1Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi , Indonesia
2Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI6435, author = {Rapto Hardian and Hariyo Satoto and Soenarjo Soenarjo}, title = {Pengaruh Penggunaan Mesin Cardiopulmonary Bypass Terhadap Kadar Leukosit pada Operasi Bedah Jantung}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {4}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {leukosit; cardiopulmonary bypass}, abstract = { Latar belakang : Prosedur bedah jantung menggunakan mesin cardiopulmonary bypass semakin banyak dilakukan. Penggunaan mesin cardiopulmonary bypass dianggap menyebabkan peningkatan jumlah leukosit yang merupakan salah satu tanda terjadinya Systemic inflammatory response syndrome (SIRS). Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penggunaan mesin cardiopulmonary bypass terhadap peningkatan jumlah leukosit pada operasi bedah jantung. Metode : merupakan penelitian cohort observational prospective pada 22 pasien yang menjalani operasi bedah jantung menggunakan Cardiopulmonary bypass. Pengambilan sampel darah tepi untuk menghitung leukosit diambil pada saat pra sternotomy (Leukosit 1), pra kanulasi (Leukosit 2), menit ke 15 (Leukosit 3) selama CPB dan menit ke 30 (Leukosit 4) selama CPB. Sampel darah dihitung menggunakan mesin secara otomatis. Uji statistik menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon signed ranks test (dengan derajat kemaknaan < 0,05). Hasil : karakteristik data penderita akan disajikan dalam bentuk tabel. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji pada Leukosit 2 dengan Leukosit 3 didapatkan hasil yang tidak bermakna p = 0,170 (p > 0,05 ). Hasil uji pada Leukosit 1 dengan Leukosit 2, Leukosit 1 dengan Leukosit 3, Leukosit l dengan Leukosit 4, Leukosit 2 dengan Leukosit 4, dan Leukosit 3 dengan Leukosit 4, didapatkan hasil yang bermakna dengan p = 0,019, p = 0,026, p = 0,001, p = 0,003 dan p = 0,007 (p < 0,05). Kesimpulan : terdapat peningkatan jumlah leukosit pada pemakaian mesin CPB terutama pada menit ke 30. Pada menit ke 15 belum terdapat peningkatan jumlah leukosit yang bermakna akibat pemakaian mesin CPB }, issn = {2089-970X}, doi = {10.14710/jai.v4i1.6435}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6435} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang : Prosedur bedah jantung menggunakan mesin cardiopulmonary bypass semakin banyak dilakukan. Penggunaan mesin cardiopulmonary bypass dianggap menyebabkan peningkatan jumlah leukosit yang merupakan salah satu tanda terjadinya Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penggunaan mesin cardiopulmonary bypass terhadap peningkatan jumlah leukosit pada operasi bedah jantung.
Metode : merupakan penelitian cohort observational prospective pada 22 pasien yang menjalani operasi bedah jantung menggunakan Cardiopulmonary bypass. Pengambilan sampel darah tepi untuk menghitung leukosit diambil pada saat pra sternotomy (Leukosit 1), pra kanulasi (Leukosit 2), menit ke 15 (Leukosit 3) selama CPB dan menit ke 30 (Leukosit 4) selama CPB. Sampel darah dihitung menggunakan mesin secara otomatis. Uji statistik menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon signed ranks test (dengan derajat kemaknaan < 0,05).
Hasil : karakteristik data penderita akan disajikan dalam bentuk tabel. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji pada Leukosit 2 dengan Leukosit 3 didapatkan hasil yang tidak bermakna p = 0,170 (p > 0,05 ). Hasil uji pada Leukosit 1 dengan Leukosit 2, Leukosit 1 dengan Leukosit 3, Leukosit l dengan Leukosit 4, Leukosit 2 dengan Leukosit 4, dan Leukosit 3 dengan Leukosit 4, didapatkan hasil yang bermakna dengan p = 0,019, p = 0,026, p = 0,001, p = 0,003 dan p = 0,007 (p < 0,05).
Kesimpulan : terdapat peningkatan jumlah leukosit pada pemakaian mesin CPB terutama pada menit ke 30. Pada menit ke 15 belum terdapat peningkatan jumlah leukosit yang bermakna akibat pemakaian mesin CPB
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-30 07:02:29
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License