Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI22702, author = {Herlysse Jorghi Jorghi and Praba Ginandjar and Nissa Kusariana and Lintang Dian Saraswati}, title = {Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {19}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Filariasis; Tenaga Pelaksana Eliminasi}, abstract = { Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalongan merupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectiona. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa EP dalam memilih anggota keluarga target yang akan dirawat adalah optimal (63,2%). EP dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat-obatan untuk masing-masing keluarga yang dibantu (52,6%). EP dalam merekam keluarga yang dibantu yang minum obat pada kartu sudah optimal (55,8%). EP dalam memantau dan mencatat reaksi perawatan yang mungkin timbul dan melaporkan kepada petugas kesehatan adalah optimal (61,1%). Simpulan : Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimal Kata kunci: Filariasis, Tenaga Pelaksana Eliminasi ABSTRACT Title: The role of Elimination Personnel (EP) implementing filariasis MDA in Pekalongan City Background: Filariasis is a disease caused by filarial worms, Pekalongan City has carried out filariasis MDA (Mass Drug Administration) since 2011-2015. However, the results of the Finger Blood Survey (SDJ) showed that the microfilaria rate was > 1%. This study aims to describe the role of Elimination Personnel (EP) and the obstacles faced in implementing filariasis MDA in Pekalongan City. Method: This study used a cross sectional research method. Sampling in this study used simple random side, total 95 respondents. Data obtained by structure interviews using questionnaires. Result: The results showed that EP in selecting the target family members to be treated is optimal (63.2%). EP in helping puskesmas determine the dosage and administration of medicines for each of the assisted families (52.6%). EP in recording the assisted families who drank the medicine on the card was optimal (55.8%). EP in monitoring and recording treatment reactions that may arise and reporting to health workers was optimal (61.1%). Conclusion : The roles of TPE elimination workers of Pekalongan City were optimum, such as selecting family member who will be treated, helping Puskesmas in deciding the dosage and giving the medicine to every treated family, record of treated family who take the medicine in the given card, and in the supervision and record of medical reaction that might happen and reporting it to health workers. Keywords : Filariasis, Elimination Personnel }, issn = {2775-5614}, pages = {14--18} doi = {10.14710/mkmi.19.1.14-18}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22702} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalongan
merupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectiona. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa EP dalam memilih anggota keluarga target yang akan dirawat adalah optimal (63,2%). EP dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat-obatan untuk masing-masing keluarga yang dibantu (52,6%). EP dalam merekam keluarga yang dibantu yang minum obat pada kartu sudah optimal (55,8%). EP dalam memantau dan mencatat reaksi perawatan yang mungkin timbul dan melaporkan kepada petugas kesehatan adalah optimal (61,1%).
Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimal
Kata kunci: Filariasis, Tenaga Pelaksana Eliminasi
ABSTRACT
Title: The role of Elimination Personnel (EP) implementing filariasis MDA in Pekalongan City
Background: Filariasis is a disease caused by filarial worms, Pekalongan City has carried out filariasis MDA (Mass Drug Administration) since 2011-2015. However, the results of the Finger Blood Survey (SDJ) showed that the microfilaria rate was > 1%. This study aims to describe the role of Elimination Personnel (EP) and the obstacles faced in implementing filariasis MDA in Pekalongan City.
Method: This study used a cross sectional research method. Sampling in this study used simple random side, total 95 respondents. Data obtained by structure interviews using questionnaires.
Result: The results showed that EP in selecting the target family members to be treated is optimal (63.2%). EP in helping puskesmas determine the dosage and administration of medicines for each of the assisted families (52.6%). EP in recording the assisted families who drank the medicine on the card was optimal (55.8%). EP in monitoring and recording treatment reactions that may arise and reporting to health workers was optimal (61.1%).
Conclusion: The roles of TPE elimination workers of Pekalongan City were optimum, such as selecting family member who will be treated, helping Puskesmas in deciding the dosage and giving the medicine to every treated family, record of treated family who take the medicine in the given card, and in the supervision and record of medical reaction that might happen and reporting it to health workers.
Keywords: Filariasis, Elimination Personnel
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-21 18:39:41