skip to main content

Gerakan Politik Kewargaan: Komunitas Rumah Baca Aksara (RBA) di Ruteng-Manggarai

Lembaga Terranusa Indonesia, Jakarta Selatan, DKI Jakarta , Indonesia

Open Access Copyright (c) 2024 Politika: Jurnal Ilmu Politik under https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Tulisan ini hendak menguraikan gerakan komunitas Rumah Baca Aksara (RBA) di Kabupaten Manggarai dalam bingkai politik kewargaan. Dengan melacak pelbagai rangkaian aktivitas, eksperesi dan tindakan, tulisan ini menjelaskan tiga aspek penting dari gerakan komunitas RBA. Pertama, gerakan komunitas RBA menjadi oase bagi politik kewargaan di Manggarai, karena hadir di tengah melemahnya elemen-elemen gerakan dalam mengisi ruang demokrasi dan juga efek bekerjanya wacana pendisplinan pada warga negara. Kedua, melalui keterhubungan gerakan (movement linkage) dengan kolaborasi lintas komunitas muda lokal dan lembaga-lembaga sosial nasional, telah membentuk solidaritas dan kolektivitas bagi gerakan dalam merespons ragam isu pada aras lokal. Ketiga, dengan adanya solidaritas dan kolektivitas, maka gerakan komunitas RBA menjadi sinyal terbentuknya subyek politik di mana komunitas RBA setidaknya bisa menjadi artikulasi bagi gerakan komunitas muda di Manggarai yang sudah terjalin melalui keterkaitan gerakan.

Fulltext View|Download
Keywords: Politik Kewargaan; Komunitas RBA; Solidaritas dan Kolektivitas; Subyek Politik

Article Metrics:

  1. Awali Rizki & Nasyith Majidi. (2008). Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia. E Publishing Company
  2. Ben Okri. (1997). A Way of Being Free. Phoenix House
  3. David Howarth. 1998. Discourse Theory and Political Analysis. et. Elinor Scarbrough & Eric Tanenbaum. (Eds). “Research Strategies in Social Science: A Guide to New Approaches.” Oxford: Oxford University Press. 1998
  4. David Howarth & Yanis Stavrakakis. (2000). Introducing discourse theory and political analysis. et. David Howarth, Alleta J Norval and Yanis Stavrakakis. (Eds). “Discourse Theory and Political Analysis, Identities, Hegemonies and Social Change.” Manchester University Press. 2000
  5. Derrida Jacques. Writing and Difference. (Terj). The University of Cichago Press. 1978
  6. Djalong Frans. (2011). Kairos dan Developmentalisme: Politik Wacana Patronase di Manggarai. Tesis, Universitas Gaja Mada
  7. Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe (1985). Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. London: Verso
  8. Francis Cody. (2013). The Light of Knowledge: Literacy Aktivism and the Politics of Writing in South India. Cornell University Press
  9. Gunawan Wibisono & Drajat Tri Kartono. (2016). Gerakan Sosial Baru pada Musik: Studi Etnografi pada Band Navicula. Jurnal Analisa Sosiologi
  10. Harry Wibowo. (2023). Musik, Politik dan Demokrasi. et. “Musik, Demokrasi dan Perubahan Sosial.” Prisma. 42. No. 03. 2023
  11. Ignas Kleden. (2009). Seni dan Civil Society (Dengan Referensi Khusus kepada Penyair Rendra). Pidato Kebudayaan yang disampaikan di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). 10 November 2009
  12. Isin, E, F & Neilsen M, G. (2008). Introduction. et. Acts of Citizenship. Zed Books. London & New York
  13. Isin, E, F. (2008). Theorizing Acts of Citizenship. et. Acts of Citizenship. Zed Books. London & New York
  14. Isin E, F. (2012). Citizens Without Frontiers. Bloomsbury Academic
  15. Juru J. Ignasius. (2016). Multitude Warga Negara Aktivis: Politik Kewargaan Gerakan Baku Peduli. Tesis. Fisipol UGM
  16. Juru, I. J. (2012). Dislokasi Wacana Kewarganegaraan Melampaui Liberalisme Menuju Wacana Agonistik. Research Center for Politics and Governance (Polgov) UGM
  17. Kristian Stokke. (2018). Politik Kewargaan: Kerangka Analisis. et. Politik Kewargaan di Indonesia. (Terj). Yayasan Pustaka Obor Indonesia, bekerja sama dengan, PolGov Fisipol UGM dan Universitas Oslo, Norwegia. Jakarta 2018
  18. Lukman Solihin. (2019). Gemar Membaca Terampil Menulis: Transformasi Gerakan Komunitas Literasi di Indonesia. Tanda Baca
  19. Maribeth Erb. (2005). Shaping a ‘New Manggarai’: Struggles Over Culture and Tradition in an Eastern Indonesian Regency. Asia Pacific Viewpoint, Vol. 46, No. 3, December 2005
  20. Marianne W. J. & Louise J. P. Analisis Wacana, Teori Dan Metode. Terjemahan: Pustaka Pelajar. 2007
  21. Melanie White. (2008). Can an Act of Citizenship Be Creative? et. Isin, E, F & Neilsen M, G. (Eds). “Acts of Citizenship.” Zed Books. London & New York
  22. Michel Foucault. (1973). Discipline and Punish: The Birth of The Prison. (Terj). London: Penguin Books. 1991
  23. Mohammad Rizky Sasono. (2023). Dimensi Politis di Skena Musik Independen (Indie). et. “Musik, Demokrasi dan Perubahan Sosial.” Prisma. 42. No. 03. 2023
  24. Mouffe Chantal. (2000). The Democratic Paradox. London. Verso
  25. Mouffe Chantal. (2018). For a Left Populism. (Terj). Populisme Kiri. Penerbit Antinomi. Edisi I: 2020 (e-book)
  26. Purwo Santoso. 2015. Transformasi Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Menggeluti Kesenjangan Dan Perubahan Sosial. Disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional XI. 2015
  27. Robertus Robet & Hendrik Boli Tobi. (2014). Gagasan Manusia Indonesia dan Politik Kewargaan Indonesia Kontemporer. et. “Pengantar Sosiologi Kewarganegaraan: Dari Marx sampai Agamben.” Marjin Kiri
  28. Tod Jones. (2015). Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia, Kebijakan Budaya selama Abad ke-20 hingga Reformasi. (Terj). Yayasan Pustaka Obor. Indonesia
  29. Vegitya Ramadhani Putri. (2012). Denizenship, Kontestasi dan Hibridasi Ideologi di Indonesia. PolGov UGM. 2012
  30. Wenty Marina Minza, dkk. (2018). Gerakan Pemuda dan Politik Pengakuan dan Redistribusi. et. “Politik Kewargaan di Indonesia.” (Terj). Yayasan Pustaka Obor Indonesia bekerja sama dengan PolGov Fisipol UGM dan Oslo University
  31. Floresa.co. (2014). Kongres Pemuda Manggarai Raya: Sebuah Latar Belakang. https://floresa.co/2014/07/20/kongres-pemuda-manggarai-raya-sebuah-latar-belakang/

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-05-20 08:21:59

No citation recorded.