skip to main content

Hubungan Antara Kesehatan Lingkungan dengan Kejadian Stunting di Wilayah Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Prof. Dr Soepomo, Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164, Indonesia

Open Access Copyright 2022 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Kekurangan nutrisi selama seribu hari pertama kelahiran dapat menyebabkan terjadinya stunting. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik terganggu, penurunan kognitif, motorik dan performa kerja anak menurun. Sanitasi lingkungan yang buruk merupakan faktor tidak langsung yang dapat meningkatkan kemungkinan stunting. Kondisi lingkungan yang tidak sehat sebagai pemicu penyakit yang akhirnya dapat menurunkan status gizi balita. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Kalasan.

Metode: Jenis rancangan penelitian desain observasional analitik dengan desain case control. Perbandingan yang digunakan adalah 1:1. Populasi penelitian adalah ibu dengan balita usia 12-59 bulan di Puskesmas Kalasan. Total sampling digunakan untuk mengambil sampel kasus. Sampel kontrol diambil dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan data dianilisis menggunakan uji chi square.

Hasil: Hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sumber air bersih (p value=1,000; OR=1,000 (CI 0,56-17,41), kualitas fisik air bersih (p value=1,000; OR=0,47 (CI 0,04-5,72), kepemilikan jamban (p value=1,000; OR=1,31 (CI 0,31-5,53), dan kebiasaan cuci tangan (p value=1,000; OR=1,000 (CI 0,20-4,88) dengan kejadian stunting.

Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Kalasan.

 

ABSTRACT

Title: Relationship Between Environmental Health And Stunting in The Kalasan Health Center, Sleman Regency.

Background: Lack of nutrition during the first thousand days of birth can cause stunting. This condition can affect impaired physical development, decreased cognitive, motor and work performance of children. Poor environmental sanitation is one of the indirect factors that causes stunting. Unhealthy environmental conditions as a trigger for diseases that can ultimately reduce the nutritional status of toddlers. Aimed of this study was to determine the relationship between environmental health and the incidence of stunting at the Kalasan Health Center.

Method: Case control design is used in this study. The comparison used is 1:1. The study population was mothers with toddlers aged 12-59 months at the Kalasan Health Center. Total sampling is used to take case samples. Control samples were taken using simple random sampling. The research instrument was a questionnaire and the data were analyzed using the chi square test..

Result: The results showed that there was no significant relationship between clean water sources (p value=1,000; OR=1,000 (95% CI 0,56-17,41), physical quality of clean water (p value=1,000; OR=0,47 (95% CI 0,04-5,72), latrine ownership (p value=1,000; OR=1,31 (95% CI 0,31-5,53), and hand washing habits (p value=1,000; OR=1,000 (95% CI 0,20-4,88) with the incidence of stunting.

Conclusion: There is no  direct relationship between environmental health and stunting in the Kalasan Public Health Center Sleman Regency.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  CTA
Copyright Transfer Agreement
Subject
Type CTA
  Download (40KB)    Indexing metadata
 ES
Etichal Statement
Subject
Type ES
  Download (64KB)    Indexing metadata
 Turnitin
Turnitin
Subject
Type Turnitin
  Download (1MB)    Indexing metadata
Keywords: Stunting; Air Bersih; Kepemilikan; Jamban; Cuci Tangan

Article Metrics:

  1. Fitri L. Stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. 2018;3(1):131–7
  2. UNICEF. Prevalensi stunting balita Indonesia tertinggi kedua di ASEAN, 1. 2017
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil utama riset kesehatan dasar (RISKESDAS). J Phys A Math Theor. 2018;44(8):1–200
  4. Balilatfo. Sepenggal kisah inspiratif: inovasi pencegahan stunting. Republik Indonesia; 2019. 106 p
  5. Hartati S, Zulminiati Z. Fakta-fakta penerapan penilaian otentik di Taman Kanak-Kanak Negeri 2 Padang. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2020;5(2):1035–44. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.521
  6. Laili AN. Pengaruh sanitasi di lingkungan tempat tinggal terhadap kejadian stunting pada balita. J Kebidanan. 2019;8(1):28–32. https://doi.org/10.47560/keb.v8i1.192
  7. Setiawan E, Machmud R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2018.J Kes Andalas. 2018;7(2):275–84. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813
  8. Sinatrya, AK, Lailatul M. Hubungan faktor water, sanitation, and hygiene (wash) dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta Nutr. 2019;3(3):164–70. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i3.2019.164-170
  9. Ali RU, Affandi D. Hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan angka kejadian kecacingan ( soil transmitted helminth ) pada petani sayur di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. J Din Lingk Indonesia.2016;3:24–33. https://doi.org/10.31258/dli.3.1.p.24-32
  10. Adriany F, Hayana, Nurhapipa N, Septiani W, Sari NP. Hubungan sanitasi lingkungan dan pengetahuan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Rambah. J Kesehat Glob. 2021;4(1):17–25. https://doi.org/10.33085/jkg.v4i1.4767
  11. Aisah S, Ngaisyah RD, Rahmuniyati ME, Yogyakarta UR. Personal hygiene dan sanitasi lingkungan berhubungan dengan kejadian stunting di desa personal hygiene and environment sanitation related with stunting at Wukirsari village Cangkringan sub-district. In: Seminar Nasional Universitas Respati. 2019;49–55
  12. Hasan A, Kadarusman H. Akses ke sarana sanitasi dasar sebagai faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan. J Kesehat. 2019;10(3):413. https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1451
  13. Syam DM, Sunuh HS. Hubungan kebiasaan cuci tangan, mengelola air minum dan makanan dengan stunting di Sulawesi Tengah Gorontalo. J Public Heal. 2020;3(1):15. https://doi.org/10.32662/gjph.v3i1.919
  14. Ngure FM, Humphrey JH, Mbuya MNN, Majo F, Mutusa, Govha M, et al. Formative research on hygiene behaviors and geophagy among infants and young children and implications of exponsure to fecal bacteria. J Trop Med Hyg. 2013;89(4):709–16. https://doi.org/10.4269/ajtmh.12-0568
  15. Herawati H, Anwar A, Setyowati DL. Hubungan sarana sanitasi, perilaku penghuni, dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (ctps) oleh ibu dengan kejadian pendek (stunting) pada batita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru, Samarinda. J Kesehat Lingkung Indones. 2020;19(1):7. https://doi.org/10.14710/jkli.19.1.7-15
  16. Sari ENI. Hubungan pemberian makan awal pada bayi dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian stunting pada balita di Desa Mojorejo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. 2020;17
  17. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian. Jakarta: Sagung Seto; 2014
  18. Sumantri A. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Kencana; 2011. 263 p
  19. Abidin SW, Haniarti, Sari RW. Hubungan sanitasi lingkungan dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting di Kota Parepare. Arsip Kesehat Masy. 2021;6(1). https://doi.org/10.22236/arkesmas.v6i1.6022
  20. Olo A, Mediani HS, Rakhmawati W. Hubungan faktor air dan sanitasi dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. J Pendidik Anak Usia DIni. 2021;5(2):1113–26. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.788
  21. Adzura M, Yulia Y, Fathmawati F. Hubungan sanitasi, air bersih dan mencuci tangan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Ind High Educ [Internet]. 2021;3(1):1689–99. Available from: http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288.
  22. Sarwin YI, Al E. Hubungan riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan, dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Puasana Kecamatan Moramo Utara tahun 2019. Endem J. 2020;1(3):1–8. https://doi.org/10.37676/jm.v8i2.1197
  23. Minanda O, Suhartono D. Gambaran kondisi sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen. J Kesehat Masy. 2018;6(4):476–84
  24. Permenkes No. 492/Th.2010. Persyaratan Kualitas air minum. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2010
  25. Rasyidah U. Diare sebagai konsekuensi buruknya sanitasi lingkungan. J Kesehat dan Kedokt. 2019;1(1):31–6. https://doi.org/10.24123/kesdok.V1i1.2485
  26. Kemenkes. Situasi balita pendek (stunting) di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesi; 2018
  27. Syamsudin S, Anisah UZ. Analisis pendekatan sanitasi dalam menangani stunting (studi literatur). J Sulolipo Media Komun Sivitas Akad dan Masy. 2020;20(2):303–9. https://doi.org/10.32382/sulolipu.v2i20.1745
  28. Khairiyah D, Fayasari A. Perilaku hygiene dan sanitasi meningkatkan risiko kejadian stunting balita usia 12-59 bulan di Banten. Ilmu Gizi Indones. 2020;3(2):123–33. https://doi.org/10.35842/ilgi.v3i2.137

Last update:

  1. DETERMINANT ANALYSIS OF STUNTING CASES ON TODDLERS IN COVERING AREA OF PAMBOANG HEALTH CENTRE IN MAJENE REGENCY

    Nur Astuti, Indar, Amran Razak, Sukri Palutturi, Ummu Salmah, Syamsuar Manyullei, Anwar Mallongi. Journal of Law and Sustainable Development, 12 (3), 2024. doi: 10.55908/sdgs.v12i3.2914

Last update: 2024-03-29 03:09:15

No citation recorded.