skip to main content

PENERAPAN PENDEKATAN POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN HUKUM ADAT

Sartika Intaning Pradhani  -  Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
*Almonika Cindy Fatika Sari  -  Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2022 Masalah-Masalah Hukum under http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0.

Citation Format:
Abstract
Pendekatan positivistik terhadap hukum adat yang melahirkan ilmu hukum adat positif dianggap membuat studi hukum adat bersifat statis. Tulisan ini bertujuan menggali penggunaan nalar positivistik dalam penelitian hukum adat dan menjawab kontribusi nalar positivistik terhadap perkembangan studi hukum adat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan laporan penelitian normatif empiris tentang hukum adat sebagai basis datanya. Pendekatan positivistik ternyata tidak membuat kajian hukum adat menjadi ajek/statis. Realitas lapangan yang dinamis berkontribusi untuk memutakhirkan konsep-konsep hukum adat yang telah mapan. Sebagai contoh bidang tanah adat perseorangan yang dapat dijual lepas mengkritisi konsep inalienablility tanah ulayat dan anak perempuan dari kekerabatan patrilineal dapat mewaris harta ayahnya juga mengkritisi konsep anak perempuan bukan merupakan ahli waris dalam kekerabatan patrilineal.
Fulltext View|Download
Keywords: Sistem Hukum Adat; Positivisme Hukum; Hukum Adat

Article Metrics:

  1. Brenner, S. A. (1998). The Domestication of Desire: Women, Wealth and Modernity in Java. New Jersey: Princeton University Press
  2. Budiono, A. R. (2003). Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama dalam Sistem Tata Hukum di Indonesia. Jakarta: Banyu Media Publishing
  3. Dijk, R. Van. (1964). Pengantar Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Sumur Bandung
  4. Djalins, U. (2013). Re-examining Subject Making in the Netherlands East Indies Legal Education: Pedagogy, Curriculum, and Colonial State Formation. Itinerario, 37(2), 121–146. Retrieved from https://www.cambridge.org/core/journals/itinerario/article/abs/reexamining-subject-making-in-the-netherlands-east-indies-legal-education-pedagogy-curriculum-and-colonial-state-formation/893A490969F47FD0B5BA3AF96A375BAC
  5. Djojodigoeno, D. (1950). Adat Law in Indonesia. Jakarta: MCMLI Jajasan Pembangunan
  6. Haar, T. (1979). Asas-Asas dan Susunan Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita
  7. Hadikusuma, H. (1987). Hukum kekerabatan adat. Jakarta: Fajar Agung
  8. Hadikusuma, H. (1990). Hukum Perjanjian Adat. Bandung: Citra Aditya Bakti
  9. Hadikusuma, H. (1992). Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti
  10. Hadikusuma, H. (1995). Hukum Perkawinan Adat. Bandung: Citra Aditya Bakti
  11. Hakim, A. C. L., & Pradhani, S. I. (2021). Penerapan Pendekatan Formalistik Dalam Penemuan Hukum Adat Oleh Hakim: Studi Kasus Sengketa Surat Keterangan Tanah Adat di Kalimantan Tengah. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 7(1), 96–111. Retrieved from http://www.jurnalbhumi.stpn.ac.id/JB/article/view/482
  12. Hamami, T. (2003). Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama dalam Sistem Tata Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni
  13. Holleman, J. F. (Ed.). (1981). Van Vollenhoven on Indonesian Adat Law. The Hague: Springer Science & Business Media Dordrecht
  14. Koesnoe, M. (1979). Catatan-catatan terhadap Hukum Adat Dewasa Ini. Surabaya: Airlangga University Press
  15. Muhammad, B. (2006). Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita
  16. Peil, M. (2012). Scholarly Writings as a Source of Law: A Survey of the Use of Doctrine by the International Court of Justice. Washington University in St. Louis Legal Studies Research Paper No. 12-07-03. Retrieved from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2115529
  17. Poespasari, E. D. (2013). Dinamika Penguasaan Tanah oleh Perempuan pada Masyarakat Batak Toba. Universitas Gadjah Mada
  18. Pradhani, S. I. (2019a). Dynamics of Adat Law Community Recognition: Struggle to Strengthen Legal Capacity. Mimbar Hukum, 31(2), 279–296. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/jmh/article/view/34032
  19. Pradhani, S. I. (2019b). The Dynamics of Adat and Christian in Mollo Indigenous Community. Yogyakarta
  20. Pradhani, S. I. (2020). Perspektif Pemikiran Hukum Barat dalam Penemuan Hukum Adat oleh Hakim: Studi Kasus Putusan Sengketa Tanah Adat di Pengadilan Negeri Muara Teweh, Padang, Makale, dan Painan. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 6(1), 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/jb.v6i1.420
  21. Pristiwiyanto, P. (2014). Staatsblad 1882 Nomor 152 Tonggak Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama. Jurnal Fikroh, 8(1)
  22. Putzel, L., Kelly, A. B., Cerutti, P. O., & Artati, Y. (2015). Formalization as Development in Land and Natural Resource Policy. Society & Natural Resources, 28(5), 453–472. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/08941920.2015.1014608
  23. Roqib, M. (2007). Harmoni dalam Budaya Jawa. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press
  24. Simarmata, R. (2009). Gejala Informalitas pada Tanah Garapan. Law Reform, 4(2), 39–60. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/lr.v4i2.697
  25. Simarmata, R. (2018). Pendekatan Positivistik dalam Studi Hukum Adat. Mimbar Hukum, 30(3), 465–489. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.37512
  26. Simarmata, R. (2019). The Enforceability of Formalized Customary Land Rights in Indonesia. Australian Journal of Asian Law, 19(2), 299–313. Retrieved from https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/ajal19&div=24&id=&page=
  27. Simarmata, R. (2021). Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Ulayat di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta
  28. Soepomo, S. (1962). Bab-Bab tentang Hukum Adat. Jakarta: Universitas Indonesia
  29. Soepomo, S. (2000). Bab-Bab tentang Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita
  30. Sudaryanto, A. (2009a). Pola Pewarisan di Kalangan Nelayan Desa Pandanganwetan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Mimbar Hukum, 21(1), 171–186. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16257
  31. Sudaryanto, A. (2009b). Praktik Bagi Hasil Perikanan di Kalangan Nelayan Pandangan Wetan, Rembang, Jawa Tengah. Mimbar Hukum, 21(3), 409–628. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16280
  32. Sudaryanto, A., & Riyanto, S. (2016). Eksistensi Delik Adat di Lingkungan Masyarakat Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Mimbar Hukum, 28(1), 46–60. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.15866
  33. Sudiyat, I. (1977). Masalah Hak Ulayat di Wilayah Bekas Karesidenan Madura. Yogyakarta
  34. Sudiyat, I. (1981). Hukum adat Sketsa Adat. Yogyakarta: Liberty
  35. Sulastriyono, S. (2009). Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Telaga Omang dan Ngloro Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul Yogyakarta. Mimbar Hukum, 21(2), 203–408. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16267
  36. Sulastriyono, S., & Aristya, S. D. F. (2012). Penerapan Norma dan Asas-Asas Hukum Adat dalam Praktik Peradilan Perdata. Mimbar Hukum, 24(1), 25–38. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jmh.16147
  37. Sulastriyono, S., & Pradhani, S. I. (2018). Pemikiran Hukum Adat Djojodigoeno dan Relevansinya Kini. Mimbar Hukum, 30(3), 449–464
  38. Suparman, E. (2005). Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW. Bandung: Refika Aditama
  39. Thalib, S. (1982). Receptio A Contrario. Jakarta: Bina Aksara
  40. Vollenhoven, C. V. (1981). Orientasi dalam Hukum Adat Indonesia. Jakarta: KITLV dan Djambatan
  41. Wignjodipoero, S. (1994). Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Hajimasagung

Last update:

  1. MODEL VICTIM OFFENDER MEDIATION DALAM PENYELESAIAN KORUPSI DENGAN KERUGIAN NEGARA KATEGORI RINGAN

    Ade Mahmud. Masalah-Masalah Hukum, 53 (1), 2024. doi: 10.14710/mmh.53.1.2024.35-44

Last update: 2025-06-28 04:03:07

No citation recorded.