dan Mn. Sementara itu, bahan organik dalam tanah memiliki peran sentral dalam memperbaiki struktur fisik, meningkatkan aktivitas biologis, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, sehingga berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah secara keseluruhan. Data diperoleh melalui pengambilan sampel pada LRB 1, LRB 2, dan LRB 3 dengan jarak dan kedalaman yang bervariasi. Dari sampel yang telah diambil dilakukan pengukuran untuk mengetahui logam berat yang terkandung dalam tanah di sekitar LRB.
Fulltext View|Download
Keywords: Lubang Resapan Biopori; Komposter; Air hujan; Air lindi; logam berat

Article Metrics:

  1. Alhaddad, A. (2018). Perubahan Unsur Hara Nitrogen (N) dan Phosphor (P) Tanah Gambut di Lahan Gambut yang Dipengaruhi Lama Pengolahan Lahan. Pedontropika: Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, 1(1), 1-9
  2. Arnia dan Warganegara. 2012. Identifikasi Kontaminasi Bakteri coliform pada Daging sapi Segar yang Dijual di Pasar Sekitar Kota Bandar Lampung. Majority 26 (4) 101-108. ISSN 2337-3776
  3. Bazrafshan, E., F. Kord Mustafapour, M. Farzadkia, K.A. Ownagh, A.H. Mahvi. 2012. Slaughter house Wastewater Treatment by Combined Chemical Coagulation and Electrocoagulation Process. Plos ONE 7 (6): e40108. Doi: 10.1371/journal.pone.0040108
  4. Darmayasa, I.G.B. 2008. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (lemak) pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah dan Estuari DAM Denpasar. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008. Hal 122-127
  5. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. 2019. Lubang Resapan Biopori Sederhana Tepat Guna. URL: dlh.bulelengkab.go.id. Diakses tanggal 06 Maret 2024
  6. Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelola sumber daya dan lingkungan perairan. Yogyakarta. Kanisius
  7. Fahmuddin Agus, A. (2021). PETUNJUK TEKNIS ANALISIS KIMIA TANAH, TANAMAN, AIR, DAN PUPUK
  8. Febrianto, A. dan Buchari. 2024. Studi cemaran logam berat (Fe, Pb, Cd, Cu dan Zn) dalam umbi singkong di sekitar area eks tempat pemrosesan akhir leuwi gajah. Jurnal Serambi Engineering. 9 (2): 8499-8505
  9. Havlin, J. L., Beaton, J. D., Tisdale, S. L., & Nelson, W. L. (1999). Soil fertility and fertilizers: an introduction to nutrient management
  10. Kementerian Pertanian. 2010. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 13/permentan/OT.140/I/2010 Tentang Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan daging (meat cutting plant)
  11. Kementerian Lingkungan Hidup. 2024. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. URL: sispn.menlhk.go.id. Diakses tanggal 05 Maret 2024
  12. Kementerian Lingkungan Hidup. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah
  13. Kobya, M., E. Sentruk, C. Aydiner and E. Demirbas. 2006. Treatment of potato chips manufacturing waste water by electroagulation. Desalination, 190: 201-211
  14. Kundu, P., A. Dabsarkar, S. Mukherjee. 2013. Treatment of Slaughter House Wastewater in a sequencing Batch Reactor, Performance evaluation and Biodegradation Kinetics. Hindawi Publishing Corporation, BioMed Research International Article ID134872, II pages
  15. Kusumadewi, M. A., Suyanto, A., & Suwerda, B. (2019). Kandungan nitrogen, phosphor, kalium, dan ph pupuk organik cair dari sampah buah pasar berdasarkan variasi waktu. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), 92-99
  16. Lusiah,Wan, S., dan Margery, E. Pelatihan pembuatan ecoenzym dari sampah rumah tangga buah dan sayuran dan pemasaran produk yang dihasilkan dari eco enzym melalui media sosial. Pubarama: Jurnal Publikasi Pengabdian Kepada Masyarakat. 1 (1)
  17. Mengel, K. (1987). Principles of plant nutrition. International Potash Institute
  18. Mutscher, H. (1995). Measurement and assessment of soil potassium
  19. Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta
  20. Siregar, Budiman. 2017. Analisa kadar c-organik dan perbandingan c/n tanah di lahan tambak Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Jurnal Warta. 53 (1)
  21. Yuliani, P. (2017). Pengaruh lama fermentasi pupuk cair bayam, sawi, dan kulit pisang terhadap kandungan phosphor dan kalium total. Jurnal MIPA Universitas Sanata Dharma, 4

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-10-21 05:59:34

No citation recorded.