Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI25658, author = {Chintya Paramitha Anisa Putri and Mursid Rahardjo and Nur Endah Wahyuningsih}, title = {Hubungan Kualitas Udara Dalam Ruang dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada Karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {19}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {sick building syndrome; kualitas udara dalam ruang}, abstract = { ABSTRAK Latar Belakang: Penggunaan Air Conditioner (AC) digunakan sebagai alternatif pengganti ventilasi alami bagi bangunan perkantoran yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS). Berdasarkan hasil observasi awal 40% karyawan mengalami gejala SBS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kualitas udara dalam ruang (suhu, kelembaban, kadar debu dan jumlah kuman) dengan kejadian SBS. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional . Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta yang mengalami gejala SBS sebanyak 44,1% (15 pegawai) dan yang tidak mengalami SBS sebanyak 55,9% (19 pegawai). Tidak terdapat hubungan antara suhu udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,281. Tidak terdapat hubungan antara kelembaban udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,437. Gejala yang paling banyak dirasakan adalah pegal-pegal, rasa kaku pada otot, batuk-batuk, dan hidung berair. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kualitas udara dalam ruangan dengan kejadian SBS pada karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta. Kata kunci: sick building syndrome , kualitas udara dalam ruang ABSTRACT Title: Relationship between Indoor Air Quality and Sick Building Syndrome (SBS) Incidence in Employees of PT PLN (Persero) in Central Java and Yogyakarta Special Region Distribution Unit Backgorund: The use of Air Conditioner (AC) used as an alternative to natural ventilation for office buildings that are rarely cleaned will be a place for microorganisms to multiply. These conditions result in decreased indoor air quality and can cause various health problems known as Sick Building Syndrome (SBS). Based on initial observations, 40% of employees experience SBS symptoms. The purpose of this study is to describe and analyze the relationship between air quality in space (temperature, humidity, dust content and the number of germs) with the occurrence of SBS. Method: This research uses analytic observational research with cross sectional approach. The number of samples in this study were 34 people using questionnaires and measurements. Data analysis was performed using a chi-square statistical test. Results: The results showed that the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta who experienced symptoms of SBS were 44.1% (15 employees) and those without SBS experienced 55.9% (19 employees). The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose. There is no relationship between air temperature and the incidence of SBS with p value 0,281. There is no relationship between air humidity with the incidence of SBS with p value 0,437. The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose. Conclusion: The conclusion of this study is that there is no relationship between indoor air quality with the occurrence of SBS on the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta Keywords : sick building syndrome, indoor air quality }, issn = {2775-5614}, pages = {219--225} doi = {10.14710/mkmi.19.3.219-225}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25658} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Latar Belakang: Penggunaan Air Conditioner (AC) digunakan sebagai alternatif pengganti ventilasi alami bagi bangunan perkantoran yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS). Berdasarkan hasil observasi awal 40% karyawan mengalami gejala SBS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kualitas udara dalam ruang (suhu, kelembaban, kadar debu dan jumlah kuman) dengan kejadian SBS.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta yang mengalami gejala SBS sebanyak 44,1% (15 pegawai) dan yang tidak mengalami SBS sebanyak 55,9% (19 pegawai). Tidak terdapat hubungan antara suhu udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,281. Tidak terdapat hubungan antara kelembaban udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,437. Gejala yang paling banyak dirasakan adalah pegal-pegal, rasa kaku pada otot, batuk-batuk, dan hidung berair.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kualitas udara dalam ruangan dengan kejadian SBS pada karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta.
Kata kunci: sick building syndrome, kualitas udara dalam ruang
ABSTRACT
Title: Relationship between Indoor Air Quality and Sick Building Syndrome (SBS) Incidence in Employees of PT PLN (Persero) in Central Java and Yogyakarta Special Region Distribution Unit
Backgorund: The use of Air Conditioner (AC) used as an alternative to natural ventilation for office buildings that are rarely cleaned will be a place for microorganisms to multiply. These conditions result in decreased indoor air quality and can cause various health problems known as Sick Building Syndrome (SBS). Based on initial observations, 40% of employees experience SBS symptoms. The purpose of this study is to describe and analyze the relationship between air quality in space (temperature, humidity, dust content and the number of germs) with the occurrence of SBS.
Method: This research uses analytic observational research with cross sectional approach. The number of samples in this study were 34 people using questionnaires and measurements. Data analysis was performed using a chi-square statistical test.
Results: The results showed that the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta who experienced symptoms of SBS were 44.1% (15 employees) and those without SBS experienced 55.9% (19 employees). The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose. There is no relationship between air temperature and the incidence of SBS with p value 0,281. There is no relationship between air humidity with the incidence of SBS with p value 0,437. The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose.
Conclusion: The conclusion of this study is that there is no relationship between indoor air quality with the occurrence of SBS on the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta
Keywords : sick building syndrome, indoor air quality
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-09 16:33:27