BibTex Citation Data :
@article{J@TI1926, author = {Denny Nurkertamanda and Fauziyati Wulandari}, title = {ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN (FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS / FMEA) PADA PRODUK KURSI LIPAT CHITOSE YAMATO HAA}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {4}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {}, abstract = { Chitose Indonesia Manufacturing merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual furniture dari logam dengan kerjasama negara Jepang. Berdasarkan data penjualan Chitose Indonesia Manufacturing pada tahun 2003, kursi lipat Chitose Yamato merupakan jenis kursi lipat yang memiliki angka penjualan sebesar 59% dari keseluruhan jenis produk yang diproduksi. Kursi lipat Chitose Yamato HAA merupakan salah satu sarana untuk duduk yang dilengkapi dengan sandaran sesuai dengan bentuk punggung manusia dan dapat dilipat untuk memudahkan penyimpanannya. Selain itu juga rangka kakinya yang berbentuk H sehingga dapat digunakan pada permukaan yang datar atau bergelombang. Material yang digunakan pada rangka kursi lipat Chitose Yamato HAA adalah berupa elemen struktur rangka yang bersifat isotropik, yakni memiliki keseragaman sifat dan bahan suatu elemen (regangan, tegangan, mekanis, dsb). Pada analisa moda kegagalan dilakukan identifikasi moda kegagalan yang potensial, keparahan yang ditimbulkan, dan frekuensi kejadian moda kegagalan. Dengan menggunakan analisa moda kegagalan, maka diharapkan kualitas produk akan meningkat dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. RPN adalah indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai dengan moda kegagalan. RPN digunakan oleh banyak prosedur FMEA untuk menaksir resiko menggunakan tiga kriteria yaitu Keparahan efek (Severity) S, Kejadian penyebab (Occurrence) O, Deteksi penyebab (Detection) D. Angka prioritas RPN merupakan hasil kali rating keparahan, kejadian, dan deteksi. Angka ini hanyalah menunjukkan rangking atau urutan defisiensi desain sistem. Kata kunci : Moda Kegagalan, Efek Kegagalan, Penyebab Kegagalan, Deteksi, Kejadian, Keparahan, RPN (Risk Priority Number). Chitose Manufacturing Indonesia is a company that produce and sells furniture made from alloy in cooperation with Japan. Based on Sales data by Chitose Indonesia Manufacturing in 2003, Chitose Yamato foldable chair has a sales number up tp 59% from all of the products manufactured. CHitose Yamato HAA foldable chair is one of the tools to sit down included with a back seat according to the vertebra of the human body and its is foldable to simplify its storage. Furthermore, the H form of its feet structure allows it to be used in flat or hilly surface. The material used on the structure of Chitose Yamato HAA foldable chair is isotropic structure element, which has similar characteristic and material (stress,strain, mechanic, etc.) On Failure Mode Analysis we identify potensial failure modes, severity that occurs, and the frequency of failure mode. With the failure mode analysis, the goal is to increase product quality and can be used according to its function. RPN is the critical indicator to determine the correction actions according to Failure modes. RPN is used in many FMEA procedures to approximate risks using three criterias that consists o:LSeverity(S), Occurrence(O), Detection(D). RPN priority number is the multiplying results from severity rating, occurrence, and detection. This number only shows ranks or sequence of the system design deficiency. Keyword s: Failure mode, Failure effects, Failure causes, Detection, Severity, RPN (Risk Priority Number) }, issn = {2502-1516}, pages = {49--64} doi = {10.12777/jati.4.1.49-64}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/1926} }
Refworks Citation Data :
Chitose Indonesia Manufacturing merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual furniture dari logam dengan kerjasama negara Jepang. Berdasarkan data penjualan Chitose Indonesia Manufacturing pada tahun 2003, kursi lipat Chitose Yamato merupakan jenis kursi lipat yang memiliki angka penjualan sebesar 59% dari keseluruhan jenis produk yang diproduksi. Kursi lipat Chitose Yamato HAA merupakan salah satu sarana untuk duduk yang dilengkapi dengan sandaran sesuai dengan bentuk punggung manusia dan dapat dilipat untuk memudahkan penyimpanannya. Selain itu juga rangka kakinya yang berbentuk H sehingga dapat digunakan pada permukaan yang datar atau bergelombang. Material yang digunakan pada rangka kursi lipat Chitose Yamato HAA adalah berupa elemen struktur rangka yang bersifat isotropik, yakni memiliki keseragaman sifat dan bahan suatu elemen (regangan, tegangan, mekanis, dsb). Pada analisa moda kegagalan dilakukan identifikasi moda kegagalan yang potensial, keparahan yang ditimbulkan, dan frekuensi kejadian moda kegagalan. Dengan menggunakan analisa moda kegagalan, maka diharapkan kualitas produk akan meningkat dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. RPN adalah indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai dengan moda kegagalan. RPN digunakan oleh banyak prosedur FMEA untuk menaksir resiko menggunakan tiga kriteria yaitu Keparahan efek (Severity) S, Kejadian penyebab (Occurrence) O, Deteksi penyebab (Detection) D. Angka prioritas RPN merupakan hasil kali rating keparahan, kejadian, dan deteksi. Angka ini hanyalah menunjukkan rangking atau urutan defisiensi desain sistem.
Kata kunci : Moda Kegagalan, Efek Kegagalan, Penyebab Kegagalan, Deteksi, Kejadian, Keparahan, RPN (Risk Priority Number).
Chitose Manufacturing Indonesia is a company that produce and sells furniture made from alloy in cooperation with Japan. Based on Sales data by Chitose Indonesia Manufacturing in 2003, Chitose Yamato foldable chair has a sales number up tp 59% from all of the products manufactured. CHitose Yamato HAA foldable chair is one of the tools to sit down included with a back seat according to the vertebra of the human body and its is foldable to simplify its storage. Furthermore, the H form of its feet structure allows it to be used in flat or hilly surface. The material used on the structure of Chitose Yamato HAA foldable chair is isotropic structure element, which has similar characteristic and material (stress,strain, mechanic, etc.) On Failure Mode Analysis we identify potensial failure modes, severity that occurs, and the frequency of failure mode. With the failure mode analysis, the goal is to increase product quality and can be used according to its function. RPN is the critical indicator to determine the correction actions according to Failure modes. RPN is used in many FMEA procedures to approximate risks using three criterias that consists o:LSeverity(S), Occurrence(O), Detection(D). RPN priority number is the multiplying results from severity rating, occurrence, and detection. This number only shows ranks or sequence of the system design deficiency.
Keywords: Failure mode, Failure effects, Failure causes, Detection, Severity, RPN (Risk Priority Number)
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-21 14:09:44
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License