BibTex Citation Data :
@article{J@TI34468, author = {Muchammad Fauzi}, title = {ANALISIS JUMLAH KENDARAAN ANGKUTAN KOTA DENGAN METODE HEADWAY DLLAJ DAN BOK BEP DI MASA PANDEMI COVID-19}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {16}, number = {2}, year = {2021}, keywords = {transportasi; angkutan kota; DLLAJ; BOK BEP}, abstract = { Kinerja transportasi online menjadi salah satu faktor penumpang memilih menggunakan transportasi online dibandingkan angkutan kota. Fenomena tersebut diduga dapat menyebabkan pengemudi angkot (angkutan kota) menggunakan waktu lebih lama untuk menunggu penumpang atau yang disebut “ngetem” dan dapat mempengaruhi meningkatnya kemacetan di Kota Bandung ditambah dengan terjadinya Pandemi Covid-19 menuntut kegiatan transportasi dibatasi paling banyak 50% dari kapasitas angkutan. Permasalahan dari fenomena tersebut diduga karena jumlah angkot lebih besar dibandingkan penumpang angkot sehingga diperlukan pengendalian jumlah angkot yang beroperasi di Kota Bandung. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah optimal angkutan kota di Kota Bandung trayek Abdul Muis - Dago, Abdul Muis - Cicaheum, dan Sederhana - Cipagalo di Masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif data primer menggunakan konsep pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan RI Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (DLLAJ) dan Biaya Operasional Kendaraan Break Event Point (BOK BEP). Hasil dari penelitian ini adalah jumlah kendaraan angkutan kota trayek Abdul Muis - Dago dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 91% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 48%, Jumlah kendaraan angkutan kota trayek Abdul Muis - Cicaheum dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 80% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 43%, Jumlah kendaraan angkutan kota trayek Sederhana - Cipagalo dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 94% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 41%. Abstract [ Analysis o f Number o f City Transport Vehicles i n Bandung Citywith The Headway Method o f DLLAJ a nd BOK BEP i n The Pandemic Time o f Covid-19] The performance of online transportation is one of the factors for passengers choosing to use online transportation compared to city transportation. This phenomenon is thought to cause angkot (angkutan kota) drivers to take longer to wait for passengers or what is called “ngetem” and can affect the increase in congestion in Bandung coupled with the Covid-19 pandemic, basic transportation activities are at most 50% of the transport capacity. The problem with this phenomenon is thought to be due to the larger number of angkot than angkot passengers, so it is necessary to control the number of public transportation operating in the city of Bandung. This study aims to examine the optimal number of urban transportation in the city of Bandung during The Covid19 Pandemic. The research method used is a quantitative approach to primary data using the concept of technical guidelines for the implementation of public passenger transportation in urban areas on fixed and regular routes issued by the Indonesian Ministry of Transportation, Directorate General of Land Transportation (DLLAJ) and Vehicle Operating Cost Break Event Point (BOK BEP). The results of this study are that the number of city transportation vehicles on the Abdul Muis - Dago route using the DLLAJ method has decreased by up to 91% and using the BOK BEP method has decreased by 48%, the number of city transportation vehicles on the Abdul Muis - Cicaheum route using the DLLAJ method has decreased by 80%. and by using the BOK BEP method decreased by 43%, the number of city transportation vehicles on the Simple route - Cipagalo using the DLLAJ method decreased by 94% and using the BOK BEP method decreased by 41%. Keywords : transportation; city transport ; DLLAJ ; BOK BEP }, issn = {2502-1516}, pages = {85--92} doi = {10.14710/jati.16.2.85-92}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/34468} }
Refworks Citation Data :
Kinerja transportasi online menjadi salah satu faktor penumpang memilih menggunakan transportasi online dibandingkan angkutan kota. Fenomena tersebut diduga dapat menyebabkan pengemudi angkot (angkutan kota) menggunakan waktu lebih lama untuk menunggu penumpang atau yang disebut “ngetem” dan dapat mempengaruhi meningkatnya kemacetan di Kota Bandung ditambah dengan terjadinya Pandemi Covid-19 menuntut kegiatan transportasi dibatasi paling banyak 50% dari kapasitas angkutan. Permasalahan dari fenomena tersebut diduga karena jumlah angkot lebih besar dibandingkan penumpang angkot sehingga diperlukan pengendalian jumlah angkot yang beroperasi di Kota Bandung. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah optimal angkutan kota di Kota Bandung trayek Abdul Muis - Dago, Abdul Muis - Cicaheum, dan Sederhana - Cipagalo di Masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif data primer menggunakan konsep pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan RI Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (DLLAJ) dan Biaya Operasional Kendaraan Break Event Point (BOK BEP). Hasil dari penelitian ini adalah jumlah kendaraan angkutan kota trayek Abdul Muis - Dago dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 91% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 48%, Jumlah kendaraan angkutan kota trayek Abdul Muis - Cicaheum dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 80% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 43%, Jumlah kendaraan angkutan kota trayek Sederhana - Cipagalo dengan menggunakan metode DLLAJ turun hingga 94% dan dengan menggunakan metode BOK BEP turun hingga 41%.
Abstract
[Analysis of Number of City Transport Vehicles in Bandung Citywith The Headway Method of DLLAJ and BOK BEP in The Pandemic Time of Covid-19] The performance of online transportation is one of the factors for passengers choosing to use online transportation compared to city transportation. This phenomenon is thought to cause angkot (angkutan kota) drivers to take longer to wait for passengers or what is called “ngetem” and can affect the increase in congestion in Bandung coupled with the Covid-19 pandemic, basic transportation activities are at most 50% of the transport capacity. The problem with this phenomenon is thought to be due to the larger number of angkot than angkot passengers, so it is necessary to control the number of public transportation operating in the city of Bandung. This study aims to examine the optimal number of urban transportation in the city of Bandung during The Covid19 Pandemic. The research method used is a quantitative approach to primary data using the concept of technical guidelines for the implementation of public passenger transportation in urban areas on fixed and regular routes issued by the Indonesian Ministry of Transportation, Directorate General of Land Transportation (DLLAJ) and Vehicle Operating Cost Break Event Point (BOK BEP). The results of this study are that the number of city transportation vehicles on the Abdul Muis - Dago route using the DLLAJ method has decreased by up to 91% and using the BOK BEP method has decreased by 48%, the number of city transportation vehicles on the Abdul Muis - Cicaheum route using the DLLAJ method has decreased by 80%. and by using the BOK BEP method decreased by 43%, the number of city transportation vehicles on the Simple route - Cipagalo using the DLLAJ method decreased by 94% and using the BOK BEP method decreased by 41%.
Keywords: transportation; city transport; DLLAJ; BOK BEP
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-02 14:53:12
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License