PENERAPAN PENDEKATAN POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN HUKUM ADAT

Sartika Intaning Pradhani, Almonika Cindy Fatika Sari
DOI: 10.14710/mmh.51.3.2022.235-249
Copyright (c) 2022 Masalah-Masalah Hukum License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0

Abstract

Pendekatan positivistik terhadap hukum adat yang melahirkan ilmu hukum adat positif dianggap membuat studi hukum adat bersifat statis. Tulisan ini bertujuan menggali penggunaan nalar positivistik dalam penelitian hukum adat dan menjawab kontribusi nalar positivistik terhadap perkembangan studi hukum adat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan laporan penelitian normatif empiris tentang hukum adat sebagai basis datanya. Pendekatan positivistik ternyata tidak membuat kajian hukum adat menjadi ajek/statis. Realitas lapangan yang dinamis berkontribusi untuk memutakhirkan konsep-konsep hukum adat yang telah mapan. Sebagai contoh bidang tanah adat perseorangan yang dapat dijual lepas mengkritisi konsep inalienablility tanah ulayat dan anak perempuan dari kekerabatan patrilineal dapat mewaris harta ayahnya juga mengkritisi konsep anak perempuan bukan merupakan ahli waris dalam kekerabatan patrilineal.

Full Text: PDF

Keywords

Sistem Hukum Adat; Positivisme Hukum; Hukum Adat

References

Brenner, S. A. (1998). The Domestication of Desire: Women, Wealth and Modernity in Java. New Jersey: Princeton University Press.

Budiono, A. R. (2003). Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama dalam Sistem Tata Hukum di Indonesia. Jakarta: Banyu Media Publishing.

Dijk, R. Van. (1964). Pengantar Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Sumur Bandung.

Djalins, U. (2013). Re-examining Subject Making in the Netherlands East Indies Legal Education: Pedagogy, Curriculum, and Colonial State Formation. Itinerario, 37(2), 121–146. Retrieved from https://www.cambridge.org/core/journals/itinerario/article/abs/reexamining-subject-making-in-the-netherlands-east-indies-legal-education-pedagogy-curriculum-and-colonial-state-formation/893A490969F47FD0B5BA3AF96A375BAC

Djojodigoeno, D. (1950). Adat Law in Indonesia. Jakarta: MCMLI Jajasan Pembangunan.

Haar, T. (1979). Asas-Asas dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.

Hadikusuma, H. (1987). Hukum kekerabatan adat. Jakarta: Fajar Agung.

Hadikusuma, H. (1990). Hukum Perjanjian Adat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hadikusuma, H. (1992). Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hadikusuma, H. (1995). Hukum Perkawinan Adat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hakim, A. C. L., & Pradhani, S. I. (2021). Penerapan Pendekatan Formalistik Dalam Penemuan Hukum Adat Oleh Hakim: Studi Kasus Sengketa Surat Keterangan Tanah Adat di Kalimantan Tengah. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 7(1), 96–111. Retrieved from http://www.jurnalbhumi.stpn.ac.id/JB/article/view/482

Hamami, T. (2003). Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama dalam Sistem Tata Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni.

Holleman, J. F. (Ed.). (1981). Van Vollenhoven on Indonesian Adat Law. The Hague: Springer Science & Business Media Dordrecht.

Koesnoe, M. (1979). Catatan-catatan terhadap Hukum Adat Dewasa Ini. Surabaya: Airlangga University Press.

Muhammad, B. (2006). Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.

Peil, M. (2012). Scholarly Writings as a Source of Law: A Survey of the Use of Doctrine by the International Court of Justice. Washington University in St. Louis Legal Studies Research Paper No. 12-07-03. Retrieved from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2115529

Poespasari, E. D. (2013). Dinamika Penguasaan Tanah oleh Perempuan pada Masyarakat Batak Toba. Universitas Gadjah Mada.

Pradhani, S. I. (2019a). Dynamics of Adat Law Community Recognition: Struggle to Strengthen Legal Capacity. Mimbar Hukum, 31(2), 279–296. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jmh/article/view/34032

Pradhani, S. I. (2019b). The Dynamics of Adat and Christian in Mollo Indigenous Community. Yogyakarta.

Pradhani, S. I. (2020). Perspektif Pemikiran Hukum Barat dalam Penemuan Hukum Adat oleh Hakim: Studi Kasus Putusan Sengketa Tanah Adat di Pengadilan Negeri Muara Teweh, Padang, Makale, dan Painan. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 6(1), 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/jb.v6i1.420

Pristiwiyanto, P. (2014). Staatsblad 1882 Nomor 152 Tonggak Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama. Jurnal Fikroh, 8(1).

Putzel, L., Kelly, A. B., Cerutti, P. O., & Artati, Y. (2015). Formalization as Development in Land and Natural Resource Policy. Society & Natural Resources, 28(5), 453–472. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/08941920.2015.1014608

Roqib, M. (2007). Harmoni dalam Budaya Jawa. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press.

Simarmata, R. (2009). Gejala Informalitas pada Tanah Garapan. Law Reform, 4(2), 39–60. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/lr.v4i2.697

Simarmata, R. (2018). Pendekatan Positivistik dalam Studi Hukum Adat. Mimbar Hukum, 30(3), 465–489. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.37512

Simarmata, R. (2019). The Enforceability of Formalized Customary Land Rights in Indonesia. Australian Journal of Asian Law, 19(2), 299–313. Retrieved from https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/ajal19&div=24&id=&page=

Simarmata, R. (2021). Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Ulayat di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta.

Soepomo, S. (1962). Bab-Bab tentang Hukum Adat. Jakarta: Universitas Indonesia.

Soepomo, S. (2000). Bab-Bab tentang Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sudaryanto, A. (2009a). Pola Pewarisan di Kalangan Nelayan Desa Pandanganwetan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Mimbar Hukum, 21(1), 171–186. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16257

Sudaryanto, A. (2009b). Praktik Bagi Hasil Perikanan di Kalangan Nelayan Pandangan Wetan, Rembang, Jawa Tengah. Mimbar Hukum, 21(3), 409–628. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16280

Sudaryanto, A., & Riyanto, S. (2016). Eksistensi Delik Adat di Lingkungan Masyarakat Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Mimbar Hukum, 28(1), 46–60. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.15866

Sudiyat, I. (1977). Masalah Hak Ulayat di Wilayah Bekas Karesidenan Madura. Yogyakarta.

Sudiyat, I. (1981). Hukum adat Sketsa Adat. Yogyakarta: Liberty.

Sulastriyono, S. (2009). Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Telaga Omang dan Ngloro Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul Yogyakarta. Mimbar Hukum, 21(2), 203–408. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16267

Sulastriyono, S., & Aristya, S. D. F. (2012). Penerapan Norma dan Asas-Asas Hukum Adat dalam Praktik Peradilan Perdata. Mimbar Hukum, 24(1), 25–38. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16147

Sulastriyono, S., & Pradhani, S. I. (2018). Pemikiran Hukum Adat Djojodigoeno dan Relevansinya Kini. Mimbar Hukum, 30(3), 449–464.

Suparman, E. (2005). Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW. Bandung: Refika Aditama.

Thalib, S. (1982). Receptio A Contrario. Jakarta: Bina Aksara.

Vollenhoven, C. V. (1981). Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia. Jakarta: KITLV dan Djambatan.

Wignjodipoero, S. (1994). Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Hajimasagung.