skip to main content

Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang Penataan Ruang di Era Pandemi Covid-19 Menggunakan Metode E-Learning Dan Blended Learning

*Deni Santo  -  Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ATR/BPN, Indonesia
Bambang Gunawan  -  Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ATR/BPN, Indonesia
Kariyono Kariyono  -  Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ATR/BPN, Indonesia
Toto Hernawo  -  Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ATR/BPN, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Sampai dengan Agustus 2020 RDTR yang telah ditetapkan sebanyak 67 RDTR dari total kebutuhan kurang lebih 2.000 RDTR. Untuk mencapai target penyelesaian RDTR tersebut dibutuhkan kurang lebih 8.000 Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu memahami dan/atau mampu menyusun RDTR. Percepatan penyusunan RDTR, salah satu strateginya adalah dengan penetapan standar kompetensi penyusun RDTR melalui sertifikasi keahlian SDM. Dalam era pandemi Covid-19 ini tidak membatasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk terus meningkatkan kapasitas SDM di bidang penataan ruang baik dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, akademisi, maupun praktisi agar mampu memahami dan menyusun produk Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang berkualitas dan tepat waktu dengan mengikuti Pelatihan Dasar penyusun RDTR tingkat dasar yang telah menggunakan metode e-learning dan RDTR Menengah metode blended learning (gabungan e-learning dan tatap muka/distance learning). Keunggulan kedua metode tersebut adalah peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan tanpa meninggalkan pekerjaannya, waktu pelatihan yang fleksibel namun tetap terjadwal untuk jangka waktu pelaksanaan, sinkronus, serta uji kompetensinya dan menghemat anggaran karena peserta tidak perlu datang ke lokasi pelatihan. Tujuan pelatihan RDTR tingkat dasar, peserta akan dilatih memahami muatan dan prosedur penyusunan RDTR  sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan tujuan pelatihan RDTR tingkat menengah, peserta diharapkan mampu menyusun konsep RDTR dengan baik dan benar sehingga dapat membantu percepatan penyelesaian RDTR Kabupaten/Kota dari masing-masing peserta. Tingkat kelulusan pelatihan RDTR Tingkat Dasar tahun 2019 3,5 %, Angkatan I tahun 2020  77,8% dan angkatan II tahun 2020 70,4%. Tingkat kelulusan pelatihan RDTR Tingkat Menengah tahun 2019 adalah 100% dan tahun 2019 adalah 95%. Dalam rangka peningkatan SDM bidang penataan ruang, selain dengan pelatihan, Direktorat Jenderal Tata Ruang dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi  dalam mendukung program magang kampus merdeka. Hasil dari program kampus merdeka tersebut diharapkan dapat membantu percepatan penyelesaian penyusunan RDTR dan memberikan rekomendasi ke dinas terkait (sesuai dengan fokusan magang) untuk dapat memanfaatkan mahasiswa di kegiatan penataan ruang hingga pemberdayaan mahasiswa dalam penyusunan RDTR.

Fulltext View|Download
Keywords: pengembangan kompetensi; SDM penataan ruang; Covid-19; e-learning; blended learning

Article Metrics:

  1. Aditya, Trias .(2019). A Blended Learning Course Design in Fit for Purposes’ Cadastral Survey. Application 2019 Aubrey Barker Fund/FIG Foundation Course Development Grant
  2. Direktorat Jenderal Tata Tata Ruang. (2020). Rancangan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2020-2024
  3. Direktorat Jenderal Tata Tata Ruang. (2020). Fasilitasi Administrasi Kerja Sama Di Lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang
  4. International Association for K-12 Online Learning (iNACOL). (2015). “Blended Learning : The Evolution of Online dan Face-to-Face Education from 2008-2015”
  5. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. (2020). Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang Tahun 2020-2024
  6. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.(2015). Kajian Penyusunan Materi Teknis Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan
  7. Kerres, M., De Witt, C. (2003). A Didactical Framework For The Design Of Blended Learning Arrangements. Journal Of Educational Media, 28(2/3): 101–113
  8. Kusmana, Ade.(2011). E-Learning Dalam Pembelajaran. Lentera Pendidikan, Vol. 14 No. 1 Juni 2011: 35-5
  9. Oliver. M, Trigwell. K. (2005). Can ‘Blended Learning’ Be Redeemed?. Journal E- Learning, Vol. 2, Number 1 : 17-26
  10. Singh, H. (2003). Building effective blended learning Programs. Issue of Educational Technology, Volume 43, Number 6 : 51-54
  11. Thorne, K.(2005). Blended Learning:How to Integrate Online and Traditional Learning. London Kogan Page
  12. University of Western Sydney. (2013). Fundamentals of Blended Learning
  13. Vernadakis, N., Giannousi, M., Derri, V., Michalopoulos, M., & Kioumourtzoglou, E. (2012).The impact of blended and traditional instruction in students performance. Procedia Technology 1, pp. 439-443
  14. Whitelock, D., Jelfs, A.(2003). Editorial: Journal of Educational Media Special Issue on Blended Learning. Journal of Educational Media vol 28: 99-100

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 04:20:39

No citation recorded.