skip to main content

ANALISIS DEFINISI KAPAL (PENANGKAP) IKAN DALAM PERLINDUNGAN AWAK KAPAL PADA KONVENSI STCW-F

*Arie Afriansyah scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Indonesia
Dewo Baskoro  -  Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Indonesia
Christou Imanuel  -  Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2021 Masalah-Masalah Hukum under http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0.

Citation Format:
Abstract
Sejak tahun 1995, dunia internasional menyadari kebutuhan untuk melakukan standardisasi sertifikasi internasional khusus terkait dengan sertifikasi awak kapal penangkap ikan dengan lahirnya Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel 1995 (Konvensi STCW-F). Khusus dalam konteks Indonesia, terdapat perbedaan definisi kapal yang akan menjadi isu masalah dalam menerapkan Konvensi STCW-F ke dalam perundang-undangan Indonesia. Tulisan ini membahas permasalahan cakupan Kapal Penangkap Ikan beserta kewenangan kelembagaannya sesuai regulasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode komparatif untuk menganalisis definisi kapal dalam regulasi di Indonesia. Tulisan ini menemukan adanya tumpang tindih peraturan terkait sertifikasi awak kapal penangkap ikan dan irisan kewenangan yang berujung kepada sulitnya implementasi. Terkait hal tersebut, penyelarasan regulasi di Indonesia merupakan hal utama yang perlu dilakukan dalam peraturan nasional setelah Indonesia meratifikasi STCW-F.
Fulltext View|Download
Keywords: STCW-F; Awak Kapal; Perlindungan; Standardisasi

Article Metrics:

  1. Affan, H. & C. W. (2020). ABK Indonesia di Kapal China: “Tidur Hanya Tiga Jam, Makan Umpan Ikan”, Hingga Pengalaman Pahit yang Sulit Dilupakan Melarung Jenazah Teman. BBC News Indonesia
  2. Anghie, A. (2004). Imperialism, Sovereignty, and the Making of International Law. Cambridge University Press
  3. Attamimi, H. (1990). Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden Yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I – Pelita VI
  4. Budiman, M.S., et. al. (2016). Penataan Sertifikasi Kompetensi Awak Kapal Penangkap Ikan di Indonesia. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 7(2), 146–152
  5. Chae, C. J. (2011). The STCW Manila amendments: its challenges to the Far East. World Maritime University
  6. Food and Agriculture Organization of The United Nation. (2018). Safety for Fishermen. Food and Agriculture Organization of The United Nation. http://www.fao.org/fishery/safety-for-fishermen/51553/en/
  7. Gudmundsson, A. (2006, March). International Instruments on the Safety of Fishing Vessels and Fishermen. Bay of Bengal News. https://www.bobpigo.org/img/uploaded/bbn/march_06/Page 18-22.pdf
  8. International Maritime Organization. (1978). International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW)
  9. International Maritime Organization. (1995). The International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel (STCW-F)
  10. International Maritime Organization. (2011). STCW-F Convention on training and certification for fishing vessel personnel to enter into force in 2012
  11. International Maritime Organization. (2020). Draft amendments to provide sustainable fisheries training for all fishers
  12. Manan, B. (2004). Hukum Positif Indonesia. FH UII Press
  13. Mertokusumo, S. (2010). Mengenal Hukum. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
  14. Nurita, D. (2020). Kasus-kasus Perbudakan ABK Indonesia di Kapal Asing. Tempo. https://nasional.tempo.co/read/1339726/kasus-kasus-perbudakan-abk-indonesia-di-kapal-asing
  15. Piniella, F. (2017). Fishermen’s training and use of safety equipment: A case-study of the Artisanal Fleet of Andalusia. WMU J Marit Affairs, 6, 105–121
  16. Sahrhage, D. (1992). A History of Fishing. Springer Science & Business Media
  17. Suwardjo, D. et. al. (2012). Keselamatan Kapal Penangkap Ikan, Tinjauan dari aspek Regulasi Nasional dan Internasional. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 1(1), 1–13
  18. Wijaya, C. (2020). ABK Indonesia di Kapal Asing: Kekerasan Dapat Terus Terjadi Tanpa Mereka Diberi Pembekalan Saat Direkrut, ’Kami ditendang, dimaki ketika kelelahan. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52541415
  19. Zoelfakar, M.R., M.D. Syaifullah Manaf, A. H. Y. (2017). Issues faced by Fishermen on the Implementation of STCW-F 1995: East Malaysia. 2017 IEEE 7th International Conference on Underwater System Technology: Theory and Applications

Last update:

  1. Competency Evaluation Of Non-Convention Fishing Vessel Crew (Case Study: 30-100 Gt Purseiner In Pati Regency And Pekalongan City)

    T Setianto, S H Wisudo, M Imron, E S Wiyono, Y Novita. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1147 (1), 2023. doi: 10.1088/1755-1315/1147/1/012023
  2. Inconsistency in the Definition of Small Fishermen within the Indonesian Legal Framework: A Comparative Study of Legislation

    Muhammad Rinaldy Bima. SIGn Jurnal Hukum, 5 (1), 2023. doi: 10.37276/sjh.v5i1.259
  3. State responsibility and strategy in preventing and protecting Indonesian fisheries crews working on foreign fishing vessels from modern slavery

    Benny Irawan, Firdaus, Belardo Prasetya Mega Jaya, A. H. Asari Taufiqurrohman, Siti Wulan Sari, Sarah Furqoni. Australian Journal of Maritime & Ocean Affairs, 2024. doi: 10.1080/18366503.2024.2333107
  4. Empowerment of the Fishermen Community in Pabeanudik Village: A Case Study of Legal Protection

    Mulyadi Mulyadi, Kayus K. Lewoleba, Yuliana Yuli Wahyuningsih, Satino Satino, Dwi Aryanti Ramadhani. SIGn Jurnal Hukum, 4 (2), 2023. doi: 10.37276/sjh.v4i2.221

Last update: 2025-07-02 20:03:18

No citation recorded.