1Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
2Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
3Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI57989, author = {Santriana Santriana and Sitti Rahmah Umniyati and Aditya Lia Ramadona and Gunawan Gunawan}, title = {Faktor yang Terkait dengan Kejadian Filariasis Pada Daerah Endemis di Kabupaten Sigi}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {23}, number = {1}, year = {2025}, keywords = {faktor risiko; filariasis; kabupaten sigi}, abstract = { Latar belakang : Filariasis adalah penyakit tropis yang terabaikan, disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Kasus filariasis menyerang sekitar seluruh dunia atau 1,3 miliar penduduk di 83 Negara berisiko tertular filariasis . Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2013 sebanyak 180 kasus dari 13 Kabupaten/Kota . Namun, faktor risiko terkait filariasis masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi. Metode : Observasi analitik dengan menggunakan rencana studi kasus kontrol, dilakukan di 13 kecamatan di Kabupaten Sigi, melibatkan 114 responden yang terdiri dari 38 kasus dan 76 kontrol. Pengumpulan data melalui lembar kuesioner menggunakan aplikasi Kobocollect dan daftar tilik untuk wawancara langsung dan observasi lingkungan organisasi. Analisis data menggunakan program Stata . Hasil : Hasil penelitian ini menemukan enam variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi, meliputi suhu, kelembaban, tempat berkembang biak , keberadaan kandang ternak, kebiasaan keluar rumah pada malam hari, dan tidak menggunakan obat anti nyamuk. Hasil analisis regresi logistik yang paling dominan terhadap kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi adalah tempat perkembangbiakan nyamuk dengan nilai OR=8,57 (2,43-34,33), p-value=<0,001, keberadaan kandang ternak dengan nilai OR=5,16 (1,15-29,44), p-value= 0,044, dan tidak menggunakan obat anti nyamuk dengan nilai OR=6,06 (1,54-27,56), nilai p=0,013. Simpulan : Keberadaan tempat berkembangbiak nyamuk vektor, keberadaan kandang ternak dan kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk merupakan faktor risiko dominan yang berhubungan dengan kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi . Kata kunci : Faktor risiko; penyakit kaki gajah; Kabupaten Sigi ABSTRAK Judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Daerah Endemis di Kabupaten Sigi Latar Belakang : Latar Belakang: Filariasis merupakan penyakit tropis terabaikan yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis menyerang sekitar seluruh penduduk dunia atau 1,3 miliar orang di 83 negara yang berisiko tertular filariasis. Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 terdapat 180 kasus dari 13 kabupaten/kota. Namun, faktor risiko yang berhubungan dengan filariasis masih belum jelas. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi. Metode : Analisis observasional dengan desain studi kasus-kontrol, dilakukan di 13 kecamatan di Kabupaten Sigi, melibatkan 114 responden dari 38 kasus dan 76 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner menggunakan aplikasi Kobocollect dan checklist wawancara langsung serta observasi lingkungan tempat tinggal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Stata. Hasil : Hasil penelitian ini menemukan enam variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi, meliputi suhu, kelembaban, tempat perindukan nyamuk, keberadaan ternak, habitat keluar malam, dan tidak menggunakan obat nyamuk. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan faktor yang paling dominan terhadap kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi adalah tempat perindukan nyamuk dengan OR = 8,57 (2,43–34,33), nilai p = 0,001, keberadaan ternak dengan OR = 5,16 (1,15-29,44), nilai p = 0,044, dan tidak menggunakan obat nyamuk dengan OR = 6,06 (1,54–27,56), nilai p = 0,013. Kesimpulan : Keberadaan tempat perindukan nyamuk vektor, kandang ternak, dan kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk merupakan faktor risiko dominan yang berhubungan dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi. Kata Kunci : Faktor Risiko; penyakit kaki gajah; Kabupaten Sigi }, issn = {2775-5614}, pages = {72--78} doi = {10.14710/mkmi.23.1.72-78}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57989} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang : Filariasis adalah penyakit tropis yang terabaikan, disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Kasus filariasis menyerang sekitar seluruh dunia atau 1,3 miliar penduduk di 83 Negara berisiko tertular filariasis . Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2013 sebanyak 180 kasus dari 13 Kabupaten/Kota . Namun, faktor risiko terkait filariasis masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi.
Metode : Observasi analitik dengan menggunakan rencana studi kasus kontrol, dilakukan di 13 kecamatan di Kabupaten Sigi, melibatkan 114 responden yang terdiri dari 38 kasus dan 76 kontrol. Pengumpulan data melalui lembar kuesioner menggunakan aplikasi Kobocollect dan daftar tilik untuk wawancara langsung dan observasi lingkungan organisasi. Analisis data menggunakan program Stata .
Hasil : Hasil penelitian ini menemukan enam variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi, meliputi suhu, kelembaban, tempat berkembang biak , keberadaan kandang ternak, kebiasaan keluar rumah pada malam hari, dan tidak menggunakan obat anti nyamuk. Hasil analisis regresi logistik yang paling dominan terhadap kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi adalah tempat perkembangbiakan nyamuk dengan nilai OR=8,57 (2,43-34,33), p-value=<0,001, keberadaan kandang ternak dengan nilai OR=5,16 (1,15-29,44), p-value= 0,044, dan tidak menggunakan obat anti nyamuk dengan nilai OR=6,06 (1,54-27,56), nilai p=0,013.
Simpulan : Keberadaan tempat berkembangbiak nyamuk vektor, keberadaan kandang ternak dan kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk merupakan faktor risiko dominan yang berhubungan dengan kejadian filariasis pada daerah endemis di Kabupaten Sigi .
Kata kunci : Faktor risiko; penyakit kaki gajah; Kabupaten Sigi
ABSTRAK
Judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Daerah Endemis di Kabupaten Sigi
Latar Belakang : Latar Belakang: Filariasis merupakan penyakit tropis terabaikan yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis menyerang sekitar seluruh penduduk dunia atau 1,3 miliar orang di 83 negara yang berisiko tertular filariasis. Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 terdapat 180 kasus dari 13 kabupaten/kota. Namun, faktor risiko yang berhubungan dengan filariasis masih belum jelas. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi.
Metode : Analisis observasional dengan desain studi kasus-kontrol, dilakukan di 13 kecamatan di Kabupaten Sigi, melibatkan 114 responden dari 38 kasus dan 76 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner menggunakan aplikasi Kobocollect dan checklist wawancara langsung serta observasi lingkungan tempat tinggal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Stata.
Hasil : Hasil penelitian ini menemukan enam variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi, meliputi suhu, kelembaban, tempat perindukan nyamuk, keberadaan ternak, habitat keluar malam, dan tidak menggunakan obat nyamuk. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan faktor yang paling dominan terhadap kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi adalah tempat perindukan nyamuk dengan OR = 8,57 (2,43–34,33), nilai p = 0,001, keberadaan ternak dengan OR = 5,16 (1,15-29,44), nilai p = 0,044, dan tidak menggunakan obat nyamuk dengan OR = 6,06 (1,54–27,56), nilai p = 0,013.
Kesimpulan : Keberadaan tempat perindukan nyamuk vektor, kandang ternak, dan kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk merupakan faktor risiko dominan yang berhubungan dengan kejadian filariasis di daerah endemis di Kabupaten Sigi.
Kata Kunci : Faktor Risiko; penyakit kaki gajah; Kabupaten Sigi
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-05-17 11:54:22