skip to main content

Hegemonisasi Budaya Populer Jepang dalam Komunitas Otaku

Muhammad Agung Faisal  -  Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia
Yusida Lusiana  -  Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia
*Dian Bayu Firmansyah  -  Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2022 KIRYOKU under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui adanya hegemoni budaya populer Jepang terhadap anggota komunitas Otaku Wonosobo menggunakan teori hegemoni Gramsci. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Informan dari penlitan ini berjumlah 5 orang. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah proses hegemonisasi anggota komunitas Otaku Wonosobo dimulai sejak di bangku SD melalui tayangan anime di televisi. Bentuk hegemoni yang terjadi dalam komunitas Otaku Wonosobo yaitu hegemoni intelektual dan moral yang memiliki dampak berupa lebih condong untuk menyukai budaya Jepang daripada budaya tradisional lokal. Dalam penelitian ini juga menemukan adanya counter hegemoni yang dilakukan oleh anggota komunitas Otaku Wonosobo yaitu tidak memaksakan diri untuk mengikuti budaya populer Jepang serta tetap mengikuti dan merawat budaya lokal.



Fulltext View|Download
Keywords: Hegemoni; Gramsci; Otaku; Budaya Populer Jepang

Article Metrics:

  1. Amroshy, Afidatul Ulum Al.2014.Hegemoni Budaya Pop Korea pada Komunitas Korea Lovers Surabaya (Kloss) .Jurnal Paradigma vol.2 no.3
  2. Azuma, Hiroki. 2009. Otaku: Japan’s Database Animals, (E.Abel, Jonathan). Univ Of Minnesota Press
  3. Chaniago, R. Hafiz & Fauziah Kartini H.B. 2011. Budaya Populer dan Komunikasi: Impak Kumpulan Slank Terhadap Slankers di Indonesia. Jurnal Komunikasi, Malaysian Journal of Communication Jilid 27(1) hal 91-100
  4. Izuru, Shinmura. 2008. Koujien, Tokyo: Iwamura Shouten
  5. Lusiana,Yusida.2018. “Japanese Hegemoni in the World of Culinary Business”. Proceeding International Conference of Japanese Language Education (ICoJLE) 2018. Diakses dari https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-yusidalusi-39857. (27 Oktober 2020)
  6. Macwilliams, Mark. 2008. Japanese Visual Culture: Explorations in the World of Manga and Anime. New York: M.E. Sharpe
  7. McCloud, Scott. 1993. Understanding comics.New York: HarperCollins
  8. Moleong, Lexy J.2015.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Rosdakarya
  9. Patria, Nezar dan Arief, Andi. 2009. Antonio Gramsci Negara & Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  10. Powers, R.G & Kato,Hidetoshi.1989.Handbook of Japanese Popular Culture.London:Greenwood Press
  11. Putri, Puspita Oktariandini.2017.”Hegemoni Budaya Dalam Gaya Hidup Komunitas Pecinta Cosplay Jepang (Studi Kasus pada Komunitas VOC di Surakarta),Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
  12. Rakhmat,dkk.1997.Hegemoni Budaya.Yogyakarta:Yayasan Bentang Budaya
  13. Simon, Roger. 1999. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  14. Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada
  15. Strinati, Dominic. 1995. An Introduction to Theories of Popular Culture. London: Routledge
  16. Tressia, Dara. 2012. Daya Tarik Trend Fashion Korea Sebagai Budaya Populer di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia, Bandung
  17. Wang, Kanzhi. 2010. Cosplay in China: Popular Culture and Youth Community.Centre for East and South-East Asia Studie, Lund University
  18. Gardiner, D. (2008). Metaphor and Mandala in Shingon Buddhist Theology. Sophia, (47), 43–55. https://doi.org/10.1007/s11841-008-0052-9
  19. Lyotard, J.-F., Bennington, G., & Massumi, B. (2006). The Postmodern Condition: A Report on Knowledge. Poetics Today (Vol. 5). https://doi.org/10.2307/1772278
  20. Nakayama, O. (2019). New Spirituality in Japan and Its Place in the Teaching of Moral Education. Religions, 10(278), 1–12
  21. Nikolajeva, M., & Marvels, S. (2019). Devils , Demons , Familiars , Friends : Toward a Semiotics of Literary Cats Devils , Demons , Familiars , Friends : Toward a Semiotics of Literary Cats, 23(2), 248–267

Last update:

  1. Proceedings of the International Conference on Academia-Based Tourism Revival 2022 (ABTR 2022)

    Yusida Lusiana, Wisnu Widjanarko, Anggita Stovia, Eko Kurniawan, Tri Asiati. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 738 , 2023. doi: 10.2991/978-2-38476-028-2_9
  2. Fenomena Budaya Wibu Sebagai Bentuk Komunikasi Remaja Generasi Z (Studi pada Komunitas Cosplay Naruto Fans Palembang)

    Muhamad Bintang Al Fariz, Achmad Syarifudin, Anita Trisiah. Buletin Antropologi Indonesia, 1 (2), 2024. doi: 10.47134/bai.v1i2.2493

Last update: 2024-11-02 10:09:02

No citation recorded.