1Program Studi D3 Teknik Kimia , Indonesia
2Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{METANA17510, author = {T. A. Irawan and Antonius Prihanto}, title = {Ekstraksi Pektin Dari Kangkung Darat Menggunakan Pelarut Asam Sitrat}, journal = {METANA}, volume = {12}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {swamp land; pectin; extraction of pectin; pectin yield; kangkung dara;, pektin; ekstraksi pektin}, abstract = { Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Di Indonesia kangkung tumbuh subur dan memiliki siklus perkembangan panen yang tiap tahun meningkat. Wawasan tentang pemanfaatan kangkung di masyarakat masih minim. Oleh karena itu untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan kangkung di masyrakat, kangkung dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif pembuatan pektin. Jumlah pektin yang terkandung di dalam kangkung tersebut berkisar 6,71 % per 100 gram kakngkung darat kering. Pektin merupakan polimer dari asam D-Galakturonat yang dihubungkan oleh ikatan ß -1,4 glikosidik. Untuk menguraikan pektin didalam kangkung darat dapat dilakukan dengan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam kemudian ditambahkan etanol kedalam filtrat untuk mengendapkan pektin dan proses terakhir dilakukan pengeringan untuk mendapatkan pektin kering. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan asam sitrat dengan range pH 1,5; 2; 2,5 (sebagai variabel) dan dengan waktu ekstraksi 60, 75, 90 menit (sebagai variable). Hasil penelitian m,enunjukan bahwa pektin terbaik dapat diperoleh pada pH 2 pada waktu proses 75 menit dengan rendemen 3,25%, kadar air 7,14 %, dan kadar metoksil 5,9 %. Extraction of Pectin From Kale Using Citrate Acid Solvent Kale classified as a vegetable is very popular, because many devotees. In Indonesia kale thrive and have the development cycles of harvest each year is increasing. Insights on the use of kale in the community is still minimal. Therefore, to add knowledge about the use of kale in society, kale can be used as an alternative energy source the manufacture of pectin. Total pectin contained in the swamp around 6.71% per 100 grams of dry ground kakngkung. Pectin is a polymer of D-galacturonic acid linked by ß -1,4 glycosidic bonds. To decipher the pectin in the swamp land can be done by using a solvent extraction method with acid is then added ethanol added to the filtrate to precipitate pectin and final drying process to obtain dry pectin. This research was conducted by adding citric acid to a pH range of 1.5; 2; 2.5 (variable) and the extraction time of 60, 75, 90 minutes (as a variable). M research results, the best enunjukan that pectin can be obtained at pH 2 at runtime 75 minutes with a yield of 3.25%, 7.14% moisture content, and the content of methoxyl 5.9%. }, issn = {2549-9130}, pages = {13--16} doi = {10.14710/jis.%v.%i.%Y.1-12}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/view/17510} }
Refworks Citation Data :
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Di Indonesia kangkung tumbuh subur dan memiliki siklus perkembangan panen yang tiap tahun meningkat. Wawasan tentang pemanfaatan kangkung di masyarakat masih minim. Oleh karena itu untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan kangkung di masyrakat, kangkung dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif pembuatan pektin. Jumlah pektin yang terkandung di dalam kangkung tersebut berkisar 6,71 % per 100 gram kakngkung darat kering. Pektin merupakan polimer dari asam D-Galakturonat yang dihubungkan oleh ikatan ß -1,4 glikosidik. Untuk menguraikan pektin didalam kangkung darat dapat dilakukan dengan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam kemudian ditambahkan etanol kedalam filtrat untuk mengendapkan pektin dan proses terakhir dilakukan pengeringan untuk mendapatkan pektin kering. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan asam sitrat dengan range pH 1,5; 2; 2,5 (sebagai variabel) dan dengan waktu ekstraksi 60, 75, 90 menit (sebagai variable). Hasil penelitian m,enunjukan bahwa pektin terbaik dapat diperoleh pada pH 2 pada waktu proses 75 menit dengan rendemen 3,25%, kadar air 7,14 %, dan kadar metoksil 5,9 %.
Extraction of Pectin From Kale Using Citrate Acid Solvent
Kale classified as a vegetable is very popular, because many devotees. In Indonesia kale thrive and have the development cycles of harvest each year is increasing. Insights on the use of kale in the community is still minimal. Therefore, to add knowledge about the use of kale in society, kale can be used as an alternative energy source the manufacture of pectin. Total pectin contained in the swamp around 6.71% per 100 grams of dry ground kakngkung. Pectin is a polymer of D-galacturonic acid linked by ß -1,4 glycosidic bonds. To decipher the pectin in the swamp land can be done by using a solvent extraction method with acid is then added ethanol added to the filtrate to precipitate pectin and final drying process to obtain dry pectin. This research was conducted by adding citric acid to a pH range of 1.5; 2; 2.5 (variable) and the extraction time of 60, 75, 90 minutes (as a variable). M research results, the best enunjukan that pectin can be obtained at pH 2 at runtime 75 minutes with a yield of 3.25%, 7.14% moisture content, and the content of methoxyl 5.9%.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-22 21:12:04
METANA diterbitkan oleh Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.