BibTex Citation Data :
@article{J@TI4782, author = {Aries Susanty and Naniek Handayani and Prima Jati}, title = {ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KLASTER BATIK PEKALONGAN (STUDI KASUS PADA KLASTER BATIK KAUMAN, PESINDON DAN JENGGOT)}, journal = {J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri}, volume = {8}, number = {1}, year = {2013}, keywords = {}, abstract = { Dalam rangka pengembangan batik sebagai salah satu potensi ekonomi lokal di Jawa Tengah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi Klaster Industri Batik di Pekalongan saat ini, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tiga buah Klaster Industri Batik di Pekalongan, yaitu Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot, dan memberikan suatu rekomendasi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan ketiga klaster tersebut dibandingkan dengan pertumbuhannya saat ini. Penelitian ini menggunakan Model Diamond dari Porter (1990) sebagai kerangka pikir untuk menganalisis pertumbuhan suatu klaster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling dengan menggunakan software SmartPLS 2.0. Sampel dalam penelitian adalah para pengusaha batik yang terdapat dalam Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang sama-sama mempengaruhi pertumbuhan Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot. Ketiga faktor tersebut adalah keberadaan industri pendukung dan terkait, strategi dan persaingan usaha, serta peran dari pemerintah. Diantara ketiga faktor tersebut, faktor yang paling berpengaruh untuk pertumbuhan klaster adalah terdapatnya strategi dan persaingan usaha. Selanjutnya, disamping ketiga faktor tersebut, pertumbuhan Klater Kampoeng Batik Kauman dipengaruhi pula oleh kondisi permintaan, pertumbuhan Klaster Kampung Wisata Pesindon dipengaruhi oleh faktor kondisi, dan pertumbuhan Klaster Kampung Batik Jenggot dipengaruhi oleh kondisi permintaan serta faktor kondisi. Kata Kunci: klaster, konsep “the four diamond ”, batik pekalongan, pertumbuhan, partial least square Abstract In order to develop batik as one of the potential of local economies in Central Java, the study aims to analyze the condition in Pekalongan Batik Industry Cluster today, analyzes the factors that influence the growth of three Pekalongan Batik Industry Cluster, the Cluster Kampoeng Batik Kauman, Cluster Tourism Village Pesindon and cluster Batik Beard, and provide a recommendation to optimize the growth of the three clusters are compared with the current growth. This study used Diamond Model of Porter (1990) as a framework for analyzing the growth of a cluster. The method used in this study is Structural Equation Modelling using SmartPLS 2.0 software. The sample is contained batik entrepreneurs in Cluster Kampoeng Batik Kauman, Tourism Village Cluster Pesindon, and Cluster Batik Beard. The results of investigations show that there are three factors that equally affect the growth of clusters Kampoeng Batik Kauman, Pesindon Tourism Village Cluster and Cluster Batik Beard. The third factor is the existence of supporting and related industries, business strategy and competition, as well as the role of government. Among these three factors, the most influential factor for the growth of the cluster is the presence of strategy and competition. Furthermore, in addition to these three factors, the growth Klater Kampoeng Batik Kauman also influenced by demand conditions, cluster growth is affected by the Tourism Village Pesindon condition factor, and growth Kampung Batik Beard Cluster affected by the demand and factor conditions. Keywords: cluster, the concept of \"the four diamond\", pekalongan batik, growth, partial least square }, issn = {2502-1516}, pages = {1--14} doi = {10.12777/jati.8.1.1-14}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/4782} }
Refworks Citation Data :
Dalam rangka pengembangan batik sebagai salah satu potensi ekonomi lokal di Jawa Tengah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi Klaster Industri Batik di Pekalongan saat ini, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tiga buah Klaster Industri Batik di Pekalongan, yaitu Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot, dan memberikan suatu rekomendasi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan ketiga klaster tersebut dibandingkan dengan pertumbuhannya saat ini. Penelitian ini menggunakan ModelDiamond dari Porter (1990) sebagai kerangka pikir untuk menganalisis pertumbuhan suatu klaster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling dengan menggunakan software SmartPLS 2.0. Sampel dalam penelitian adalah para pengusaha batik yang terdapat dalam Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang sama-sama mempengaruhi pertumbuhan Klaster Kampoeng Batik Kauman, Klaster Kampung Wisata Pesindon, dan Klaster Batik Jenggot. Ketiga faktor tersebut adalah keberadaan industri pendukung dan terkait, strategi dan persaingan usaha, serta peran dari pemerintah. Diantara ketiga faktor tersebut, faktor yang paling berpengaruh untuk pertumbuhan klaster adalah terdapatnya strategi dan persaingan usaha. Selanjutnya, disamping ketiga faktor tersebut, pertumbuhan Klater Kampoeng Batik Kauman dipengaruhi pula oleh kondisi permintaan, pertumbuhan Klaster Kampung Wisata Pesindon dipengaruhi oleh faktor kondisi, dan pertumbuhan Klaster Kampung Batik Jenggot dipengaruhi oleh kondisi permintaan serta faktor kondisi.
Kata Kunci: klaster, konsep “the four diamond”, batik pekalongan, pertumbuhan, partial least square
Abstract
In order to develop batik as one of the potential of local economies in Central Java, the study aims to analyze the condition in Pekalongan Batik Industry Cluster today, analyzes the factors that influence the growth of three Pekalongan Batik Industry Cluster, the Cluster Kampoeng Batik Kauman, Cluster Tourism Village Pesindon and cluster Batik Beard, and provide a recommendation to optimize the growth of the three clusters are compared with the current growth. This study used Diamond Model of Porter (1990) as a framework for analyzing the growth of a cluster. The method used in this study is Structural Equation Modelling using SmartPLS 2.0 software. The sample is contained batik entrepreneurs in Cluster Kampoeng Batik Kauman, Tourism Village Cluster Pesindon, and Cluster Batik Beard. The results of investigations show that there are three factors that equally affect the growth of clusters Kampoeng Batik Kauman, Pesindon Tourism Village Cluster and Cluster Batik Beard. The third factor is the existence of supporting and related industries, business strategy and competition, as well as the role of government. Among these three factors, the most influential factor for the growth of the cluster is the presence of strategy and competition. Furthermore, in addition to these three factors, the growth Klater Kampoeng Batik Kauman also influenced by demand conditions, cluster growth is affected by the Tourism Village Pesindon condition factor, and growth Kampung Batik Beard Cluster affected by the demand and factor conditions.
Article Metrics:
Last update:
Low‐tech industry, regional innovation system and inter‐actor collaboration in Indonesia: The case of the Pekalongan batik industry
Last update: 2024-12-24 06:56:04
The determinant factors of development batik cluster business: Lesson from Pekalongan, Indonesia
Low-tech industry, regional innovation system and inter-actor collaboration in Indonesia: The case of the Pekalongan batik industry
Penulis yang mempublikasikan artikel pada jurnal J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
View statistics of J@ti Undip:
Articles in J@ti Undip are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License