skip to main content

Hubungan Ketersediaan Sanitasi Dasar terhadap Status Gizi Baduta di Desa Pelem, Bojonegoro

1Peminatan Kesehatan Lingkungan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya 60115, Indonesia

2Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya 60115, Indonesia

Open Access Copyright 2022 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Sanitasi lingkungan dasar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi baduta. Berdasarkan data dari Puskesmas Purwosari sebanyak 11 baduta memiliki status gizi kurang dan 8 diantaranya berasal dari Desa Pelem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ketersediaan sanitasi dasar dengan status gizi pada baduta di Desa Pelem, Bojonegoro.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di Desa Pelem, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro yang dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2019 – 14 Januari 2020. Sampel pada penelitian ini yaitu total dari populasi seluruh baduta sebanyak 51 anak. Variabel yang diteliti yaitu status gizi baduta, sumber air bersih, ketersediaan jamban sehat, dan kepemilikan SPAL. Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.

Hasil: Mayoritas masyarakat Desa Pelem mengambil sumber air bersih yang berasal dari sumur (94,0%), rumah yang telah memiliki jamban sehat hanya 60,7% dan 58,8% belum memiliki SPAL. Hasil analisis menunjukkan ketersediaan jamban sehat (p=0,004 < α) dan kepemilikan SPAL (p=0,015 < α) memiliki hubungan yang signifikan terhadap status gizi pada baduta.

Simpulan: Ada hubungan antara ketersediaan jamban sehat dan kepemilikan SPAL terhadap status gizi baduta, sehingga strategi terhadap ketersediaan jamban sehat dan SPAL perlu dilakukan untuk menurunkan risiko status gizi kurang pada baduta.

 

Title: Analysis Availability of Basic Sanitation On Nutritional Status Of Baduta In Pelem Village, Bojonegoro.

Background: Environmental basic sanitation is one of the factor affect the nutritional status of baduta. Based on data from Purwosari Health Center as many as 11 baduta have undernutrition status and 8 between them are from Pelem Village.  Study aims to analyze availability of basic sanitation with nutritional status in under-fives in Pelem Village, Bojonegoro.

Method: This research is an observational study with a cross sectional design. The research location was in Pelem Village, Purwosari District, Bojonegoro Regencyon 28 December 2019 – 14 January 2020. The sample in this study was the total population of all baduta with a total of 51 children. The variables studied are baduta nutritional status, availability of health latrines, and SPAL ownership. The data was obtained from observations and interviews then were analyzed using the chi-square test.

Result: The majority of the people in Pelem Village took clean water from wells (94.0%), there were houses that have health latrine just 60,7% and about 58.8% did not have sewerage. Availability of healthy latrines (p=0,004 < α) and sewerage ownership (p=0,015 < α) have a significant relationship with nutritional status in under-fives.

Conclusion: There is a relationship between the availability healthy latrines and sewerage ownership on the nutritional status of under-five children.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  ES
Etichal Statement
Subject
Type ES
  Download (1MB)    Indexing metadata
 Turnitin
Turnitin
Subject
Type Turnitin
  Download (2MB)    Indexing metadata
 CTA
Copyright Transfer Agreement
Subject
Type CTA
  Download (263KB)    Indexing metadata
Keywords: Sumber air bersih; Jamban sehat; SPAL; Baduta; Status gizi

Article Metrics:

  1. Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes Tingkatkan Status Gizi Masyarakat. Kementeri. Kesehat. Republik Indones. 2019. https://www.kemkes.go.id/article/view/19081600004/kemenkes-tingkatkan-status-gizi-masyarakat.html (diakses 29 Mar2021)
  2. Wahhab. Apa 1000 HPK itu? DPPKBPMD Kabupaten Bantul. 2020
  3. Irianti B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Status Gizi Kurang Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sail Pekanbaru Tahun 2016. Midwifery J 2018; 3: 95–98. https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.478
  4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak. Kementerian Kesehatan RI, 2016
  5. Simbolon R. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dan Higiene Sanitasi Lingkungan dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Nifuboke Tahun 2016. Indones Heal Inf Manag J 2017; 5: 96–102
  6. Riski H, Mundiastutik L, Adi AC. Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Kejadian Sakit dan Sanitasi Lingkungan Berhubungan dengan Status Gizi Balita Usia 1-5 Tahun Di Surabaya. Amerta 2019; 3: 130–134. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i3.2019.130-134
  7. Ramdaniati SN, Nastiti D. Hubungan Karakteristik Balita, Pengetahuan Ibu Dan Sanitasi Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang. Hear J Kesehat Masy 2019; 7: 47–54. https://doi.org/10.32832/hearty.v7i2.2877
  8. Hasan A, Kadarusman H. Akses ke Sarana Sanitasi Dasar sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan. J Kesehat 2019; 10: 413–421. https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1451
  9. Soerachmad Y, Ikhtiar M, S AB. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten polewali Mandar Tahun 2019 Relationship of Household Environmental Sanitation with Stunting Occurrence in Toddler Children in Wonomulyo He. J Kesehat Masy 2019; 5: 138–150. https://doi.org/10.35329/jkesmas.v5i2.519
  10. World Bank. Indonesia Economic Quartenty. World Bank. 2016. https://www.worldbank.org/en/country/indonesia/publication/indonesia-economic-quarterly-reports
  11. Alifariki LO. Gizi Anak dan Stunting. Penerbit LeutikaPrio: Yogyakarta, 2020 https://books.google.co.id/books?id=e9kZEAAAQBAJ
  12. Mshida HA, Kassim N, Mpolya E, Kimanya M. Water, Sanitation, and Hygiene Practices Associated with Nutritional Status of Under-Five Children in Semi-Pastoral Communities Tanzania. Am Soc Trop Med Hyg Water 2018; 98: 1242–1249. https://doi.org/10.4269/ajtmh.17-0399
  13. Burton MJ, Rajak SN, Hu VH, Ramadhani A, Habtamu E, Massae P et al. Pathogenesis of Progressive Scarring Trachoma in Ethiopia and Tanzania and Its Implications for Disease Control: Two Cohort Studies. PLoS Negl Trop Dis 2015; 9: e0003763. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0003763
  14. WHO. Children: improving survival and well-being. World Heal. Organ. 2020. https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/children-reducing-mortality
  15. Syed S, Yeruva S, Herrmann J, Sailer A, Sadiq K, Iqbal N et al. Environmental Enteropathy in Undernourished Pakistani Children: Clinical and Histomorphometric Analyses. Am J Trop Med Hyg 2018; 98: 1577–1584. https://doi.org/10.4269/ajtmh.17-0306
  16. Syed S, Ali A, Duggan C. Environmental Enteric Dysfunction in Children. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2016; 63: 6–14. https://doi.org/10.1097/MPG.0000000000001147
  17. Kamara JK, Galukande M, Maeda F, Luboga S, Renzaho AMN. Understanding the Challenges of Improving Sanitation and Hygiene Outcomes in a Community Based Intervention : A Cross-Sectional Study in Rural Tanzania. Int J Environ Heal Res Public Heal 2017; 14: 1–16. https://doi.org/10.3390/ijerph14060602
  18. WHO. Essential Nutrition Actions: Improving Maternal, Newborn, Infant, and Young Child Health and Nutrition. World Health Organization: Switzerland, 2013
  19. UNICEF. State of World Children: Children in an Urban World. New York, 2012
  20. Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). 2018 doi: 10.1088/1751-8113/44/8/085201
  21. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta, 2020 http://www.kemkes.go.id
  22. Kemenppa RI. Profil Kesehatan Anak Indonesia Tahun 2018. Ilmu Pendidik 2018; 5: 12–21
  23. Morinaga Platinum. Dampak Negatif Kurang Gizi untuk Tumbuh Kembang Si Kecil. Morinaga. 2020. https://morinagaplatinum.com/id/milestone/dampak-negatif-kurang-gizi-untuk-tumbuh-kembang-si-kecil (diakses 29 Mar2021)
  24. Krisnansari D. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mandala Heal 2010; 4: 60–68
  25. Grey D, Sadoff C. Sink or Swim? Water Security for Growth and Development. Water Policy 2007; 9. doi: 10.2166/wp.2007.021
  26. Azlan A, Khoo HE, Idris MA, A I, Razman M. Consumption Patterns and Perception on Intake of Drinking Water in Klang Valley, Malaysia. Pakistan J Nutr 2012; 11: 584–590. https://doi.org/10.3923/pjn.2012.584.590
  27. Ahmed F, Chamhuri S, Begum R. Water resources in Malaysia: Issues and challenges. J Food, Agric Environ 2014; 12: 1100–1104
  28. Asian Water Development Outlook. Achieving Water security for Asia. Asian Development Bank, Metro Manila. Asian Development Bank: Philippines, 2007 http://hdl.handle.net/11540/230
  29. Li Z, Kim R, Vollmer S, Subramanian S V. Factors Associated With Child Stunting, Wasting, and Underweight in 35 Low- and Middle-Income Countries. JAMA Netw open 2020; 3: e203386. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.3386
  30. UNICEF. Poor Sanitation On Nutrition The Impact Of Background Paper: The Impact of Poor Sanitation on Nutrition. SHARE Research Consortium (London School of Hygiene & Tropical Medicine) in collaboration with the WASH and Nutrition Sections of UNICEF India: India, 2015 https://thousanddays.org/wp-content/uploads/The-Impact-of-Poor-Sanitation-on-Nutrition-1.pdf
  31. Masnah C, M SI. Faktor Risiko Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Paal V Kota Jambi. Ris Inf Kesehat 2020; 9: 107–114. https://doi.org/10.30644/rik.v9i2.451
  32. Alamsyah D, Mexitalia M, Margawati A, Hadisaputro S, Setyawan H, Ilmu F et al. Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak). J Epidemiol Kesehat Komunitas 2017; 2: 1–8. https://doi.org/10.14710/jekk.v2i1.3994
  33. Utami NH, Mubasyiroh R. Masalah Gizi Balita dan Hubungannya Dengan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat. J Nutr Food Reasearch 2019; 42: 1–10. https://doi.org/10.22435/pgm.v42i1.2416
  34. Shrestha A, Six J, Dahal D, Marks S, Meierhofer R. Association of nutrition, water, sanitation and hygiene practices with children’s nutritional status, intestinal parasitic infections and diarrhoea in rural Nepal: a cross-sectional study. BMC Public Health 2020; 20: 1241. https://doi.org/10.1186/s12889-020-09302-3
  35. Dangiran HL, Dharmawan Y. Analisis Spasial Kejadian Diare dengan Keberadaan Sumur Gali di Kelurahan Jabungan Kota Semarang. J Kesehat Lingkung Indones 2020; 19: 68. https://doi.org/10.14710/jkli.19.1.68-75
  36. Checkley W, Buckley G, Gilman RH, Assis AMO, Guerrant RL, Morris SS et al. Multi-country analysis of the effects of diarrhoea on childhood stunting. Int J Epidemiol 2008; 37: 816–830. https://doi.org/10.1093/ije/dyn099
  37. Yuniar WP, Khomsan A, Dewi M, Ekawidyani KR, Vipta A, Mauludyani R. Hubungan antara Perilaku Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Status Gizi Baduta Di Kabupaten Cirebon. Amerta 2020; 4: 155–164. https://doi.org/10.20473/amnt.v4i2.2020.155-164
  38. Sinatrya AK, Muniroh L. Hubungan Faktor Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) dengan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta 2019; 3: 164–170. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i3.2019.164-170
  39. Kurniawati DP, Arini SY, Awwalina I, Pramesti NA. Poor basic sanitation impact on diarrhea cases in toddlers. J Kesehat Lingkung 2021; 13: 41–47. https://doi.org/10.20473/jkl.v13i1.2021.41-47
  40. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. 2018 https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html (diakses 28 Feb2021)
  41. Rohmah N, Syahrul F. Relationship Between Hand-washing Habit and Toilet Use with Diarrhea Incidence in Children Under. J Berk Epidemiol 2016; 5: 95–106. https://doi.org/10.20473/jbe.V5I12017.95-106
  42. Ihsan A, Riviwanto M, Darwel. Pengaruh Sumber Air Bersih, Jamban, dan Pola Asuh Terhadap Stunting Pada Balita Dengan Diare Sebagai Variabel Intervening. Bul Kesehat Lingkung Masy 2020; 39: 1–5. https://doi.org/10.31983/keslingmas.v39i1.5619
  43. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M et al. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. Lancet (London, England) 2008; 371: 243–260. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)61690-0
  44. Guerrant RL, Oriá RB, Moore SR, Oriá MOB, Lima AAM. Malnutrition as an enteric infectious disease with long-term effects on child development. Nutr Rev 2008; 66: 487–505. https://doi.org/10.1111/j.1753-4887.2008.00082.x
  45. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 2014. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/116706/permenkes-no-3-tahun-2014
  46. Nugraheni D. Hubungan Kondisi Fasilitas Sanitasi Dasar Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang. J Kesehat Masy 2012; 1: 922–933
  47. Wahid NK, Maria IL, Hidayanty H. Relationship Between Drinking Water Sources, Drinking Water Treatment And Sewage Management With Stunting In Two-Years-Old Children In Mamuju Regency. EAS J Nutr Food Sci 2020; 1873: 204–209
  48. Pertiwi TS, Widayani P. Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Kerentanan Wilayah Berdasarkan Faktor Risiko Kejadian Diare Pada Balita. J Inf Syst Public Heal 2018; 3: 30–39
  49. Kemenkes RI. Situasi Diare di Indonesia. 2011; 2
  50. S S, Anisah UZ. Analisis Pendekatan Sanitasi Dalam Menangani Stunting (Studi Literatur). J Sulolipu Media Komun Sivitas Akad dan Masyaraka 2020; 20: 303–309. https://doi.org/10.32382/sulolipu.v2i20.1745
  51. Hafid F, Djabu U, Udin, Nasrul. Efek Program SBABS Terhadap Pencegahan Stunting Anak Baduta di Kabupaten Banggai dan Sigi. Indones J Hum Nutr 2017; 4: 79–87. https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.2
  52. Riogilang H. Identifikasi dan Pendampingan Untuk Mengatasi Masalah Sanitasi Pada Pemukiman Kumuh di Kampung Sanger, Sario Manado. J LPPM Bid Sains dan Teknol 2016; 3: 54–63
  53. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829 Tahun 1999 Tentang : Persyaratan Kesehatan Perumahan. 1999
  54. Purba IG, Sunarsih E, Trisnaini I, Sitorus RJ. Environmental Sanitation and Incidence of Stunting in Children Aged 12-59 Months. J Kesehat Lingkung 2020; 12. doi: https://doi.org/10.20473/jkl.v12i3.2020.189-199

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-25 10:49:48

No citation recorded.