1Program Studi Biologi, Fakultas sains dan Teknologi,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
2Progran Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
3Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL70512, author = {Dasumiati Dasumiati and Nur Sari and Nanda Saridewi}, title = {Pengembangan Bioplastik Berbahan Dasar Pati Kulit Pisang Kepok Menggunakan Nanofiber Selulosa Kulit Daun Lidah Buaya sebagai Filler}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {23}, number = {4}, year = {2025}, keywords = {Bioplastik; Biodegradasi; Filler; Nanofiber; Kuat Tarik}, abstract = { Pati sebagai bahan dasar bioplastik membutuhkan bahan penguat atau filler. Selulosa adalah bahan alami untuk filler, semakin kuat bila ditambahkan dalam bentuk nano. Kulit pisang kepok dan kulit daun lidah buaya merupakan limbah organik yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik, yaitu sebagai sumber pati dan selulosa.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh konsentrasi nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya dalam pengembangan bioplastik berbahan dasar pati dari kulit pisang kepok. Bioplastik yang berbahan dasar pati kulit pisang kepok diperkuat dengan perlakuan penambahan nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya (0%, 2%, 4% dan 6% dari 5 g berat pati) dengan 5 kali pengulangan, dan ditambahkan plastisizer berupa gliserol (40%). Defibrilasi selulosa menggunakan ultrafine grinder Supermasscoloider . Bioplastik dicetak menggunakan metode casting molding . Parameter yang diamati adalah kuat Tarik, ketahanan air, dan waktu biodehradasi. Penambahan nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya meningkatkan kualitas bioplastik. Hasil terbaik diperoleh pada penambahan nanofiber selulosa 6% yang memiliki nilai kuat tarik 38,89±6,11 kgf/cm 2 , ketahanan air 75,30±3,61%, dan waktu biodegradasi 47,93 hari. Penambahan 6% nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya bisa digunakan pada pengembangan bioplastik berbahan dasar pati dari kulit pisang kepok. }, pages = {1066--1074} doi = {10.14710/jil.23.4.1066-1074}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/70512} }
Refworks Citation Data :
Pati sebagai bahan dasar bioplastik membutuhkan bahan penguat atau filler. Selulosa adalah bahan alami untuk filler, semakin kuat bila ditambahkan dalam bentuk nano. Kulit pisang kepok dan kulit daun lidah buaya merupakan limbah organik yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik, yaitu sebagai sumber pati dan selulosa.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh konsentrasi nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya dalam pengembangan bioplastik berbahan dasar pati dari kulit pisang kepok. Bioplastik yang berbahan dasar pati kulit pisang kepok diperkuat dengan perlakuan penambahan nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya (0%, 2%, 4% dan 6% dari 5 g berat pati) dengan 5 kali pengulangan, dan ditambahkan plastisizer berupa gliserol (40%). Defibrilasi selulosa menggunakan ultrafine grinder Supermasscoloider. Bioplastik dicetak menggunakan metode casting molding. Parameter yang diamati adalah kuat Tarik, ketahanan air, dan waktu biodehradasi. Penambahan nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya meningkatkan kualitas bioplastik. Hasil terbaik diperoleh pada penambahan nanofiber selulosa 6% yang memiliki nilai kuat tarik 38,89±6,11 kgf/cm2, ketahanan air 75,30±3,61%, dan waktu biodegradasi 47,93 hari. Penambahan 6% nanofiber selulosa dari kulit daun lidah buaya bisa digunakan pada pengembangan bioplastik berbahan dasar pati dari kulit pisang kepok.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-08-12 03:39:37
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.