skip to main content

PANCASILA DALAM KONSTRUKSI PEMIKIRAN TEOLOGI PESANTREN DENGAN PENDEKATAN MODEL (COORDINATED MANAGEMENT OF MEANING-CMM

*Nurma Yuwita  -  Ilmu Komunikasi Universitas Yudharta Pasuruan, Indonesia
Mochamad Hasyim  -  Universitas Yudharta Pasuruan, Indonesia
Open Access Copyright 2019 Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi under https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract
Pancasila adalah dasar negara Indonesia, banyak masyarakat yang hafal pancasila, namun belum mampu menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupannya (Hasan, 2016: 37). Satu aksi terorisme yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila adalah bom bunuh diri di tiga gereja dan mapolres Surabaya, karena aksi tersebut tidak hanya mengorbankan diri sendiri tetapi juga merenggut banyak nyawa masyarakat, selain itu aksi teroris yang dilakukan oleh Dr. Azhari yang diduga sebagai dalang peristiwa pengeboman di Indonesia, berikut para pengikutnya adalah berasal dari pondok pesantren. Namun masih banyak pesantren yang mengajarkan nilai luhur pancasila, salah satunya adalah pondok pesantren “Ngalah Purwosari Pasuruan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretatif-konstruktivis. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi digunakan sebagai metode pengumpulan data. Pondok pesantren Ngalah sangat menjunjung tinggi nilai pancasila. Implementasi dari pancasila adalah salat jamaah lima waktu, toleransi agama, kerja sama, bakti sosial, mendirikan panti asuhan, mendirikan pusat pendidikan, mematuhi keputusan pemerintah, tidak membedakan tamu dan santri, dan gaya hidup sederhana. Pancasila dijadikan asas atau hukum dasar pondok pesantren. Jiwa pancasilais Kiai Sholeh  dikonstruksi oleh piagam madinah. Budaya pancasila dalam konstruksi pesantren menghasilkan thoriqoh dengan konsep ketuhanan dan kemanusiaan.
Fulltext View|Download
Keywords: Pancasila, Teologi Pesantren, CMM

Article Metrics:

  1. Arifin, Imron. (1993). Kepemimpinan Kiai: Kasus Ponpes Tebu Ireng Jombang. Malang: Kalimasahada Press
  2. Barge, Kevin. (2004). “Articulating CMM as a Practical Theory” Human Systems: The Journal of Systemic Consultation & Management, 15: 187-198
  3. Haryanto, Sindung. (2012). Spektrum Teori Sosial. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
  4. Hasan, Zulkifli. (2016). Pancasila Dalam Perspektif Khalayak dan Sosial Media. Jakarta: Sagung Seto
  5. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
  6. Moleong, Lexy. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  7. Montgomery, Edith. (2004). Tortured Families A Coordinated Management Of Meaning Analysis. ProQuest h.349
  8. Pondok Pesantren Ngalah, (2008). Buku Pedoman Santri Darut Taqwa Dalam Berbangsa dan Bernegara. Piagam Madinah. Pasuruan: Yudharta Advertaising Design
  9. ----------, (2012). Sabilus Salikin: Ensiklopedi Thoriqoh atau Tasawuf. Pasuruan: Yudharta Advertaising Design
  10. Setijo, Pandji. (2011). Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Grasindo
  11. Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya
  12. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  13. Tan, Jasmine. (2012). “Gender and The Coordinated Management of Meaning in Women’s Perception of Finance” ProQuest LLC
  14. UUD 1945 Amandemen dengan Kabinet Kerja Periode 2014-2019 (Reshuffle). (2016). Depok: Huta Publisher
  15. West, Richard & Turner, Lynn. (2014). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Terjemah oleh Brian Marswendy. Jakarta: Salemba Humanika
  16. Yuwita, Nurma. (2015). Studi Konstruksi Makna Hubungan Antarumat Beragama Dengan Pendekatan Model (Coordinated Management of Meaning-CMM). Wacana, Vol.18, No.4

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-26 15:11:45

No citation recorded.