skip to main content

Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pekerja yang Terpapar Kebisingan di Stasiun Semarang Tawang

Department of Public Health, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50275, Indonesia

Received: 28 Sep 2023; Revised: 4 Jan 2024; Accepted: 28 Feb 2024; Published: 1 Jun 2024.
Editor(s): Nissa Kusariana, SKM, M.Si
Open Access Copyright (c) 2024 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Stasiun Semarang merupakan salah satu stasiun terbesar dan utama yang terletak di Kota Semarang. Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun dengan tipe A yang digunakan sebagai penghubung utama dan titik tengah di jalur utara Pulau Jawa yang beroperasi selama 24 jam. Kebisingan di stasiun berasal dari padatnya lalu lintas kereta api. Kebisingan ialah salah satu polusi yang mengganggu lingkungan. Dampak dari kebisingan kereta api terjadinya gangguan fisiologis, salah satunya yaitu hipertensi. Faktor risiko hipertensi meliputi usia, masa kerja, obesitas, kebiasaan merokok, riwayat hipertensi, kebiasaan konsumsi alkohol, kebiasaan konsumsi garam berlebih, kebiasaan merokok, serta kebiasaan konsumsi lemak jenuh. Penelitian ini guna mengetahui hubungan intensitas kebisingan dan kejadian hipertensi pada pekerja stasiun.
Metode: Penelitian ini ialah penelitian observasional analitik dengn pendekatan cross sectional dan metode analisis kuantitatif. Populasi penelitian berjumlah 128 pekerja di Stasiun Semarang Tawang. Sampel diambil dengan metode purposive sampling dan menggunakan rumus lameshow yang didapatkan jumlah sampel 100 pekerja. Analisis bivariat dengan uji chi square (α < 0,05) untuk menguji hubungan variabel dengan hipertensi.
Hasil: Responden penelitian rata-rata berusia 41 tahun yang didominansi laki – laki (70%) dan mempunyai masa kerja ≥5 tahun (87%). Sebagian besar responden memiliki kebiasaan merokok (65%), sering mengonsumsi lemak jenuh (67%) dan mengonsumsi makanan tinggi garam(58%). Hasil pengukuran intensitas kebisingan tertinggi 94 dB(A), terendah 80 dB(A) dan rata – rata 85,5 dB(A). NAB kebisingan menurut Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja yaitu 85 dB(A). Hasil tabulasi silang di dapatkan sebanyak 40 responden (40%) mengalami hipertensi. Rata-rata tekanan darah sistolik di dapatkan 127,95 mmHg dan tekanan darah diastolik di dapatkan rata – rata 81,94 mmHg. Hasil uji statistik medapatkan p-value intensitas kebisingan dengan hipertensi yaitu 0,001 nilai RP = 4,104 dan 95% CI (1,897 – 8,878) yang menunjukkan hubungan bermakna antara intensitas kebisingan dengan kejadian hipertensi.
Simpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna terkait intensitas kebisingan dengan hipertensi.

Kata kunci: Kebisingan; Hipertensi; Stasiun

 

ABSTRACT
Title: The Relationship between Noise Intensity and Hypertension among Workers at Tawang Railway Station in Semarang

Background: Semarang Station is one of the largest and main stations located in Semarang City. Semarang Tawang railway station is a type of station that is used as the main hub and midpoint on the northern route of Java Island which operates for 24 hours. Noise is one of the pollution that disturbs the environment. The impact of train noise is the occurence of physiological disorders, one of them is hypertension. Risk factors of hypertension are age, working period, obesity, history of hypertension, smoking habit, alcohol consumption habit, excessive salt consumption habit, smoking habit, and saturated fat consumption habit. This study aims to determine the relationship between noise intensity and the incidence of hypertension among railway workers.
Method: This study is an analytical observational study with a cross sectional approach and quantitative analysis methode. The population of this study is 128 workers at Tawang Railway Station in Semarang. The sample was taken by purposive sampling method and using the Lameshow formula, a sample size of 100 workers was obtained. Bivariate analysis was performed using chi-square test (α < 0.05) to investigate the relationship between variables and hypertension.
Result: The participants of this study were 41 years old, with a majority being male(70%) and having a work experience of at least 5 years(87%). Most of them have smoking habits(65%), cunsuming saturate fat(67%), and consume food high in salt(58%). The highest noise intensity measurement result was 94 dB(A), the lowest was 80 dB(A) and the average was 85,5 dB(A). The noise NAB according to Permenaker No. 5 of 2018 concerning Occupational Safety and Health in the Work Environment is 85 dB (A). The results of cross tabulation found that 40 respondents (40%) had hypertension. The average systolic blood pressure is 127,95 mmHg. While diastolic blood pressure gets an average is 81,94 mmHg. The statistical test result gets the p value of noise intensity with hypertension is 0.001, RP = 4.104 and 95% CI (1,897 – 8,878), there is a relationship between the intensity of noise and the incidence of hypertension.
Conclusion: The conclusion of this study is a significant relationship between noise intensity and hypertension.

Keywords: Noise; Hypertension; Station

Fulltext View|Download
Keywords: Kebisingan; Hipertensi; Stasiun

Article Metrics:

  1. Montolalu SS, Supit W, Danes VR. Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. J e-Biomedik. 2014;2(1):1–7
  2. Hutagalung R. Pengaruh Kebisingan Terhadap Aktivitas Masyarakat di Terminal Mardika Ambon. Arika. 2017;11(1):83–8
  3. Indriyanti LH, Wangi PK, Simanjuntak K. Hubungan Paparan Kebisingan terhadap Peningkatan Tekanan Darah pada Pekerja. J Kedokt dan Kesehat. 2019;15(1):36–45
  4. Fatmasari AP, Cahyati WH. Karakteristik Demografi Terkait Komplikasi Pada Penderita Hipertensi di Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2021;20(2):310–7
  5. Rahmadhani M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Masyarakat di Kampung Bedagai Kota Pinang. J Kedokt Sains dan Teknol Med. 2021;4(1):52–62
  6. Lendo C, Maddusa SS, Sekeon S. Hubungan antara Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pekerja Industri Mebel di Desa Touliang Oki. J KESMAS. 2022;11(2):105–14
  7. Stefani A, Setiani O, Dangiran HL. Hubungan Intensitas Kebisingan dan Masa Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah pada Pekerja Polyester PT Indonesia Toray Synthetics Kota Tangerang. J Kesehat Masy [Internet]. 2018;6(4):402–10
  8. Yunus M, Aditya IWC, Eksa DR. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan ANak Tuha Kab. Lampung Tengah. J Ilmu Kedokt dan Kesehat. 2021;8(3):229–39
  9. Nuraeni E. Correlation of age and gender risk with the event of hypertension at Clinic X, Tangerang City. J JKFT. 2019;4(1):1–6
  10. Tamamilang CD, Kandou GD, Nelwan JE. Hubungan Antara Umur dan Aktivitas Fisik dengan Derajat Hipertensi di Kota Bitung Sulawesi Utara. J KESMAS [Internet]. 2018;7(5):1–8
  11. Suginama PA, Duana IMK. Hypertension in Workers Exposed to Noise at PT Indonesia Power Ubp Bali 2015. Arc Com Heal. 2019;6(1):40–6
  12. Stefani A, Setiani O, Dangiran HL. Hubungan Intensitas Kebisingan dan Masa Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah pada Pekerja Polyester PT Indonesia Toray Synthetics Kota Tangerang. J Kesehat Masy [Internet]. 2018;6(4):402–10
  13. Rahmatillah VP, Susanto T, Nur KRM. Hubungan Karakteristik, Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah pada Lanjut Usia di Posbindu. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2020;30(3):233–40
  14. Azzubaidi SBS, Rachman ME, Muchsin AH, Nurmadilla N, Nurhikmawati. Hubungan Tekanan Darah dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) pada Mahasiswa Angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Fakumi Med J J Mhs Kedokt. 2023;3(1):54–61
  15. Nuraeni E. Correlation of age and gender risk with the event of hypertension at Clinic X, Tangerang City. J JKFT. 2019;4(1):1–6
  16. Maulidina F, Harmani N, Suraya I. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018. ARKESMAS (Arsip Kesehat Masyarakat). 2019;4(1):149–55
  17. Saputra O, Anam K. Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Pesisir Pantai. Majority. 2016;5(3):118–123
  18. Sukma EP, Yuliawati S, Hestiningsih R, Ginandjar P. Hubungan Konsumsi Alkohol, Kebiasaan Merokok, dan Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi Usia Produktif. J Kesehat Masy. 2019;7(3):122–8
  19. Efriandi N, Lestari RM, Prasida DW. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Produktif di Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Tahun 2022. J Surya Med. 2023;9(1):112–8
  20. Jingga DP, Indarjo S. Gaya Hidup yang Mempengaruhi Hipertensi pada Usia Produktif di Puskesmas Andalas. Jurnal IJPHN. 2022;2(3):303-310
  21. Umbas IM, Tuda J, Numansyah M. Hubungan antara Merokok dengan Hipertensi di Puskesmas Kawangkoan. J Keperawatan. 2019;7(1):1–8
  22. Ramadhini AF, Yuliantini E, Haya M. Konsumsi Protein, Lemak Jenuh dan Lemak Tak Jenuh terhadap Kejadian Hipertensi pada Wanita Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu. JPP (Jurnal Kesehat Poltekkes Palembang). 2019;14(2):70–5
  23. Hasiando NC, Amar MI, Fatmawati Ii. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Natrium, Lemak dan Durasi Tidur dengan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Cimanggis Kota Depok Tahun 2018. J Ilm Kesehat Masy. 2019;11(2):214–8
  24. Yunus MH, Kadir S, Lalu NAS. Hubungan Pola Konsumsi Garam dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Kota Tengah. J Heal Sci Gorontalo J Heal Sci Community. 2023;7(1):163–71
  25. Azzubaidi SBS, Rachman ME, Muchsin AH, Nurmadilla N, Nurhikmawati. Hubungan Tekanan Darah dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) pada Mahasiswa Angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Fakumi Med J J Mhs Kedokt. 2023;3(1):54–61

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-06-02 08:08:01

No citation recorded.